Ketika mengadakan seminar tentang presentasi, saya mendapat sebuah pertanyaan menarik: “Pak.. bagaimana caranya jika harus berpresentasi di depan audiens yang menganggap topik kita tidak menarik?”
Pernahkah anda mengalami kondisi seperti itu?
Mungkin sebagai dosen anda harus menyampaikan topik yang kurang diminati oleh mahasiswa atau sebagai trainer anda harus membawakan sebuah pelatihan di hadapan karyawan yang datang hanya karena dipaksa dan diwajibkan oleh boss.
Hal ini adalah salah satu situasi yang menantang dalam presentasi, saya bisa katakan memang tidak mudah menghadapi situasi seperti ini. Nah sekarang.. bagaimana cara menghadapinya?
Fokuslah kepada satu hal berikut “Start with Why – Mulailah dengan Mengapa”
Banyak orang merasa tidak tertarik pada suatu topik karena mereka tidak bisa melihat pentingnya topik yang anda bawakan. Mereka tidak bisa merasakan bagaimana topik tersebut bisa membawa manfaat bagi diri mereka. Sehingga ketika anda langsung berbicara mengenai cara- cara, tips (tentang How) dalam topik tersebut, orang tetap tidak akan termotivasi dan menganggap hal yang anda sampaikan tidak menarik.
Misalnya saja anda berbicara tentang teknik berpresentasi, jika audiens belum bisa melihat pentingnya menguasai ilmu presentasi (faktor why) maka akan sia-sia jika anda langsung berbicara tentang tips,trik dan teknik berpresentasi (How)
Oleh karena itu Start with Why, anda harus bisa menunjukkan kepada audiens akan pentingnya topik yang anda bawakan, bagaimana topik tersebut bisa membawa manfaat bagi mereka atau apa yang terjadi jika mereka tidak menguasainya.
Untuk lebih jelasnya, saya akan coba berikan sebuah contoh:
Dengan kondisi seperti ini, jika saya langsung menjelaskan tentang bagaimana cara membuat neraca, laporan rugi laba dll (tentang “How”) pastilah kuliah saya bakal menjadi sesi bobo siang bagi mereka. Oleh karena itu saya harus mencari faktor “Why” nya terlebih dahulu yaitu “Apa sih pentingnya mereka belajar akunting?”. Dan inilah yang saya sampaikan di awal
“Ada yang pernah tahu Warren Buffet?” serentak hampir semua mahasiwa pun angkat tangan
“Siapakah dia? Pemain sepak bola terkenal kah?”
Mereka pun memprotes “Bukan Pak.. dia investor, salah satu orang terkaya di dunia”
Setelah itu saya pun bertanya “Tahukah anda, apakah yang membuat Warren Buffet bisa menjadi salah satu orang terkaya di dunia?”
“Dia menjadi orang terkaya di dunia bukan karena memiliki kedai kopi atau karena bisa memasak ayam goreng yang enak atau karena mampu membuat gadget yang canggih. Warren Buffet bisa menjadi orang terkaya di dunia karena keahliannya membaca laporan keuangan perusahaan. Dari situlah dia bisa menganalisa perusahaan manakah yang cocok untuk menjadi tempat berinvestasi”
Setelah mereka mengangguk-angguk, saya pun melanjutkan dengan pertanyaan lagi:
“Apakah anda ingin bekerja tanpa lelah seumur hidup anda?” kali ini mahasiswa saya menggeleng-gelengkan kepala.
“Tidak ada seorang pun yang ingin terpaksa harus bekerja keras seumur hidupnya. Saya yakin kalian pun ingin supaya uang bisa bekerja untuk anda sehingga anda pun bisa lebih menikmati hidup. Oleh karena itu cepat atau lambat anda harus mempelajari ilmu berinvestasi”
“Dan inilah langkah awal untuk belajar investasi, anda mempelajari akunting supaya anda bisa membaca dan menganalisa laporan keuangan. Ilmu yang akan anda pelajari hari ini bisa membuat anda menjadi salah satu orang terkaya di dunia seperti Warren Buffet”
Menurut anda, apakah mereka akan lebih termotivasi untuk belajar akunting?
Tentu saja.
Karena mereka sudah mengetahui mengapa (Why) mereka harus mempelajari akunting. Jadi bagaimanakah cara berbicara di depan audiens yang kurang tertarik atau kurang termotivasi dengan topik yang anda bawakan? Yup betul sekali – Start with Why –
Pertanyaan: “Adakah tips lain yang anda ketahui untuk membuat audiens lebih tertarik pada topik yang anda bawakan?” Silahkan membagikan jawaban anda pada kolom komentar.