A Sky Full of Ghosts

By David Pranata | Inspirasi

Jul 02

Seeing is not believing. Kadang indera kita bisa mengelabui kita. Apa yang kita lihat belum tentu seperti itu adanya. Penasaran apa maksudnya? Simak artikel berikut ya!

Asal Mula Ceritanya

Beberapa hari yang lalu, seperti biasa saya datang mengikuti pertemuan Toastmasters di klub saya, Surabaya Toastmasters Club.

Notes: Bagi Anda yang tertarik ingin tahu seperti apa klubnya bisa nanti cek sekilas info di bagian bawah artikel ini.

Dalam meeting tersebut saya berkesempatan untuk membawakan sebuah speech. Kalau di Toastmasters, topik yang dibawakan bebas jadi saya bisa bereksplorasi membawakan topik di luar topik yang sering saya bawakan.

Nah, daripada dibawakan sekali saja terus tidak kedengaran lagi speechnya, lebih baik saya sharingkan juga melalui artikel di blog ini. Jadi ini dia speech saya waktu itu (sudah saya translate ke Bahasa Indonesia).

Hayoo.. dari judulnya coba tebak kira – kira di topik apa speech saya berikut ini.

A Sky Full of Ghosts

Di malam hari, cobalah lihat ke atas langit. Apa yang Anda lihat? Sekian banyak bintang? Mungkin itu yang Anda lihat, tapi bisa jadi yang Anda lihat bukanlah bintang, melainkan hantu.

Okay, sebelum Anda menjadi ketakutan dan berpikir “Topik apa ini kok aneh banget dan kesannya mistis?” Saya ceritakan dulu satu cerita berikut untuk memberi pencerahan.

Waktu itu tahun 1802 malam hari, seorang ilmuwan dan astronomer, William Herschel sedang berjalan menyusuri pantai bersama dengan anaknya yang berusia 10 tahun, John Herschel.

John bertanya pada ayahnya “Ayah apakah kamu percaya akan hantu?” Tanpa ragu, William pun menjawab “Tentu saja, Ayah percaya”

Di sinilah John langsung terkesima, bagaimana mungkin ayahnya yang seorang ilmuwan dan sangat rasional bisa percaya pada hantu.

Menyadari pandangan anaknya yang terlihat kaget, William pun tersenyum dan lanjut berkata “Nak, yang Ayah percaya bukanlah hantu seperti yang dimaksud kebanyakan orang. Bukan.. bukan hantu yang itu”

Tidak lama kemudian William lanjut menambahkan “Coba Nak, lihatlah ke langit, maka kamu akan melihat hantu – hantu tersebut”

Inilah yang kira - kira dilihat John waktu itu

Inilah yang kira – kira dilihat John waktu itu

John pun tambah heran. Dia mendongak ke langit dan hanya melihat bintang – bintang bertebaran. “Hantu yang mana Ayah? Aku hanya melihat bintang – bintang. Apakah itu hantunya?”

William menjawab “Betul John. Tiap bintang yang ada di langit sama seperti matahari yang kita miliki. Mereka juga bersinar dan mengeluarkan cahaya. Dan cahaya bergerak sangat cepat, 300.000 km / detik. Mereka bergerak lebih cepat dari apapun yang ada di jagat raya ini.

Akan tetapi seberapa pun cepat cahaya bergerak, masih tetap butuh waktu supaya bisa mencapai bumi kita ini.”

“Coba John, lihat bintang yang satu itu. Namanya adalah Proxima Centauri, itu adalah bintang paling dekat dari tata surya kita. Jaraknya sekitar 4 tahun cahaya”

Artinya cahaya membutuhkan waktu 4 tahun perjalanan dari Proxima Centauri untuk sampai ke mata kita. Jadi sebenarnya ketika kita melihat Proxima Centauri, yang kita lihat bukanlah kondisinya sekarang, melainkan kondisinya 4 tahun yang lalu.

Dan coba lihatlah bulan, jaraknya dari bumi sekitar 380.000 km. Kurang lebih sekitar 1 detik cahaya. Jadi ketika kita melihat bulan, sebenarnya kita melihat 1 detik ke masa lalu.

Dan juga lihatlah matahari, jaraknya dari bumi kurang lebih 8 menit cahaya. Jadi ketika kita melihat matahari, sebenarnya kita melihat 8 menit ke masa lalu.

