Seseorang peserta pelatihan bertanya ke saya “Pak.. selama pengalaman memberikan training pernah ketemu orang yang nervous ketika harus presentasi kah?”
Jawabannya adalah sering. Banyak peserta training (dan juga kebanyakan orang) merasa nervous saat musti presentasi.
Dalam training presentasi yang saya berikan, ada banyak sesi praktek yang harus dijalani oleh para peserta. Tentu saja saat – saat musti maju ke depan ini menjadi saat yang menegangkan untuk para peserta. Oleh karena itu sering saya bercanda kalau sesi pelatihan saya itu tidak hanya membuat tertawa akan tetapi sekaligus membuat peserta merasa tegang dan tertekan🙂
Dari sekian banyak cerita, ada satu yang paling ekstrim dan membuat saya senantiasa teringat. Berikut saya bagikan ceritanya untuk Anda.
Ada seorang peserta yang sejak awal training selalu saja dibujuk (bahkan sampai dipaksa) teman – teman peserta lain untuk maju praktek. Penasaran akhirnya saya tunjuk dia, sebut saja namanya Pak Budi, untuk maju ke depan.
Nah.. di sinilah cerita mulai terkuak.
Ternyata Pak Budi ini punya rasa grogi dan nervous hebat saat musti presentasi. Jangankan maju ke depan, untuk pegang mic saja dia tidak bisa. Bagi dia pegang mic itu sama seperti kalau disuruh pegang cicak (yang bagi kebanyakan orang termasuk saya, adalah horror tingkat tinggi). Susahnya minta ampun..
Walau akhirnya kita berhasil membujuk Pak Budi, ternyata masalah tidak berakhir di situ. Setelah berhasil memegang mic… mendekatkan mic ke bibir ternyata juga sama susahnya @_@
Setelah sekian lama mendapat bujuk rayu dan semangat dari teman – teman, Pak Budi akhirnya berhasil mendekatkan mic ke bibir. Dan masalah lain muncul lagi… untuk sekedar mengucapkan nama di depan mic ternyata suara Pak Budi tidak keluar @_@
Endingnya adalah sesi praktek presentasi Pak Budi hari itu berakhir ketika Pak Budi berhasil mengucapkan namanya di depan mic. Mungkin bagi kita semua ini adalah suatu hal yang sederhana yang mudah dilakukan, akan tetapi bagi Pak Budi ini sudah seperti sebuah pencapaian besar.
Di akhir saya katakan kepada Pak Budi & seluruh peserta bahwa rasa nervous yang dialami Pak Budi ini kemungkinan berasal dari trauma masa lalu. Untuk cara mengatasi nervous saat presentasi ini dengan tuntas butuh ditangani oleh seorang terapis profesional (contoh: hypnotherapist).
Berita baiknya adalah kasus se-ekstrim seperti yang dialami Pak Budi tidak banyak banget terjadi. 13 tahun lebih saya memberi training, baru dua kali saya ketemu kondisi serupa.
Selebihnya adalah kondisi nervous presentasi yang dialami seperti kebanyakan orang pada umumnya, contohnya adalah tanda – tanda seperti berikut:
Nah, jikalau saat ini Anda masih mengalami tanda – tanda seperti di atas ketika musti presentasi, pada kesempatan ini saya ingin berbagi mindset atau cara pandang tentang cara menghadapi nervous saat presentasi. Disimak berikut ya!
Rasa nervous saat harus presentasi adalah suatu perasaan yang normal. Hampir semua orang mengalaminya, bahkan saya yang sudah belasan tahun mengajar dan memberi training tentang public speaking juga masih bisa merasakannya.
Laaahhh.. Bapak juga nervous? Beneran ini?
Iya betul sekali. Saya masih merasakan nervous terutama ketika situasi dan kondisi berbeda dengan yang biasa saya hadapi. Berikut adalah contoh situasi dan kondisinya:
Nah.. jadi itu tadi adalah cara pandang yang pertama bahwa rasa nervous adalah sesuatu yang normal. Saya yang sudah belasan tahun presentasi dan notabene presentasi itu adalah pekerjaan utama saya juga masih mengalaminya.
Banyak orang yang memiliki tujuan atau harapan untuk TIDAK LAGI mengalami rasa nervous, grogi, gugup, deg – degan (dan segala macam sinonim kata lainnya) ketika presentasi. Bagi mereka rasa nervous ini adalah suatu hal negatif yang harus dihilangkan dan dimusnahkan.
Nah.. ini justru adalah tujuan yang keliru.
Tahukah Anda bahwa emosi fear dan excitement (takut dan gembira mengharap – saya tidak menemukan padanan kata yang pas untuk excited dalam bahasa Indonesia) adalah dua hal yang serupa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prof Alison Wood Brooks (Harvard Business School) menunjukkan bahwa reaksi fisik yang ada di otak dan badan untuk kedua jenis emosi ini (fear & excitement) adalah sama yaitu: hormon adrenalin yang mulai mengalir di badan.
Jadi perbedaan rasa fear dan excitement bukan berada pada reaksi tubuh, akan tetapi berada pada bagaimana pikiran menginterpretasi pengalaman yang akan Anda alami. Berikut bedanya:
Jadi bagaimana caranya mengendalikan rasa nervous?
Ubah ekspektasi atau harapan Anda. Jika sebelumnya Anda selalu kuatir tentang hal – hal yang buruk yang mungkin terjadi dalam presentasi, ubahlah dengan membayangkan bagaimana presentasi Anda bakal sukses.
Jadi sebelum presentasi JANGAN kuatir dan membayangkan hal – hal seperti:
Justru visualisasikan bahwa presentasi Anda bakal sukses, misalnya saja:
Lakukan visualisasi sukses di atas.. dan saat Anda akan mulai presentasi dan merasakan adrenalin mulai naik, Anda tahu bahwa itu bukanlah rasa takut atau nervous akan tetapi itu adalah rasa excited bahwa presentasi Anda bakal sukses.
Jadi itu tadi adalah dua cara pandang untuk mengendalikan dan cara mengatasi nervous saat presentasi. Miliki dua mindset tersebut dan rasakan bagaimana rasa percaya diri bertambah saat presentasi Anda yang berikutnya.
Lebih lanjut lagi seputar tips, trik dan teknik untuk mengatasi rasa nervous presentasi, Anda bisa simak program audio tips saya “Panic to Power”. Info lebih lanjut ada di bawah ini.
Seri audio tips tentang tips, trik dan teknik mengatasi rasa nervous presentasi.
Audio tips ini tergabung dalam paket Basic Presentation, untuk info lengkap klik tombol di bawah ini