Our Story Part #1 – The Beginning

By David Pranata | Our Story

Feb 24

Our Story adalah rangkaian artikel blog yang menceritakan kisah saya dengan istri saya, Rosalyn Niken Tantono, atau panggilan singkatnya Niken dalam menjalani kehidupan bersama. Bagian Pertama ini menceritakan awal saya bertemu dengan Niken.

Our Story Part #1 – The Beginning

Mengapa Saya Menulis Kisah Ini?

  • Untuk anak saya, Gwen – Gwen baru berusia 6 tahun ketika mamanya meninggal dunia. Saat dia sudah lebih besar nanti saya harap tulisan ini bisa membuat dia lebih mengenal dan memahami kisah mamanya
  • Untuk legacy Niken – untuk mengabadikan segala momen, kenangan dan kebaikan dari Niken, mendiang istri saya
  • Dan tentu saja untuk Anda – saya harap kisah sederhana ini bisa memberi manfaat dan inspirasi bagi Anda dalam menjalani hidup ini

Sudah hampir 6 bulan berlalu sejak Niken meninggalkan kami, dan saya kira sekarang adalah saat yang tepat untuk menuliskan kisah kami. Walaupun saya akan menceritakan kisah ini dari awal kami bertemu, akan tetapi fokus dari Our Story ini adalah kisah kami selama 6 bulan terakhir dari kehidupan Niken. Di saat itu kami bersama – sama menghadapi sakit kanker yang diderita Niken.

Mengingat kisah ini akan terlalu panjang jika ditulis dalam satu artikel saja, maka Our Story ini akan saya buat berseri. Dan artikel ini adalah episode pertama yang akan mengisahkan bagaimana awal kami bertemu sampai dengan saat Gwen lahir. Here is the story!

How It All Started

Saya dan Niken kenal dan berjumpa di Toastmasters, sebuah klub untuk belajar public speaking dan komunikasi. Waktu berjumpa, hal yang paling saya kagumi dari Niken adalah people skill nya yang luar biasa. Dia dengan mudah bisa membaur dan menjalin relasi dengan orang lain.

Niken – saat awal kita bertemu

Saat bertemu dengan orang lain, baik yang baru kenal sekalipun, dia bisa dengan cepat klik dan membuat situasi menjadi nyaman. Niken memiliki rasa tertarik yang natural pada pribadi dan kisah orang lain. Satu hal yang bagi saya sendiri yang seorang introvert adalah hal yang susah untuk dilakukan.

Setelah bergabung, kami sama – sama menjadi member yang aktif di dalam klub Toastmasters kami, yaitu Surabaya Toastmasters Club. Di masa – masa PDKT, saya ingat dulu kami saling berkompetisi untuk sama – sama membawakan sebuah speech. Siapa yang nanti bisa menang menjadi best speaker akan ditraktir nonton film.

Hehe.. bagi saya siapapun pemenangnya hasil akhirnya tetap saja indah, kan jadi bisa pergi nonton berdua. Hasilnya sudah bisa ditebak, sayalah yang kalah dan musti membayari nonton film. Saya ingat waktu itu akhirnya kita nonton film Laskar Pelangi di bioskop. Berdua saja lo!

Sekian lama berjalan akhirnya kami berdua menjadi exco (pengurus) di Surabaya Toastmasters. Waktu itu saya menjadi president (ketua) dan Niken menjadi treasurer (bendahara) klub. Di saat itulah komunikasi kami menjadi semakin intens karena harus mempersiapkan meeting Toastmasters yang dilangsungkan secara rutin dua minggu sekali.

Saat di Toastmasters – Niken paling ujung kiri, saya no 2 dari kanan

Acara rafting bersama teman Toastmasters

Saya masih ingat dulu kita berkomunikasi menggunakan yahoo messenger (aplikasi chat jaman dahulu 🙂 ). Hampir tiap pagi kita selalu chat saat masing – masing online di tempat kerja. Saat itu saya bekerja sebagai staff di satu perusahaan furniture dan Niken bekerja sebagai CS online di sebuah perusaahaan yang menjual produknya di ebay.

Singkat cerita akhirnya kami pun jadian dan mengalami momen – momen indah bersama. Satu hal favorit yang kami lakukan adalah makan Ronde Bondowoso di tepi jalan Dharmahusada malam – malam saat pulang dari pertemuan Toastmasters.

When We Commit to One Another

Satu hal unik yang kami lakukan selama pacaran adalah bersama – sama kami mengorganize workshop dari Gerald Green (yang biasa kami panggil dengan Papa Green), pioneer dari Toastmasters di wilayah Asia Tenggara.

Papa Gerald Green – teman & mentor kami – usianya 71 tahun waktu pertama kali kami mengenal dia

Hal ini semula berawal dari saya yang mengikuti workshop Papa Green yang diadakan di Bali. Saat itu saya terkesan dengan pribadi dan figur Papa Green yang humble dan jago bercerita. Sedemikian terkesannya sampai saya benar – benar ingin Niken bisa berjumpa langsung dan mengenal Papa Green.

Untuk bisa mencapai tujuan itu akhirnya saya mengorganize workshop Papa Green di Surabaya, yang waktu itu sekaligus menjadi kado ulang tahun untuk Niken. Betapa bahagia saya ketika akhirnya hal tersebut bisa terwujud.

