Ingin Menjadi Pribadi Berkarisma? Miliki Dua Faktor Berikut Ini!

By David Pranata | Tips Komunikasi

Aug 25

Banyak orang mengira karisma itu bawaan. Ternyata tidak. Anda juga bisa menjadi pribadi berkarisma dengan memiliki dua faktor berikut.

2 Faktor untuk Menjadi Pribadi Berkarisma

Apa Itu Karisma?

Saya ingin memulai tulisan ini dengan mengajukan dua pertanyaan ke Anda. Berikut adalah pertanyaan pertama:

Pertanyaan #1: Siapakah pribadi yang Anda pandang berkarisma?

Kebanyakan orang tidak kesulitan untuk menjawabnya dengan cepat. Biasanya mereka menjawab dengan menyebutkan entah itu:

  • Pimpinan negara (Pak Jokowi, Barack Obama)
  • Tokoh bisnis (Steve Jobs, Elon Musk)
  • Anggota keluarga yang dihormati atau disegani (ayah, ibu, paman dst)
  • Figur selebriti atau atlit olahraga dll

Dengan jelas dan mudah kita bisa mengidentifikasi siapa pribadi berkarisma. Sekarang lanjut ke pertanyaan kedua…

Pertanyaan #2: Apa yang membuat seseorang berkarisma?

Nah, pertanyaan kedua ini biasanya lebih susah dijawab. Orang masih kesulitan mengidentifikasikan faktor apa yang bisa membuat seseorang bisa disebut berkarisma.

Jadi kesimpulannya adalah kita tahu siapa pribadi berkarisma, tapi kesulitan mendefinisikannya. Jadi mari yuk, kita belajar sebetulnya apa saja faktor yang membentuk karisma.

Faktor Pembentuk Karisma

Menurut riset, ada dua faktor utama pembentuk karisma yaitu:

  • Warmth – secara mudah didefinisikan sebagai jawaban dari “Apakah orang ini bisa dipercaya?”
  • Competence – secara mudah didefinisikan sebagai jawaban dari “Apakah orang ini bisa diandalkan?” 

Berikut kita jabarkan lebih lanjut dua komponen pembentuk pribadi berkarisma di atas.

Warmth

Jika seseorang adalah pribadi yang tinggi di warmth, maka Anda akan melihat dia sebagai pribadi yang ramah, peduli dan positif. Dia akan sangat mudah disukai oleh orang lain. Ketika bertemu dengan dia, tampak jelas bahwa dia peduli dan bisa berempati dengan apa yang Anda alami.

Hanya saja sering orang yang hanya tinggi di warmth sering kesulitan berkata tidak dan menjaga batas. Keinginan untuk disukai orang mengalahkan kebutuhan untuk mendapatkan respek.

Competence

Jika seseorang adalah pribadi yang tinggi di competence, maka Anda akan melihat dia sebagai pribadi yang cakap, bisa diandalkan dan kompetitif. Orang lain akan respek dengan dia bahkan mampu mengikuti dia sebagai leader.

Hanya saja sering orang yang hanya tinggi di competence ini sering kesulitan untuk membangun relasi (building rapport) dengan orang lain. Beberapa dari mereka bahkan sulit diajak bekerjasama dalam tim. Competence yang tidak disertai warmth bahkan bisa membuat orang curiga dengan pribadi yang bersangkutan.

Jadi karakteristik seperti apakah yang disebut dengan pribadi berkarisma? Pribadi Berkarisma adalah mereka yang bisa menunjukkan gabungan dari warmth dan competence.

Pribadi Berkarisma = High Warmth & High Competence

Masalahnya adalah kebanyakan orang memiliki ketidakseimbangan di antara 2 faktor itu, sering hal ini akhirnya menyebabkan keterbatasan, potensi yang tidak maksimal atau bahkan miskomunikasi.

Berikut adalah contoh sederhana yang bisa mendeskripsikan apa yang terjadi jika ada ketidakseimbangan dari dua faktor pembentuk pribadi berkarisma.

Memilih Dokter

Misal saja.. misal yaa, Anda harus memilih dokter bedah untuk operasi yang harus Anda lalui. Dari hasil bertanya – tanya kesana kemari ada dua alternatif dokter yang akhirnya Anda jumpai.

