Tahukah Anda bahwa otak sulit memproses angka lebih dari 5? Di bawah 5 otak bisa memproses langsung tapi selebihnya harus menghitung. Lalu bagaimana mengkomunikasikan angka dengan efektif?
Cara Mengkomunikasikan Angka yang Efektif
Dalam bukunya yang terbaru “Making Numbers Count”, professor Chip Heath dan Karla Starr mempelajari dan meriset secara ektensif bagaimana otak memproses angka. Atas dasar ini mereka akhirnya mereka menemukan cara – cara mengkomunikasikan angka sehingga mudah dimengerti dan dirasakan.
Atau istilah yang to the point nya adalah “Bagaimana angka – angka bisa nyantol di benak Anda”.
Jadi apa aja sih tips – tips nya mengkomunikasikan angka dengan efektif? langsung kita simak berikut ya!
Mengkomunikasikan angka sebenarnya adalah sesuatu yang cukup menantang. Seperti yang sudah saya sampaikan di atas, secara sekilas otak bisa memproses langsung jika kita melihat 1 s/d 3 barang, kalau beruntung bisa sampai dengan 4 atau 5. Tapi selebihnya itu musti melalui proses menghitung dulu.
Contoh mudahnya adalah ketika Anda melihat cicak di langit – langit rumah.
Bahkan banyak bahasa kuno (ancient language) hanya memiliki kosa kata untuk angka 1 sampai dengan 5. Selebihnya dari itu kosa katanya adalah “banyak”. Bayangkan jika Anda hidup pada masa itu, mungkin Anda akan mengalami hal – hal seperti ini:
Contoh #1:
Rasanya kita sudah ngumpulin cukup banyak telor buat makan malam sekeluarga nanti. Tapi.. kita juga ada BANYAK orang yang akan makan. Jadi gimana nih? Ya udah deh, kita lihat saja langsung nanti pas makan malam, cukup atau nggak.
Contoh #2:
Anda: Loh.. katanya kamu mau bakal bawa banyak kacang untuk ditukarkan dengan ayam saya ini. Ini kok cuma bawa segini saja?
Teman Anda : Laa.. ini kan sudah cukup banyak
Anda : Iya, tapi maksudku itu lebih BANYAK dari yang kamu bawa ini
Bingung to… 🙂 Jadi di sini inti yang ingin saya sampaikan adalah:
Kita sulit membayangkan, menggambarkan atau merasakan angka – angka dalam jumlah yang besar
Oleh karena itu sebagai seorang komunikator kita harus mampu mengkomunikasikan angka – angka sehingga lebih mudah dibayangkan dan dirasakan oleh penerima pesan atau audiens kita. Berikut saya beri contoh sederhana.
Jika Anda seperti kebanyakan orang mungkin sudah mengerti beda 1 juta dan 1 milyar. Apalagi kalau di depan kedua angka tersebut ditambah satu kata yaitu “Rupiah”. Tapi seberapa besarkah bedanya? Berikut illustrasinya.
Katakanlah ada dua orang, Ali dan Bejo. Ali punya uang Rp 1 juta dan Bejo punya Rp 1 milyar. Tiap hari mereka akan gunakan uang yang mereka miliki untuk jajan sebesar Rp 50 ribu. Kira – kira kapan uang mereka akan habis?
Jadi lebih kebayang kan betapa besar bedanya? Itulah satu contoh sederhana bagaimana kita membuat audiens lebih bisa membayangkan dan merasakan arti dari sebuah angka.
Berikut adalah beberapa tips sederhana dan mudah diterapkan untuk mengkomunikasikan angka dengan lebih efektif.
Dengan mengubah angka ke satuan yang mudah, sering dialami atau dijumpai orang akan membuat audiens lebih bisa membayangkan dan angka tersebut. Berikut adalah beberapa contoh satuan yang mudah dan sering dijumpai orang:
Sebenarnya contoh “1 juta vs 1 milyar” di atas juga adalah penerapan tips pertama ini (mengubah satuan). Di contoh tersebut satuan rupiah secara tidak langsung diubah ke satuan hari, sehingga meningkatkan pemahaman. Supaya lebih mantap lagi berikut saya berikan contoh kedua.
