Bahaya Membuka Presentasi dengan Pertanyaan

By David Pranata | Tips Presentasi

Jan 19

Loo.. bukannya membuka presentasi dengan pertanyaan itu adalah teknik pembukaan yang dianjurkan? Benar sekali, hanya saja jika tidak tahu caranya, bisa-bisa Anda malah gagal total di awal.

Seberapa bahayanya Pak?

Mari kita lihat contoh bahaya membuka presentasi dengan pertanyaan yang saya saksikan sendiri. Ini terjadi ketika saya menjadi juri di sebuah kontes public speaking. Kontes ini diadakan di sebuah auditorium universitas dengan jumlah audiens sekitar 500 orang yang duduk rapi dan siap terinspirasi dari peserta yang berlomba.

Satu peserta dengan percaya diri membuka presentasinya dengan pertanyaan: “Teman-teman, Apa mimpi kalian di dalam hidup ini?”

Dan diapun menunggu dari 500 audiens yang ada untuk memberikan jawaban. Hayoo tebak… kira-kira berapa orang yang mengangkat tangan atau langsung menjawab?

Yup… benar sekali jawaban Anda. Tidak ada seorang pun yang mengangkat tangan atau menjawab.

Sang pembicara pun terkesima dan kaget melihat fenomena ini (mungkin dia berharap audiens bakal rame mengangkat tangan dan antusias menjawab 🙂 ).

Akhirnya dia berupaya menunjuk salah seorang audiens untuk menjawab pertanyaannya. Audiens yang ditunjuk hanya diam saja sambil geleng-geleng kepala. Presenter mencoba hal yang sama dengan menunjuk audiens lain, yang berakhir dengan hasil yang persis sama dengan yang pertama.

Dengan putus asa, akhirnya dia pun berkata “Yah.. sudahlah” dan melanjutkan presentasi masuk ke bagian isi.

Apakah menurut Anda itu pembukaan yang berhasil? sudah memakai teknik pembukaan dengan mengajukan pertanyaan loo 🙂

Tentu Anda sepakat bahwa pembukaan tersebut tidak berhasil bahkan gagal total. Dan tentunya anda tidak ingin mengalami kejadian yang sama bukan? Sekarang mari kita analisa mengapa pembukaan tersebut gagal.

Mengapa pembukaan tersebut gagal?

Mari kita cermati kalimat pertanyaan yang digunakan oleh presenter: “Teman-teman, Apa mimpi kalian di dalam hidup ini?”. Jika Anda ingin mendapatkan respon dari audiens yang belum anda kenal sebelumnya, maka berikut adalah kelemahan kalimat pembukaan tersebut:

1) Pertanyaannya terlalu sulit

Jelas-jelas pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang susah. Statistik menyebutkan bahwa kebanyakan orang masih belum mengerti apa yang mereka inginkan di dalam hidup. Jadi waktu ditanya pun pasti banyak yang terbengong-bengong.

Jadi, jika Anda ingin mendapatkan respon audiens (apalagi di awal presentasi) pastikan pertanyaan anda mudah dijawab. Pertanyaan serupa yang sering saya gunakan untuk pembukaan presentasi saya adalah “Siapa yang ingin lebih sukses dalam hidupnya?” 

Gampang dijawab kan? sudah jelas-jelas jawabannya adalah iya, tanpa berpikir pun bisa 🙂

2) Walaupun tahu, belum tentu oang bersedia menjawab

Pertanyaan mengenai “Apa mimpi anda?” adalah pertanyaan yang sangat personal, belum tentu tiap orang mau mensharingkannya di hadapan banyak orang (apalagi di hadapan 500 orang yang belum saling mengenal).

Misal saja Anda duduk sebagai audiens dan mimpi Anda tahun itu adalah untuk menikah lagi. Apakah mendengar pertanyaan itu anda akan melompat dari kursi sambil berteriak “Saya ingin menikah lagi tahun ini!”

Nah.. itu adalah 2 kesalahan yang menurut saya membuat pembukaan presentasi tersebut gagal total. Sekarang bagaimana cara membuka dengan pertanyaan yang benar?

Cara membuka dengan pertanyaan

Jika anda ingin membuka dengan pertanyaan, pastikan anda menggunakan tips-tips berikut supaya jangan sampai gagal total di awal presentasi anda:

1) Gunakan pertanyaan retoris

Pertanyaan retoris adalah pertanyaan yang tidak menuntut jawaban. Jadi memang dari awal anda tidak mengharapkan audiens untuk menjawab, tujuan anda hanya untuk menarik perhatian audiens dan membuat mereka berpikir atau merenung.

Yang perlu Anda lakukan setelah mengajukan pertanyaan adalah hening sejenak untuk memberi waktu audiens berpikir dan merenung, setelah itu anda tinggal melanjutkan isi presentasi Anda.

2) Buat pertanyaannya simpel dan mudah dijawab

Jika anda mengharapkan respon dari audiens, pastikan pertanyaan anda simpel dan mudah dijawab. Mengapa? karena ini masih tahapan awal dari presentasi di mana Anda belum benar-benar mengenal audiens Anda. Dengan membuat pertanyaan simpel dan mudah dijawab akan membuat audiens lebih bersedia untuk berpartisipasi.

Saya sudah berikan contoh pertanyaan yang simpel dan mudah di atas (“Siapa yang ingin lebih sukses dalam hidupnya?“), Anda pun bisa menemukan tipe-tipe pertanyaan sejenis untuk memulai presentasi anda. Berikut contoh pertanyaan lain yang juga sering saya gunakan:

  • Siapa yang ingin lebih disukai boss, teman dan bahkan mertua?
  • Siapa yang datang ke sini sudah mandi? (ini paling ampuh untuk membuat audiens mau merespon 🙂 )

Satu tips lagi yang memudahkan audiens untuk menjawab adalah dengan menunjukkan cara bagaimana mereka harus menjawab. Contohnya adalah ketika saya menanyakan “Siapa yang datang ke sini sudah mandi?”, saya melakukannya sambil mengangkat satu tangan. Sebuah tanda universal yang berarti bahwa bagi yang sudah mandi tinggal mengangkat tangan saja.

Itu dia tips-tips untuk menghindari bahaya membuka presentasi dengan pertanyaan. Pertanyaan memang salah satu teknik membuka presentasi yang ampuh dan sering saya gunakan, pastikan saja anda menggunakannya dengan cara yang tepat.

Pertanyaan: “Adakah tips lain yang anda miliki untuk membuka dengan pertanyaan?” Sharingkan tips anda di kolom komentar supaya pembaca lain juga bisa mendapat manfaatnya

Follow

About the Author

Halo, Saya David Pranata seorang trainer dan writer. Harapan saya adalah blog ini mampu menbantu Anda mengkomunikasikan keinginan, kebutuhan dan perasaan dengan jelas dan percaya diri - "Speak & Express What Matter Most"