Ternyata bercakap-cakap atau ngobrol itu ada ilmunya juga. Semua orang pasti bisa ngobrol, akan tetapi untuk menjadi teman bicara yang asyik dan cepat klik dengan orang lain tentu saja musti dipelajari.
Silahkan langsung simak materinya (dalam bentuk video) di bawah ini:
Berikut juga saya berikan transkrip beberapa poin kunci yang saya sampaikan di video
Faktor kunci dalam menjadi teman bicara yang asyik adalah:
Don’t try to be interesting, but be interested in people – Dale Carnegie –
Dan inilah hal-hal yang anda butuhkan untuk mewujudkan quote di atas :
Dua tipe pertanyaan yang ada:
Dalam bertanya berusahalah untuk menggali lebih dalam untuk lebih mengetahui lawan bicara anda.
Jikalau anda kebingungan pertanyaan apa yang harus anda tanyakan, anda bisa menggunakan teknik pertanyaan parafrase. Teknik ini bisa anda lakukan dengan mengulangi kalimat terakhir dari lawan bicara dengan diberi nada tanya.
Dalam percakapan juga dibutuhkan keseimbangan, ada saatnya anda juga harus membuka diri supaya bisa lebih dekat dengan lawan bicara anda. Dua tips untuk melakukannya:
Karena untuk lebih dekat dengan seseorang anda harus meningkatkan level pembicaraan anda. Anda bisa saja menghabiskan waktu berjam-jam dengan seseorang, akan tetapi jika level pembicaraan anda tidak naik. Jika hal ini terjadi maka anda pun tetap susah menjadi lebih dekat.
Phatic adalah tingkatan pembicaraan yang paling rendah. Pembicaraan di tingkat ini lebih karena suatu etiket atau keharusan saja. Berikut adalah contoh-contoh percakapan yang ada di level phatic:
Deni : Halo Santi! Bagaimana kabarnya?
Santi: Ohh.. Halo Deni! Kabar baik, lama ya tidak ketemu. Kamu sendiri bagaimana kabarnya?
Deni: Kabar baik juga nih.. Sedang apa di sini?
Santi: Sedang belanja saja bersama keluarga. Okay saya duluan dulu ya! Agak buru-buru nih.
Deni: Okay Santi! Sampai ketemu lain waktu!
Pembicaraan singkat di atas terjadi di level phatic, secara umum tidak ada peningkatan hubungan atau relasi yang berarti. Akan tetapi pembicaraan ini dibutuhkan untuk tetap menjaga relasi.
Anda bisa bayangkan jika Si Deni dalam contoh di atas bertemu dengan Santi akan tetapi tidak berkata apa-apa. Bisa-bisa si Santi langsung berprasangka “Si Deni itu sombong banget! Ketemu sama sekali tidak mau menyapa, pasti mentang – mentang sekarang sudah sukses nggak mau lagi menyapa kita-kita” (di sini mulai muncul persepsi yang tidak-tidak)
Jikalau Anda bertemu dengan seseorang yang Anda kenal sudah menjadi etiket untuk saling menyapa, paling tidak Anda hanya berkata “Hai” atau menyebut nama yang bersangkutan. Sekali lagi hal ini memang tidak akan meningkatkan relasi akan tetapi hanya menjaga supaya relasi Anda tidak rusak.
Factual adalah tingkat pembicaraan di mana kita saling bertukar data dan informasi. Yang dimaksud data adalah sebuah informasi yang sudah ada, Anda tidak perlu berpikir panjang lebar lagi.
Supaya lebih jelas berikut adalah contoh pernyataan dan pertanyaan dalam level factual:
Contoh dalam bentuk pertanyaan:
Contoh dalam bentuk pernyataan:
Bisa Anda cermati bahwa dalam contoh di atas, yang disampaikan adalah sebatas data dan informasi yang sudah ada. Ketika menyampaikannya Anda tinggal mengingat saja karena memang datanya sudah ada tersimpan. Ketika pembicaraan berlangsung di level ini, Anda akan mulai mengetahui lebih banyak informasi tentang lawan bicara Anda.
