4 Situasi Presentasi Paling Menantang yang Pernah Saya Hadapi

By David Pranata | Tips Presentasi

Dec 19

Setiap audiens adalah berbeda. Mereka memiliki keunikan, pengalaman dan tantangannya tersendiri. Berikut adalah 4 situasi presentasi yang paling menantang yang pernah saya alami plus pembelajarannya untuk anda.

audience

Menghadapi tipe-tipe audiens yang berbeda jelas menarik dan menimbulkan kesan sendiri-sendiri. Selain memperkaya pengalaman juga bisa menjadi sebuah cerita menarik. Berikut adalah pengalaman pribadi saya menghadapi situasi presentasi dan audiens yang bervariasi:

1) Berpresentasi di hadapan business owner

Suatu saat saya diminta untuk mengisi sebuah acara customer gathering di sebuah perusahaan. Saya mengiyakan dengan gembira bercampur nevous, mayoritas audiensnya adalah pemilik bisnis. Tentunya mereka adalah orang-orang dengan tingkat pengetahuan yang tinggi, sarat pengalaman dan kritis dalam menghadapi sesuatu.

Untuk presentasi yang satu ini saya benar-benar ekstra persiapan, bahkan saya bela-belain mengadakan survei dan riset terlebih dahulu. Jangan sampai nanti di sesi presentasi saya ditanya dan mati kutu karena kurang persiapan.

Walaupun sudah ekstra persiapan, sebelum acara dimulai tetap saja nervousnya bukan main, perut mual bahkan saya sama sekali tidak bisa makan.

Ternyata setelah maju ke depan dan memberikan sesi, tanggapan audiens sangatlah baik. Mereka sangat terbuka dan bahkan saling mensharingkan pengalaman mereka. Selain persiapan ekstra, saya kira satu kunci keberhasilan saya adalah mengapresiasi dan mengajak audiens untuk juga ikut berpartisipasi dan menyumbangkan pengalaman mereka.

Lesson #1
Libatkan audiens anda, mereka juga ingin didengar

2) Berpresentasi di depan organisasi keagamaan

Suatu hari teman saya menelepon dan bertanya apakah saya bisa mengisi materi tentang teknik public speaking di sebuah organisasi keagamaan tempat dia bergabung. Dia berkata bahwa sering mereka masih mengalami kendala ketika harus berbicara di depan umum. Tanpa keraguan saya pun langsung mengiyakan.

Dan anda bisa bayangkan betapa terkejutnya saya ketika judul topik yang diberikan untuk sesi saya adalah “Bagaimana Cara Membawakan Firman, Sabda Tuhan dan Kesaksian di Depan Umum” @_@. Seumur-umur saya belum pernah yang namanya memberi kotbah.

Akan tetapi saya menyadari bahwa prinsip public speaking tetaplah berlaku universal. Dengan konteks yang berbeda mungkin ada satu dua penyesuaian, akan tetapi skill dan prinsip dasarnya tetap sama. Teknik presentasi yang ada pelajari bisa diterapkan di dalam berbagai konteks yang berbeda misalnya mengajar, presentasi bisnis, berkotbah, berkampanye atau bahkan ketika anda memberikan pidato di hari pernikahan anda.

Jadi akhirnya sesi di organisasi keagamaan ini juga berjalan lancar. Halleluya! Saya mengajarkan prinsip public speaking dan tinggal menyesuaikan di konteks yang berlaku (contoh-contoh yang diberikan, penggunaan kata-kata dst).

Lesson #2
Pelajari prinsipnya, sesuaikan dengan konteksnya

3) Berpresentasi di pondok pesantren

Saya juga pernah diundang untuk berpresentasi di sebuah pondok pesantren 🙂 Waktu itu memberikan seminar tentang “Bagaimana Menjadi Pribadi Menarik Melalui Komunikasi”. Seminarnya sendiri direncanakan akan dihadiri oleh sekitar 200 orang.

Bayangan saya di awal adalah saya bakal cukup sulit untuk mengajak audiens untuk berinteraksi dan aktif. Mengapa? karena mungkin mereka sangat religius dan bakal duduk diam tenang mendengar selama presentasi akan tetapi malu-malu untuk menjawab atau bertanya. Lebih-lebih lagi dengan jumlah audiens sekitar 200 orang.

Apa yang terjadi? Ternyata seminar ini malahan menjadi salah satu sesi paling interaktif dan aktif sepanjang sejarah saya memberikan presentasi. Peserta begitu antusias merespon dan bahkan sesi tanya jawab banyak yang tidak kebagian giliran bertanya karena waktu sudah habis.

Hal yang saya pelajari dari pengalaman ini adalah:

Lesson #3
Anda selalu saja bisa salah sangka

4) Berpresentasi di depan calon-calon pramugari

Saya pernah memberikan pelatihan presentasi di sekolah calon-calon pramugari. Jadi anda bisa bayangkan situasinya bukan?

Audiens terdiri dari 90% perempuan, tinggi, cantik, berseragam rapi lengkap dengan rok di atas lutut. Dan selama memberi sesi saya susah berkonsentrasi.

Jadi pelajaran apa yang yang bisa ditangkap dari sesi yang satu ini? Hmm… rasanya ini deh:

Lesson #4
Be Happy and enjoy the moment 🙂

Itulah tadi pengalaman-pengalaman unik saya dengan tipe-tipe audiens yang berbeda. Semoga anda juga bisa belajar darinya dan mendapat manfaat. Saya akan lengkapi juga artikel ini dengan link ke artikel-artikel saya terdahulu yang membahas bagaimana menghadapi beberapa tipe audiens yang berbeda:

Pertanyaan: “Pernahkah anda menghadapi audiens atau situasi unik ketika berpresentasi?” Sharingkan pengalaman anda pada kolom komentar yang ada di bawah

Follow

About the Author

Halo, Saya David Pranata seorang trainer dan writer. Harapan saya adalah blog ini mampu menbantu Anda mengkomunikasikan keinginan, kebutuhan dan perasaan dengan jelas dan percaya diri - "Speak & Express What Matter Most"

(3) comments

Add Your Reply