  • Dokter A (high competence low warmth) Dokter ini terkenal karena keahlian dan kecakapannya, bahkan nama titelnya saja panjang sekali. Hanya saja saat konsultasi dia terkesan ketus, ngomong seadanya saja, bahkan Anda sempat dimarah – marahi. Intinya adalah dia sama sekali tidak komunikatif. Beberapa desas – desus malah mengatakan dokter ini orangnya komersil, suka menyarankan prosedur yang sebenarnya tidak perlu.
  • Dokter B (low competence high warmth) Dokter ini sangatlah komunikatif. Orangnya baik, sabar, setiap pertanyaan Anda dijawab dan dijelaskan dengan lengkap. Hanya saja saat operasi, Anda sempet mendengar dia bertanya ke suster “Eehhh.. ini yang musti dipotong bagian mana ya, rasanya dulu pas pelajaran ini saya nggak masuk kuliah” atau “Setelah ini langkah selanjutnya apa ya.. sebentar saya google dulu”

Hayoo.. pilih dokter yang mana? pasti bimbang kan (walau mungkin kebanyakan orang masih cenderung pilih Dokter A). Kalau bisa memilih tentunya Anda pasti ingin dokter yang selain kompeten juga komunikatif, atau dengan kata lain high warmth dan high competence.

Inilah pentingnya memiliki gabungan yang tepat di antara dua faktor pembentuk karisma.

Walaupun ilustrasi di atas rasanya jarang terjadi di dunia kedokteran (apalagi kedokteran bedah), akan tetapi saya yakin Anda pernah menemukannya dalam profesi – profesi lain. Setuju?

Bagan Zona Karisma

Untuk memetakan posisi warmth dan competence dalam zona karisma, berikut adalah grafik yang menunjukkan zona – zona charisma.

Zona karisma

Penjelasan singkat untuk masing – masing zona yang ada pada bagan di atas:

  • Charisma Zone (kanan atas) high warmth & high competence – inilah zona yang ingin kita tuju, menjadi pribadi berkarisma yang cakap serta komunikatif
  • Competent (kanan bawah) low warmth & high competence – ini adalah pribadi yang cakap dan pandai tapi kurang komunikatif atau susah diajak kerjasama
  • Warm (kiri atas) high warmth & low competence – ini adalah pribadi yang baik ramah tapi pekerjaan sering tidak beres atau banyak hal yang tidak bisa dia kerjakan (kerap juga disebut dengan istilah penggembira)
  • Danger zone (kiri bawah) low warmth & low competence – apa mau dikata kalau ketemu pribadi tipe ini, orangnya nyebelin atau arogan, sudah begitu kerjaan nggak ada yang beres.

Jadi kira – kira Anda sendiri sekarang berada di zona karisma yang mana?

Bonus Tips – Cues for Charisma

Anda bisa jadi adalah pribadi berkarisma yang memiliki high competence dan high warmth, akan tetapi jika Anda tidak mampu menunjukkan atau mengkomunikasikannya… bisa jadi orang tidak tahu dan tidak percaya.

Lalu bagaimana cara paling efektif untuk mengkomunikasikan karisma? yaitu dengan mengirimkan cue (sinyal sederhana melalui bahasa non verbal – bahasa tubuh, intonasi suara) yang sesuai. Berikut adalah contohnya:

  • Posisi telapak tangan ke atas (palm up) menandakan Anda terbuka dan bisa dipercaya. Ini adalah cue untuk warmth, menunjukkan Anda terbuka dan siap bekerja sama.
  • Posisi telapak tangan ke bawah (palm down) menandakan power dan dominasi. Ini adalah cue untuk competence, digunakan untuk memberi instruksi atau arahan. Itulah mengapa salam Nazi itu palm down bukan palm up.

Gestur palm up

Gestur palm down

Itulah satu contoh penerapan cue untuk mempertegas dan mengkomunikasikan pesan karisma yang ingin Anda sampaikan. Untuk contoh – contoh cue (baik untuk warmth dan competence) akan saya bahas pada artikel – artikel mendatang.

Jadi supaya tidak ketinggalan subscribe aja di blog ini (tinggal isikan saja nama dan email pada form di bawah). Tiap ada konten atau artikel baru Anda akan mendapat notifikasi di email.

Follow

About the Author

Halo, Saya David Pranata seorang trainer dan writer. Harapan saya adalah blog ini mampu menbantu Anda mengkomunikasikan keinginan, kebutuhan dan perasaan dengan jelas dan percaya diri - "Speak & Express What Matter Most"