Daily Inspiration June Week #1

By David Pranata | Inspirasi

Jun 07

Artikel ini adalah kumpulan tulisan inspirasi yang saya tulis di facebook dan telegram channel saya. Berikut adalah tulisan periode 1 s/d 6 Juni 2021.

Inspirasi Harian – Kompilasi Juni Minggu 1

Misteri Bunga yang Hilang – 1 Juni 2021

Setelah absen memberikan training tatap muka selama 1 tahun lebih, rasanya senang banget Sabtu kemarin bisa sharing secara langsung, mendengar gelak tawa dan menyaksikan para peserta cerita tentang manfaat yang mereka dapat.

Dan ini dia oleh – oleh untuk Anda dari jalannya training kemarin.

Ada satu hal menarik dari jalannya training. Di sesi role play, saya memberikan skenario bagaimana mengatasi pelanggan yang kuatir. Satu orang akan berperan menjadi frontliner, satu orang lagi berperan sebagai pelanggan yang kuatir karena perijinannya tidak selesai – selesai dan uangnya akan hilang.

Yang akhirnya terpilih untuk memerankan skenario ini adalah Pak Budi (seorang cleaning service) dan Pak Joko (bagian keamanan). Saat mereka maju ke depan, bukannya berperan sesuai skenario, malah kata pertama yang keluar dari Pak Budi adalah “Pak.. ini bunga nya pada kemana?”

Seisi ruangan langsung penuh dengan gelak tawa, kata mereka ini bukan lagi role play, tapi ini adalah reka peristiwa (kejadian nyata) yang terjadi beberapa hari yang lalu. Bunga di kantor tiba – tiba ada yang hilang.

Misteri Bunga yang Hilang

Waktu itu saya ada dua pilihan: (1) arahkan dan kembalikan mereka ke skenario asal tentang pelanggan kuatir atau (2) go with the flow dan bahas misteri bunga yang hilang ini.

Saya memutuskan untuk pilih yang kedua, go with the flow bahas misteri bunga hilang. Cuma tantangannya adalah ini bakal menjadi unscripted role play. Saya nggak akan tahu yang terjadi berikutnya.. dan harus memberikan feedback langung. Welcome challenge!

Jadi inilah role play itu (yang akhirnya berlangsung singkat sekali)

Budi (CS): Lo Pak.. ini bunga – bunga pada ke mana?
Joko (Security): Nggak tahu Pak.. kita di sini bagian keamanan pekerjaannya kan nggak cuma mengawasi bunga saja
Budi (CS): Ooh… begitu ya Pak

That’s it, sesingkat itu! Itulah role play nya, atau lebih tepatnya adalah reka peristiwa yang terjadi. Dan benar – benar menggambarkan kondisi nyata. Percakapan sejenis ini bukan pertama kali saya dengar, sudah berulang kali saya temui terutama dulu ketika bekerja di perusahaan.

Dari percakapan singkat itu apa feedback yang akhirnya saya berikan? Ada tiga feedback:

(1) Pentingnya Non Verbal

Ini yang tidak tertangkap lewat tulisan, tapi saya tangkap saat itu. Pak Joko yang walaupun saat role play berkata dengan intonasi suara netral, tapi bahasa tubuhnya mengepalkan tangan sambil memukul – mukul meja.

Seusai role play, waktu saya minta Pak Joko mengulang kalimatnya dia juga menggunakan gestur yang persis sama. Saya sampaikan “Pak walaupun perkataan dan nada suara Anda netral, tapi bahasa tubuh tidak bisa bohong” Yang kita tangkap dari gestur adalah perasaan marah – itulah emosi yang Bapak rasakan.

Dalam komunikasi pastikan bahasa nonverbal (intonasi dan bahasa tubuh) singkron dengan perkataan Anda. Dan seringkali inilah yang tidak mudah.

(2) Tujuan yang tidak selaras

Tiap organisasi pasti punya tujuan, harapannya semua personil akan mengikuti tujuan tersebut. Tapi sering setelah berada dalam bagian / departemen masing – masing, hal ini menjadi kabur. Tujuan organisasi tidak lagi sinkron.

Hal ini ditunjukkan dari respon Pak Joko. Responnya mencerminkan itu tanggung jawab mu dan ini tanggung jawab ku. Titik. Tiap bagian menjadi terkotak – kotak, tidak lagi mengikuti tujuan yang sama.

(3) Persepsi dan Asumsi

Hal paling krusial yang perlu ditingkatkan dari percakapan singkat tersebut adalah listening skill. Pak Joko melakukan kesalahan mendengar yaitu “terhalang oleh persepsi, asumsi dan bias”.

Saat itu Pak Budi hanya bertanya “Bunganya pada ke mana?”

Tapi bagi Pak Joko, pernyataan yang dia dengar adalah “Kamu ambil bungaku ya!”, “Bagaimana sih kerjanya sekuriti, kok bisa bunga pada hilang!” Pertanyaan yang netral berubah menjadi tuduhan.