Pemerintah U.S menganggarkan budget untuk iklan makanan sehat yang menganjurkan anak – anak lebih sering makan buah dan sayuran. Faktanya adalah budget iklan McDonalds ternyata 350x lipat lebih besar dibanding budget iklan makan sehat tersebut.
Nah, di sini yang ingin kita komunikasikan adalah kontras beda kedua budget tersebut. Hanya saja karena angkanya besar, sering kali kita tidak bisa membedakan dengan signifikan, misal beda kalau 20x lipat lebih besar, 137x kali lipat atau 350x lipat. Seberapa sih bedanya?
Berikut adalah dua versi cara mengkomunikasikan angka tersebut:
Versi translasi mungkin sudah lebih baik membuat orang membayangkan seberapa besar perbedaannya, hanya masih kurang nyata. Mengapa? karena anak – anak tidak akan nonton iklan 5 jam 50 menit non stop. Jadi berikut adalah versi yang lebih baik lagi:
Salah satu cara untuk membuat orang mengerti angka dengan cepat adalah dengan menggunakan angka 1. Misalkan saja 1 orang, 1 meter, 1x permainan, 1 hari, 1 bulan dst.
Supaya lebih jelas, berikut saya berikan contohnya:
Pada bulan Januari 2022 tercatat bahwa hutang luar negeri Indonesia adalah Rp 6.919,15 triliun.Â
Waktu membaca nominal di atas pasti Anda nggak kebayang 6.919 triliun itu seberapa besarnya bukan (bahkan saya musti google dulu satu triliun itu berapa banyak nolnya). Yang Anda tahu hanya jumlah itu besar, tapi seberapa besar juga sulit kebayang.
Jadi bagaimana mengkomunikasikannya secara efektif? (supaya orang lebih bisa membayangkan). Gunakan angka satu. Anda bisa mencari perkiraan data jumlah penduduk Indonesia saat itu (tercatat sekitar 273 juta jiwa) dan mengkomunikasikan-nya sebagai berikut.
Jika semua penduduk Indonesi urunan untuk membayar hutang luar negeri, maka tiap penduduk musti membayar Rp 25 juta.Â
Sekarang lebih kebayang kan seberapa besar hutangnya? Itulah contoh teknik menggunakan angka satu. Jadi nominal total hutang saya buat menjadi nominal hutang per-satu penduduk.
Kalau Anda sudah mengikuti blog ini sejak lama, tentunya Anda tahu kalau saya termasuk fans klub bola Liverpool 🙂 Di Liverpool ada satu orang pemain sepak bola terkenal yang namanya adalah Mohammed Salah.
Berikut statistik dari M. Salah ini.
Selama karir bermain di Liverpool, Salah sudah mencetak sebanyak 149 gol.Â
Yaa.. banyak sih 149 gol, tapi seberapa efektif dan hebat sih Salah? Mungkin tambahan informasi ini (yang dijadikan per-satu game) bisa membuat pesan lebih jelas.
Selama berkarir di Liverpool, secara rata – rata Salah mencetak 1.5 gol per-laga.
Dari dua daftar berikut mana yang menurut Anda lebih mudah diingat?
Daftar A
273.279.750
5.73 kali lebih besar
9/17
Daftar B
273 juta
6 kali lebih besar
1/2
Saya yakin Anda menjawab “Daftar B” dengan lantang (dan saat membaca tulisan ini, Anda sudah lupa angka – angka yang ada di Daftar A). Sudah jelas angka – angka di Daftar B lebih mudah mudah dimengerti, diingat dan diulang.
Daftar B menggunakan angka – angka yang lebih sederhana dan lebih sering kita temui. Berikut adalah beberapa tips sederhana untuk memilih angka yang lebih mudah diingat.
Lebih mudah kita mengingat angka yang jumlahnya bulat dibanding yang detil atau sampai ada koma – komanya. Berikut adalah contoh menggunakan pembulatan:
Jikalau memungkinkah hindari angka – angka pecahan, karena angka bulat yang bisa dihitung terasa lebih nyata. Berikut adalah beberapa contoh sederhana menerapkan prinsip tersebut.
Nah, itu tadi beberapa tips cara mengkomunikasikan angka sehingga bisa lebih mudah dipahami dan dicerna oleh audiens Anda. Silahkan bisa langsung diterapkan entah itu dalam tulisan, laporan atau presentasi Anda. Semoga bermanfaat!