Pernahkah Anda mendengar konsep yang disebut dengan experiential learning? atau sering juga disebut dengan game based learning? Penasaran apa itu? Disimak artikelnya berikut ini ya!
(notes: pembahasan dan definisi ini saya buat dalam konteks dunia training / pendidikan informal)
Secara definisi experiential learning didefinisikan sebagai:
Process of learning through experience, and more specifically defined as “learning through reflection of doing”
Jadi artinya secara umum dalam Bahasa Indonesia adalah belajar melalui pengalaman. Seringkali pembelajaran didapat dari hasil refleksi ketika melakukan suatu tindakan.
Seperti yang kita ketahui sebenarnya ada berbagai macam cara untuk belajar, misalnya saja:
Nah, belajar menggunakan pendekatan experiential learning berarti peserta akan belajar langsung dari pengalaman (biasanya dalam bentuk sebuah game yang didesain khusus untuk pembelajaran tersebut). Jadi selama pembelajaran mereka tidak hanya duduk diam mendengarkan presentasi saja melainkan terlibat aktif dalam sebuah aktivitas.
Makna pembelajaran sendiri sering didapat pada saat proses debrief / refleksi (bisa terjadi di tengah atau di akhir game). Pada saat ini peserta mulai menganalisa dan merefleksikan apa yang mereka pikirkan dan lakukan selama bermain game tadi. Di sinilah sering timbul pencerahan yang munculnya dari dalam diri sendiri.
Satu quote yang bisa menggambarkan keefektifan metode pembelajaran dengan menggunakan experiential learning adalah:
How You Do Anything is How You Do Everything
Seringkali ketika bermain game, apa yang kita pikirkan dan lakukan saat itu mencerminkan juga cara kita berpikir dan bertindak dalam dunia nyata. Atau singkat kata, perilaku kita ketika bermain game = perilaku kita sesungguhnya
Oleh karena itu pembelajaran dengan experiential learning ini sangat cocok untuk merefleksikan cara berpikir dan bertindak kita selama ini.
Selain itu pembelajaran menggunakan experiential learning juga cocok digunakan untuk men-test pemahaman atau aplikasi sebuah konsep.
Ketika Anda mengajarkan sebuah konsep belum tentu peserta mengerti atau mampu menerapkan konsep tersebut. Dengan menggunakan game maka Anda bisa mentest pemahaman serta bagaimana peserta mengaplikasikan konsep tersebut secara praktek.
Nah, jadi itulah tadi scope, definisi dan mengapa pembelajaran menggunakan experiential learning bisa efektif. Berikut adalah cerita pribadi saya bagaiman mempelajari konsep ini.
Sudah satu tahun lebih ini saya bergabung dengan Frontier Training. Frontier Training adalah sebuah training company di mana saya belajar dan menuntut ilmu lebih lagi. Hehe.. seorang trainer pun harus tetap terus-menerus belajar biar tetap up to date.
Training company ini didirikan oleh Clinton Swaine, di mana dia adalah world #1 expert in experiential business training. Programnya sendiri sudah dijalankan di berbagai belahan dunia yaitu USA, UK, Australia dan Asia. Untuk region Asia sendiri biasanya diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia.
Ini dia foto saya bersama beberapa international member dari Frontier Family:
Apa yang unik dari Frontier Training ini? Seluruh pembelajarannya dikemas menggunakan pendekatan experiential learning. Jadi ketika menghadiri trainingnya, yang kita lakukan adalah bermain game. Pengalaman yang didapat sangatlah unik, berikut adalah beberapa contoh yang saya alami sendiri:
Yang jelas setelah ikut Frontier Training saya jadi belajar dan mengalami banyak hal mulai dari berdansa salsa, menari balet, melipat origami sampai dengan menjadi cheerleader, rocker dan tukang ramal 🙂
Berikut adalah beberapa foto – foto kegiatan yang sempat saya jepret:
Nah, jika Anda tertarik belajar langsung serta mendapat manfaat dari program Frontier. Ada berita gembiranya nih! Secara berkala Frontier Training mengadakan program “Play to Win” yang merupakan workshop tiga hari GRATIS. Iya betul gratis!
Untuk lokasi terdekat, biasanya diadakan di Kuala Lumpur atau di Singapore. Anda bisa cek sendiri detilnya di tombol berikut ini deh!