Respon yang lebih tepat adalah dengan mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk eksplorasi, misalnya “Bunga yang mana Pak Budi?” atau “Terakhir kelihatan memangnya kapan Pak?”. Dari situ kemudian bisa bersama – sama menyelidiki apa yang sesungguhnya terjadi.

Fiuhh… akhirnya berhasil juga memberikan feedback yang saya kira bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana seharusnya bertindak. Semoga bisa membawa perbaikan ke arah yang lebih baik.

Nah.. terus kalau begitu apakah bunganya bisa ketemu? Misteri bunga yang hilang akhirnya terpecahkan? Yang ini saya ya tidak tahu ya. Bisa jadi bunganya ada yang memindahkan, dicuri orang atau bahkan dimakan kucing tetangga (Ehh.. tapi kucing tidak makan bunga ya?) Tapi yang jelas saya tidak berkompeten untuk jadi detektif.

Tujuan saya adalah semoga yang hilang cuma bunganya saja.. komunikasi dan relasinya tidak ikut – ikutan hilang.

Jadi begitu deh.. oleh – oleh sedikit cerita dari Ambon dari saya untuk Anda (selain saya juga diberi cindera mata satu botol besar minyak kayu putih). Sedemikian besarnya sampai saya kira bisa untuk stock kalau masuk angin sampai bertahun – tahun ke depan.

Cukup buat stock kalo masuk angin sampai bertahun – tahun

Balada Kucing Tetangga – 2 Juni 2021

Kita punya tetangga yang pelihara kucing, namanya adalah Titi (ini nama kucingnya ya.. bukan nama tetangga pemiliknya). Berbeda dengan kucing – kucing lainnya yang kalau kita dekati sudah lari atau gak peduli dengan keberadaan kita, si Titi ini malah manja banget.

Titi dan tatapan genitnya

Kadang kalau kita pas keluar rumah, kita bakal elus – elus dia. Waktu saya dan Gwen jemur pagi di halaman depan, Titi akan datang dan nempel – nempel di kaki kita. Setelah itu gelundung – gelundung minta dielus – elus.

Gwen sampai belajar dari buku Why “Hewan Peliharaan”, bagian tubuh mana dari kucing yang dia sukai ketika disentuh. Kunci jawaban: punggung bagian belakang dekat ekor.

Tiap jemur pagi jadi kesempatan buat kita untuk ketemu Titi, begitu kita panggil “Puss… puss.. Titi”, tidak lama kemudian bakal terdengar suara klinting.. klinting dan dia pun muncul.

Layaknya sebuah relasi pada manusia, seiring jalannya waktu Titi ini tambah dekat dengan kita (dan tambah manja).

  • Dulu Titi bertamu sebatas di halaman depan saja, sama sekali tidak berani masuk rumah, pintu rumah seakan – akan jadi penghalang besar untuk dia. Sekarang tiap kali datang malah minta masuk, naik sofa dan putar – putar keliling rumah.
  • Kalau dulu datangnya musti dipanggil, sekarang bahkan jika dia lihat mobil saya sampai depan rumah, Titi akan langsung datang. Pasang pose telentang di depan jalan menuju garasi, minta dielus -elus dulu baru setelah itu minggir supaya mobil bisa masuk (Ampun deh.. saya sampai heran kucing lain apa ya manjanya seperti ini).
  • Dulu kalau pulang bertamu tinggal dibukakan pintu dan digiring ke luar, sekarang saya musti gendong karena kalau nggak Titi bisa nggak pulang – pulang. Nulis ini sambil menghela nafas deh..

Tapi seperti relasi lain, kita juga memberi batasan (boundaries). Kita nggak akan kasih makan Titi. Jam bertamu juga paling mentok 10 – 15 menit. Kalau sampai dikasih makan dan bertamunya sampai berjam – jam, bisa – bisa betulan nggak mau pulang atau menuntut ganti pemilik.

Jika sampai saat ini kasus pidana yang pernah terjadi adalah “Melarikan Istri Tetangga”, saya tidak ingin membuka lembaran baru dalam sejarah hukum Indonesia dengan mendapat tuntutan “Melarikan Kucing Tetangga”.

Mustinya tulisan ini akan berhenti di sini jika tidak karena kejadian yang terjadi kemarin sore. Ada suatu kejadian di mana kisah Balada Kucing Tetangga ini berlanjut. Karena si manja Titi ini, saya jadi ikut – ikutan update status WA foto kucing. Lihat fotonya sendiri di bawah post ini (dengan tatapan dia yang begitu genit).

Walhasil status WA ini mengundang salah seorang teman untuk berkomentar dan bertegur sapa. Dari sapaan standar “Bagaimana kabarnya?” saya jadi mengetahui jika dia barusan saja terdiagnosa menderita autoimun. Kondisi yang saat ini menyebabkan dia agak down.

