Membaca adalah hobby utama saya. Kemanapun saya pergi Anda pasti menjumpai saya sambil membawa sebuah buku. Tapi mengapa seharusnya aktivitas ini menjadi hobby Anda juga? Simak komplitnya di artikel berikut.
Mengetahui hobby favorit saya ini tentunya Anda dengan mudah menebak tempat favorit yang sering saya kunjungi – apalagi kalau bukan toko buku 🙂 Saya sampai hafal lokasi – lokasi toko buku di Surabaya, mall apa saja yang ada toko buku-nya.
Kalaupun sedang berkunjung atau ada kontrak training di Jakarta, mall favorit yang saya kunjungi adalah Plaza Senayan. Ingin tahu mengapa? Karena di sana ada Kinokuniya (salah satu toko buku terbesar di Jakarta yang banyak menyediakan buku – buku import) 🙂
Tampaknya hobby ini juga menurun ke Gwen, anak saya. Sampai saat ini saya paling royal jika harus membelikan dia buku (hehe… dia sendiri juga sering minta dibelikan). Sampai saat ini koleksi bukunya sudah satu kotak besar.
Sering kali pula saya tanya ketika menjemput dia pulang sekolah “Gwen mau langsung pulang atau mau pergi jalan – jalan dulu?” Dia langsung menjawab “Mau jalan – jalan dulu ke toko buku”
Satu jawaban yang tentu saja saya tak kuasa menolaknya (karena saya juga kepingin)
Genre / jenis buku yang saya baca juga beraneka ragam macamnya. Saya senang membaca baik untuk memperdalam bidang yang saya geluti atau untuk mengetahui hal – hal baru yang sebelumnya tidak saya kenal.
Sebagai gambaran berikut adalah jenis – jenis genre buku yang biasa saya baca:
Biasanya saya membaca tiga jenis buku dalam satu kurun waktu yang bersamaan yaitu:
Tujuannya supaya bisa berganti – ganti ketika sedang jenuh membaca di satu topik. Adanya variasi ini juga membuat saya bisa menyesuaikan dengan keadaan, misal: malam sebelum tidur biasanya saya pilih buku yang ringan (sejarah / fiksi).
Nah, kelemahan metode ini adalah bawa bukunya jadi ribet apalagi kalau sedang travelling (terutama buku sejarah yang satu buku saja bisa sampai 900 halaman, hampir 1 kg sendiri). Untung untuk hal ini saya sudah menemukan solusi ampuhnya.
Apakah itu? Ini dia solusinya…
Saya memiliki sebuah gadget khusus untuk membaca buku (dalam format ebook) yaitu Amazon Kindle. Dengan gadget ini saya bisa menyimpan ratusan atau bahkan ribuan buku dalam satu tempat sehingga praktis untuk dibawa ke mana – mana.
Bagi yang masih penasaran apa sebenarnya kindle, berikut penjelasan singkatnya.
Q: Apa bedanya dengan baca di tablet atau handphone?
A: Teknologinya berbeda, kindle menggunakan teknologi e-ink sehingga tampilannya menyerupai kertas. Layarnya tidak memancarkan radiasi sehingga mata tidak capek walaupun baca dalam waktu lama. Plus baterainya awet banget, satu kali charge bisa tahan 2 – 3 minggu.
Q: Apa keuntungannya jika dibanding buku biasa?
A: Yang jelas adalah dari segi penyimpanan, cukup satu gadget kecil untuk membawa dan menyimpan satu gudang buku. Kindle juga sudah terintegrasi dengan kamus sehingga jika ada kata yang tidak kita ketahui, tinggal pencet saja maka akan langsung keluar terjemahannya.
Q: Apa kelemahannya jika dibanding buku biasa?
A: Buku biasa jelas lebih mudah untuk dibolak – balik, mencari satu bagian tertentu atau membaca dengan melompat – lompat. Selain itu, bagi beberapa orang sensasi membaca buku langsung dari kertas sering tidak bisa tergantikan.
Kurang lebih seperti itu deh review singkatnya. Untuk mengtahui lebih lengkap apa itu kindle beserta spesifikasinya, silahkan cek saja langsung di Amazon via link berikut ini.  Amazon memang tidak melayani pembelian langsung ke Indonesia, akan tetapi di kaskus banyak juga yang jual.
Beberapa waktu yang lalu saya sempat berbincang dengan head editor penerbit buku Elex Media, dia mengatakan bahwa Indonesia termasuk kategori negara yang minat bacanya sangat rendah. Satu fakta yang kebenarannya dapat dengan mudah Anda iya-kan dengan melihat kondisi sekitar.
Sangat jarang orang (apalagi generasi muda) yang gemar membaca buku. Pemandangan orang membaca buku sangat langka kita jumpai, yang ada adalah orang sedang sibuk dengan handphone atau gadget-nya.
Suatu hal yang tentunya harus kita ubah.
Dari pengalaman saya sendiri, konten dan cara berkomunikasi orang yang suka membaca dengan yang tidak suka membaca sangatlah berbeda. Orang yang suka membaca mampu berkomunikasi lebih analitis, terstruktur serta isinya lebih berbobot.Â
Minggu lalu ketika menghadiri pertemuan orang tua murid di sekolahnya Gwen, pihak sekolah juga ingin menggalakkan kegiatan membaca. Kenalkan dan bacakan buku kepada anak sedari dini. Buatlah mereka mencintai buku dan aktivitas membaca.
Plus jadilah juga role model. Mulailah membaca.
Pertanyaan: Buku apa yang akan mulai Anda baca minggu ini? Silahkan sharingkan di kolom komentar ya!