Cek Info Play to WinMungkin sampai di sini Anda masih belum memiliki bayangan seperti apa sih yang dimaksud dengan experiential learning. Supaya lebih jelas dan ada gambaran, berikut saya berikan dua contohnya.
Contoh pertama adalah sebuah pembelajaran melalui sebuah game yang relatif simple (sifatnya untuk mengasah skill), sedang contoh kedua adalah pembelajaran melalui game yang lebih kompleks.
Game election night ini tujuannya adalah untuk melatih para peserta menyusun dan membawakan sebuah presentasi persuasif.
Pendekatan tradisional dalam belajar presentasi persuasif adalah dengan memberikan tips, trik atau strategi kepada peserta melalui sebuah pemaparan / presentasi. Misalnya saja peserta diberikan tips – tips berikut:
Sebagai fasilitator, di awal Anda memberikan tips simple tentang seperti apa sebuah presentasi persuasif yang baik (cukup singkat saja). Setelah itu Anda bisa memberikan tugas kepada tiap peserta dengan menggunakan tema / skenario seperti contoh berikut.
Tiap peserta akan menjadi calon presiden yang akan menampilkan pidato kampanye. Mereka diberikan waktu untuk mempersiapkan dan menyuguhkan pidato mereka. Saat mereka tampil kurang lebih inilah setting yang ada:
Atau kurang lebih suasananya adalah seperti foto berikut ini:
Pendekatan menggunakan experiential learning tentu akan menimbulkan atmosfer dan pengalaman yang jauh luar biasa untuk para peserta. Pengalaman yang didapat ketika menyampaikan pidato kepresidenan tersebut tentu akan lebih membekas.
Game Primal Drive adalah game yang saya ciptakan sendiri (sambil nulis ini saya senyum – senyum bangga 🙂 ) yang mengajarkan bagaimana seseorang harus berkontribusi untuk kepentingan organisasi sambil di saat yang sama juga memenuhi kepentingan pribadinya.
Game ini sendiri cukup kompleks karena dalam satu game ada beberapa hal yang langsung diajarkan yaitu:
Sebenarnya gamenya cukup kompleks, saya akan deskripsikan secara singkat menggunakan tulisan berikut supaya Anda ada gambaran besar:
Ini dia foto waktu peserta sedang asyik produksi
Game ini sendiri sekarang menjadi hightlight dari training “Communication Made Easy” saya. Ketika game ini berlangsung, energi di ruangan sangatlah tinggi, bahkan peserta akan berlari – lari, berebutan, dan fokus produksi untuk memenuhi target produksi mereka.
Sharing dari para peserta tentang pembelajaran yang didapat setelah bermain game juga sangatlah luar biasa.
Ada peserta yang berkata bahwa di game itulah mereka pertama kali merasakah atmosfer berkolaborasi dan berkomunikasi secara intens dalam tim. Sesuatu yang setelah itu akan mereka bawa dan tularkan ketika kembali ke pekerjaan mereka.
Nah, saya harap dari dua contoh di atas Anda sudah mulai mendapat gambaran besar tentang bagaimana penerapan konsep experiential learning dalam mengajarkan sebuah konsep.
Akan tetapi memang untuk benar – benar merasakannya, paling pas adalah dengan mengalami sendiri secara langsung. Hehe.. namanya saja experiential learning (jadi mustinya memang harus dialami).
Sebagai sebuah metode pembelajaran tentu saja metode experiential learning ini ada keunggulan dan kelemahannya. Berdasar pengamatan saya pribadi berikut adalah keunggulan dan kelemahan metode ini:
Itu dia tadi konsep pembelajaran dengan menggunakan konsep experiential learning yang sekarang ini banyak saya terapkan dalam training – training yang saya bawakan. Melihat hasilnya sungguhlah positif, maka ke depannya saya akan lebih banyak lagi menciptakan game – game dalam training saya.
Harapan saya adalah suatu hari saya bisa bertemu dengan Anda untuk memainkan game – game dalam training yang saya adakan 🙂
Menurut Anda sendiri, bagaimanakah konsep experiential learning ini? Apakah ini sebuah konsep yang menjanjikan?
Tuliskan komentar atau mungkin pertanyaan yang Anda miliki di kolom komentar di bawah.