Niken, Papa Green dan saya

Setelah itu kami malah keterusan dan lanjut mengorganize workshop Papa Green di Indonesia sampai beberapa batch. Mengapa workshop Papa Green ini menjadi spesial bagi kami? Selain karena kami akhirnya jadi berteman baik dengan Papa Green, juga karena di workshop ini saya propose Niken untuk menjadi istri saya. And she said “Yes” 🙂

Kami pun mulai berpikir dan merencanakan hubungan kami ke arah yang lebih serius. Satu hal yang Niken minta kepada saya sebelum menikah adalah saya musti punya usaha sendiri, tidak kerja ikut orang lain. Tentu saja hal tersebut membuat saya bingung dan pusing 7 keliling karena saya tidak pernah memiliki pengalaman untuk wiraswasta.

Beberapa hal coba saya lakukan, akan tetapi masih belum membuahkan hasil. Pernah juga saya belajar stock options (perdagangan saham pasar USA), akan tetapi malah jatuh dan menghabiskan hampir seluruh uang tabungan saya.

Di tengah keputusasaan dan tiadanya modal, akhirnya saya mengandalkan skill dan hobby yang saya miliki yaitu public speaking. Di titik itulah saya memulai karir dan profesi sebagai trainer public speaking. Pertama – tama saya mengajar sebagai guru ekstrakurikuler public speaking di SMA dan dosen luar biasa di universitas.

Belakangan akhirnya karir saya bisa berkembang dan mampu memberikan pelatihan baik di perusahaan – perusahaan maupun instansi pemerintah di berbagai wilayah Indonesia. Berkarir menjadi trainer akhirnya salah satu keputusan terbaik yang pernah saya buat. Siapakah orang yang paling berkontribusi besar dalam hal ini? Tidak lain tidak bukan adalah Niken.

Public workshop pertama – didampingi Niken

In House Training pertama – juga didampingi Niken

Selanjutnya kami pun memutuskan untuk melanjutkan hubungan kami ke jenjang pernikahan. Di saat itu sebenarnya kondisi saya sedang terpuruk karena uang tabungan habis dan baru saja memulai sebuah karir baru (dan masih belum jelas prospek ke depannya). Akan tetapi Niken tetap percaya pada saya, dia berkata “Saya yakin ke depannya kamu akan jadi orang kok”

Dan akhirnya hari bahagia – hari pernikahan kita (2 Desember 2011) pun tiba.

Our Wedding Day

Setelah itu kami pun melalui masa – masa bahagia bersama, walaupun bisa dikata honeymoon trip kami sama sekali tidak menginspirasi bagi kebanyakan orang 🙂 Mengapa demikian? Karena honeymoon trip justru kami gunakan untuk pergi mengikuti Toastmasters Convention di Kota Kinibalu, Malaysia.

Honeymoon di Toastmasters Convention – Kota Kinibalu

Juara 2 speech contest saat honeymoon

Sampai di sini tentunya Anda bisa mengerti bagaimana berarti dan berdampaknya Toastmasters dalam kehidupan kami. Toastmasters inilah yang mempertemukan kami, membuat kami berkembang sekaligus menyimpan segala kenangan kami bersama.

Mungkin itu jugalah alasan mengapa sampai sekarang saya juga masih tergabung di Toastmasters. Klub di mana saya bergabung pun tetap sama dari awal dahulu sampai sekarang, yaitu Surabaya Toastmasters Club.

Gwen, Blessing from Above

Kebahagiaan kami pun makin lengkap ketika pada tanggal 7 Oktober 2013, Niken melahirkan buah hati kami, Lauren Gwen Winata. Hadirnya Gwen semakin menambah warna – warni dalam hidup kami.

Gwen – Blessing from Above

Hari – hari dan momen membesarkan Gwen menjadi saat – saat yang berarti dalam hidup kami. Saya dan Niken juga memiliki kesamaan visi dan prioritas dalam hidup ini – yaitu keluarga. Mungkin prinsip kami mirip – mirip lagu soundtracknya Keluarga Cemara – Harga Berharga 🙂 Cek link di atas kalau ingin tahu dan dengar lagunya seperti apa ya!

Oleh karena itu kami memang meluangkan banyak waktu untuk Gwen, untungnya profesi kami berdua memungkinkan hal tersebut. Niken dulu berjualan barang secara online sebelum akhirnya memutuskan untuk full time menjadi ibu rumah tangga.

Profesi saya sendiri sebagai trainer juga memungkinkan untuk lebih banyak menghabiskan waktu bekerja dari rumah. Saat harus membawakan training barulah saya pergi ke lokasi klien.

Masa – masa membesarkan Gwen

Saat jalan – jalan di Batu, Malang

Sampai di sinilah saya akan menutup bagian pertama dari “Our Story” ini. Anda sudah mengetahui ini bagaimana kisah kami bertemu, menikah dan hadirnya Gwen dalam kehidupan kami. Anda bisa membaca kelanjutan ceritanya di Our Story Part #2 Shocking News

Daftar Artikel 'Our Story'

Berikut adalah daftar artikel “Our Story”. Anda bisa klik link di masing – masing judul artikel di bawah ini untuk membacanya:

  1. Part #1 – The Beginning
  2. Part #2 – The Shocking News
  3. Part #3 – A New Hope???
  4. Part #4 – Early Journey in HanaRa
  5. Part #5 – Going Through the Low
  6. Part #6 – The Truth
  7. Part #7 – The Final Days
  8. Part #8 – The Final Wish
  9. Part #9 – Epilogue

Follow

About the Author

Halo, Saya David Pranata seorang trainer dan writer. Harapan saya adalah blog ini mampu menbantu Anda mengkomunikasikan keinginan, kebutuhan dan perasaan dengan jelas dan percaya diri - "Speak & Express What Matter Most"