Hal yang sering terjadi adalah, biasanya relasi tidak berkembang karena pembicaraan hanya berhenti di level ini saja, tidak naik ke level berikutnya. Kedua orang terlibat dalam pembicaraan sekian lama akan tetapi masih sebatas hanya bertukar data dan informasi saja.
Contoh yang sering terjadi adalah ketika sedang melakukan pendekatan ke lawan jenis. Memang sih sering telepon, akan tetapi setiap telepon pertanyaannya hanya “Sudah makan belum?”, “Makan apa?”, “Setelah ini mau ngapain?” dst yang diulang – ulang.
Haha.. Ya pantas saja level hubungannya tidak berkembang lebih lanjut. Supaya hubungan berkembang Anda harus meningkatkan pembicaraan ke level berikutnya (yang akan kita bahas setelah ini).
Evaluative adalah tingkat pembicaraan di mana kita memberi atau bertanya tentang opini dan pendapat. Tingkatan ini lebih tinggi dari faktual, karena ketika Anda memberi atau bertanya opini maka lawan bicara harus berpikir terlebih dahulu. Berikut adalah contoh pembicaraan dalam level evaluative:
Contoh dalam bentuk pertanyaan:
Contoh dalam bentuk pernyataan
Ketika seseorang memberikan opini atau pendapatnya maka dia harus berpikir terlebih dahulu, berbeda dengan ketika hanya bertukar data pada level factual. Mengutarakan opini atau pendapat juga mulai menimbulkan resiko walaupun relatif kecil.
Misalnya saja ketika Anda mengatakan bahwa Anda tidak suka dengan film A dan ternyata lawan bicara Anda menyukainya. Contoh lain ketika Anda berpendapat kuliah dari Pak Dosen A kurang menarik dan ternyata teman Anda justru menyukainya.
Gut level adalah tingkat pembicaraan di mana hal-hal yang dibicarakan atau diungkapkan sudah berhubungan dengan perasaan. Topik pembicaraan yang dibahas juga sudah mulai bersifat lebih pribadi.
Berikut adalah contoh-contohnya:
Contoh dalam bentuk pertanyaan:
Contoh dalam bentuk pernyataan
Anda bisa cermati dari contoh-contoh di atas bahwa apa yang ditanyakan atau dibagikan sifatnya berhubungan dengan perasaan atau emosi seseorang, misalnya gembira, sedih, marah, kecewa dst.
Jikalau Anda ingin hubungan Anda lebih dekat lagi dengan orang lain maka Anda juga harus memberanikan diri untuk membuka diri dan berbicara tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan perasaan.
Peak level adalah level tertinggi di dalam sebuah pembicaraan, di tingkatan ini orang mulai saling membicarakan tentang perasaan terdalam mereka. Yang jelas-jelas membedakan peak level ini dengan tingkat-tingkat sebelumnya adalah topik pembicaraan yang dibahas.
Berikut adalah contoh-contoh pembicaraan di peak level:
Bisa Anda cermati dari dua contoh di atas bahwa topik pembicaraan tersebut tidak akan mungkin dibicarakan dengan seseorang yang baru saja Anda kenal. Beberapa contoh topik yang termasuk pribadi adalah mengenai keluarga, pasangan hidup, impian, keuangan dst.
Hanya dengan seseorang yang benar-benar dekat Anda baru akan bisa membicarakan hal-hal yang ada di atas. Jajaki dan ketahui jugalah kapan Anda bisa benar-benar masuk dan mulai membahas topik-topik pembicaraan yang ada di peak level ini. Karena jikalau Anda terlalu cepat melangkah, lawan bicara bisa malahan merasa tidak nyaman.
Jadi itulah tadi lima tingkatan pembicaraan yang perlu Anda ketahui. Inti dari pembahasan lima tingkat pembicaraan ini adalah jika Anda ingin relasi Anda meningkat dan bertambah dekat maka yang harus Anda lakukan adalah secara bertahap mulai meningkatkan level pembicaraan.
Hal yang sering terjadi adalah orang masih berkutat di level factual saja, mereka menghabiskan sekian banyak waktu akan tetapi tidak mengetahui apa yang harus dilakukan berikutnya. Dengan mengetahui tips-tips yang sudah Anda pelajari tentunya sekarang ini Anda sudah mengetahui apa yang harus Anda lakukan berikutnya.