Dan bintang – bintang yang lain jaraknya sangatlah jauh dari bumi. Bisa dibutuhkan ratusan, ribuan, jutaan bahkan milyaran tahun sebelum cahaya mereka sampai ke bumi. Sebagai contoh bintang terjauh yang bisa dideteksi oleh NASA adalah Ikarus, jaraknya 9 milyar tahun cahaya dari bumi.

Di saat cahaya mereka sampai ke mata kita, bisa jadi sebenarnya bintang tersebut sudah mati. Karena bintang tidak bersinar selamanya, mereka juga memiliki umur.

Fakta tentang bintang

Bintang menghasilkan energi dan mengeluarkan cahaya karena reaksi fusi hidrogen. Hidrogen sebagai bahan bakar utama akan bergabung dengan atom hidrogen lain menghasilkan helium.

Suatu saat jika semua hidrogen sudah berubah menjadi helium atau dengan kata lain semua bahan bakar sudah digunakan, maka helium lah yang akan ganti mengalami reaksi fusi menjadi unsur -unsur lain yang lebih berat.

Reaksi fusi helium ini membutuhkan dan menghasilkan energi yang jauh lebih besar, oleh karena itu bintang akan mengembang besar (maka disebut red giant). Hal ini akan berlangsung terus sampai suatu saat bintang bisa meledak (disebut super nova) atau bisa juga mereka mulai meredup.

Secara singkat ketika bahan bakar hidrogen yang dimiliki bintang mulai habis mereka akhirnya mulai meredup atau bahkan meledak dan mati.

Untuk bintang – bintang tersebut sebenarnya yang kita lihat adalah hantu saja. Kita melihat cahaya mereka, akan tetapi bintangnya sendiri sudah lama tidak ada. Oleh karena itu sebenarnya tiap kali Anda melihat ke langit sebenarnya Anda melihat “A Sky Full of Ghosts”

John sangat takjub dan terinspirasi mendengar cerita ayahnya itu. Sejak saat itu tiap malam dia menemani ayahnya melihat dengan teleskop ke angkasa. Baginya teleskop adalah mesin waktu bisa membawa dia ke masa lalu.

John Herschel (1792 – 1871)

John akhirnya mengikuti jejak ayahnya menjadi ilmuwan dan astronomer. Momen bersama ayahnya di tepi pantai itu menjadi momen yang tidak terlupakan oleh dia. Mungkin itulah juga alasan mengapa John akhirnya mencari cara lain untuk menyimpan dan mengenang masa lalu.

John Herschel akhirnya menemukan cara lain untuk mengabadikan waktu. Sebuah cara untuk menyimpan cahaya dan memori. Tanpa jasa dari John Herschel, Anda tidak akan bisa:

  • Mengetahui atau mengingat wajah leluhur Anda
  • Mengenang liburan Anda yang sudah beberapa tahun lewat
  • Melakukan selfie atau we-fie

Yup betul sekali, John adalah orang yang menemukan dan yang pertama kali mencetuskan istilah FOTOGRAFI.

Sumber riset dari artikel ini: Docuseries Cosmos – A Spacetime Odyssey & Wikipedia

Tertarik dengan Toastmasters?

Toastmasters adalah sebuah klub di mana kita bisa belajar komunikasi dan kepemimpinan. Mayoritas klub yang ada menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, sehingga banyak orang juga memanfaatkan Toastmasters untuk berlatih bahasa Inggris.

Untuk info lebih detil tentang klub ini Anda bisa cek artikel ini saya berikut ini. Bisa juga langsung melalui website utama mereka di toastmasters.org

Atau jika Anda bertempat tinggal di Surabaya, sekaligus ingin ketemu dan bersama – sama belajar dengan saya bisa mengunjungi klub saya di Surabaya Toastmasters Club 🙂 Meetingnya tiap Rabu malam minggu pertama dan ketiga setiap bulannya (jam 7.00 – 9.00 malam).

Surabaya Toastmasters Club

Untuk update jadwal terkini dan kontak person yang bisa dihubungi (Surabaya Toastmasters), silahkan langsung cek di akun instagramnya di link berikut.

Follow

About the Author

Halo, Saya David Pranata seorang trainer dan writer. Harapan saya adalah blog ini mampu menbantu Anda mengkomunikasikan keinginan, kebutuhan dan perasaan dengan jelas dan percaya diri - "Speak & Express What Matter Most"