Apakah setiap kali akan berpresentasi anda merasa deg-degan, perut mulas dan ketiak mulai basah? Sudah capek selalu mengalami hal itu? Mindset baru berikut akan mengubah total cara pandang anda mengatasi grogi ketika berpresentasi.
Jika anda mengalami apa yang saya sebutkan, maka “Selamat! karena itu berarti anda normal”. Rasa nervous, grogi, gugup atau takut adalah sesuatu yang normal, semua orang mengalaminya. Pembicara professional sekalipun tetap bisa merasakannya, saya juga tidak luput 🙂
Untuk bisa mengatasi grogi, pertama-tama anda harus memiliki mindset atau cara pandang yang benar tentang rasa grogi itu sendiri. Berikut adalah beberapa cara pandang yang harus anda miliki:
Rasa nervous adalah sebuah perwujudan dari good strees, sebuah pertanda bahwa anda mulai keluar dari zona nyaman. Kita semua butuh good stress untuk mendorong hidup menjadi lebih maju. Jika tidak pernah ada tantangan bukankah hidup malah akan terasa datar-datar saja?
Semua hal baik dalam hidup terjadi ketika anda merasa nervous berusaha keluar dari zona nyaman. Contohnya adalah rasa nervous ketika menyatakan perasaan pada gadis pujaan anda atau rasa nervous ketika anda harus memulai bisnis baru.
Rasa grogi juga akan mendorong anda untuk berlatih dan bersiap, dua hal yang mutlak diperlukan untuk keberhasilan presentasi. Misalkan saja tiba-tiba anda mendapat kabar bahwa Bapak Presiden akan datang ke perusahaan, dan anda diminta untuk memberikan kata sambutan. Kira-kira, bagaimana perasaan anda?
Pasti deg-degan dan nervous tidak karuan bukan? Pasti! apalagi yang datang adalah Bapak Presiden sendiri. Akan tetapi apa yang anda lakukan setelah itu?
Anda akan berlatih keras siang malam tanpa mengenal lelah. Kapanpun dan dimanapun anda selalu mengulang dan mempraktekkan isi pidato anda (sampai orang di sekitar anda protes dan akhirnya ikut hafal isi pidato anda).
Rasa nervouslah yang akan mendorong anda untuk persiapan ekstra tersebut, tanpa adanya rasa nervous anda tidak akan melakukannya.
Rasa grogi biasanya terjadi karena kita terlalu berfokus pada diri sendiri. Ketika akan berpresentasi, kita mulai bertanya-tanya:
Coba Anda cermati, semua kekuatiran di atas terfokus pada kekuatiran akan diri sendiri. Akan tetapi, bukankah sebetulnya komponen yang paling penting dalam presentasi adalah audiens?
Audiens datang bukan untuk menghakimi atau melihat apa yang salah dan kurang dari presentasi Anda. Mereka juga tidak datang sambil berharap supaya pembicaranya membosankan, membuat ngantuk dan jika perlu sering lupa-lupa akan materinya.
Audiens datang karena mereka ingin mendapatkan sesuatu, entah itu informasi, inspirasi ataupun hiburan. Jika itu adalah keinginan audiens, maka berikanlah pada mereka. Ubahlah fokus ke “Apa yang bisa saya berikan kepada audiens”… maka anda akan memiliki lebih sedikit waktu untuk kuatir akan diri sendiri.
Growth mindset artinya anda memiliki cara pandang bahwa segala sesuatu adalah sebuah kesempatan untuk belajar dan berkembang. Kebalikannya adalah fixed mindset, yang menganggap bahwa segala sesuatu adalah tetap dan permanen.
Jikalau dalam sebuah presentasi itu seseorang merasa nervous dan gagal memberikan performa yang terbaik maka:
Jadi itu tadi mindset yang harus kita miliki dalam menghadapi rasa nervous. Dengan mindset ini maka anda akan bisa menerima rasa nervous, lebih berfokus pada audiens anda dan memandang tiap presentasi sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri.
Pertanyaan: “Adakah mindset /cara pandang lain yang bisa membantu mengatasi rasa nervous?” Silahkan membagikan respon anda pada kolom komentar yang ada.