Autoimun yang dia miliki gejala – gejalanya persis sama dengan yang dialami Niken beberapa tahun sebelumnya.

Dari yang awalnya bertegur sapa saya akhirnya bisa bercerita tentang apa yang dulu Niken lalui, jalur pengobatan apa yang dulu ditempuh sampai akhirnya Niken bisa terbebas dari semua gejala dan autoimunnya terkendali. Notes: dulu Niken menggunakan naturopati.

Di akhir, saya sharingkan juga semua resources berupa informasi dan nomor kontak alternatif penyembuhan yang ada. Plus hari ini saya kirimkan buku tentang autoimun (yang tebel buanget), saya kira lebih bermanfaat berada di tangannya daripada di rumah saya.

Saya tutup pembicaraan dengan berkata “Rasanya kita perlu berterima kasih pada Titi (dan tatapannya yang genit itu), tanpa dia kita nggak akan bisa connect kembali” Dan semoga apa yang saya bagikan bisa sesuai dan bermanfaat untuk membantu teman saya dalam melalui situasi yang saat ini dia alami.

Jadi… Titi oh Titi.. itulah sekilas cerita tentang dirimu. Suatu saat jika ceritamu sampai diangkat jadi sinetron, saya sudah punya judul yang pas, apa lagi kalau bukan “Balada Kucing Tetangga”

The Show Must Go On – 3 Juni 2021

Seorang teman bertanya kepada saya “Bagaimana cara mengatasi mood?” Yup, ini adalah pertanyaan yang sering juga saya jumpai, misal saja saat harus presentasi, bekerja atau mengerjakan tugas rasanya nggak mood sama sekali entah itu sedang males, bete atau barusan putus sama pacar.

Nah, kira – kira bagaimana ya cara mengatasi mood swing ini?

Jawaban saya satu. Miliki sikap seorang professional. Ini quote dari Julius Erving yang pas untuk menggambarkannya:

“Being a professional is doing the things you have to do, on the days you don’t feel like doing them.”

Artinya kurang lebih adalah.. menjadi seorang professional adalah tetap melakukan hal yang harus Anda lakukan, bahkan di hari – hari di mana Anda tidak suka melakukannya. Atau bisa dirangkum dalam satu kalimat judul lagu dari band rock Queen yaitu “Show Must Go On”.

Memiliki sikap professional artinya Anda tidak mengenal yang namanya mood. Mau itu sedang sedih, marah atau ada masalah maka Anda tetap melakukan apa yang perlu Anda lakukan (and deliver result).

Berikut adalah sedikit cerita pengalaman saya. Saat ada klien membooking jadwal saya untuk membawakan training, maka di saat itu mau sedang ada masalah, suasana hati sedang tidak enak atau sakit (yang masih terkendali), saya harus tetap senyum dan membawakan training dengan sepenuh hati. Mengapa demikian?

They don’t hire me to hear my excuse
They don’t hire me to understand my problem
They hire me to deliver results.

Dulu pernah saya ada jadwal training di Jakarta, persis satu hari sebelumnya badan meriang dan pencernaan jadi sangat lancar (baca: mencret terus). Saat itu saya tidak tahu apakah besok bakal bisa fit memberi training atau tidak, tapi saya tetap berangkat.

Setelah tiba, semaleman hampir saya nggak tidur karena musti bolak balik ke kamar mandi sampai belasan kali. Saat itu saya hanya berkata pada diri sendiri, “Nggak papa saat ini dipuas – puasin mencretnya, tapi besok musti fit seharian sampai sore untuk memberi training”

Dan betul.. besoknya seharian saya fit bahkan nggak perlu kunjungan ke kamar mandi sekalipun. Training pun berjalan lancar, peserta tersenyum dan mendapat manfaat. Hanya begitu training usai, seakan – akan permintaan sudah terpenuhi, mencret-nya to be continued.

Nah, jadi itu deh kira – kira tipsnya untuk bisa mengatasi yang namanya mood swing saat musti bekerja. Miliki sikap profesional. Show Must Go On. Saya akan tutup tulisan ini dengan penggalan lyric lagunya Queen.

Inside my heart is breaking. My makeup may be flaking. But my smile, still, stays on. Show Must Go On.

Ingin dapat Inspirasi tiap Hari?

Saat Anda ingin mendapatkan tulisan inspirasi ini tiap hari, bisa join langsung di Facebook Page atau telegram channel saya. Berikut adalah linknya:

Facebook Page: https://www.facebook.com/david.fanpage
Telegram Channel: https://t.me/davidpranata80

Follow

About the Author

Halo, Saya David Pranata seorang trainer dan writer. Harapan saya adalah blog ini mampu menbantu Anda mengkomunikasikan keinginan, kebutuhan dan perasaan dengan jelas dan percaya diri - "Speak & Express What Matter Most"