Intonasi suara akan menentukan apakah audiens bakal betah mendengarkan presentasi anda atau akan duduk terkantuk-kantuk. Pelajari kesalahan yang sering dilakukan kebanyakan presenter pada artikel berikut ini.
Nah.. langsung saja berikut adalah kesalahan-kesalahan yang sering terjadi sehubungan dengan intonasi suara.
Yang dimaksud dengan nada yang monoton adalah pembicara menggunakan tempo, pitch dan volume yang sama dari awal hingga akhir presentasinya. Akibatnya audiens sudah bisa memprediksi seperti apa si presenter bakal bersuara 5, 10 atau 30 menit kedepan. Sesuatu yang mudah diprediksi dan monoton akan membuat orang menjadi bosan dan akhirnya memutuskan untuk tidak lagi mengikuti isi presentasi.
Berikut adalah beberapa contoh keadaan di mana intonasi suaranya monoton:
Saya tidak memihak satu gender tertentu, tapi memang hal yang satu ini lebih sering terjadi pada presenter wanita. Ketika anda berbicara pastikan audiens bisa mendengar suara anda dengan jelas. Jika audiens tidak bisa mendengar atau harus bersusah payah dan berkonsentrasi tingkat tinggi hanya untuk mendengar anda, maka sebenarnya bagi audiens presentasi anda sudah berakhir saat itu juga.
Gunakan microphone jika memang diperlukan, lakukan pengecekan terlebih dahulu akan volumenya. Anda bisa mencek dengan audiens yang duduk di sudut paling jauh, bertanyalah kepada mereka, apakah bisa mendengar suara anda dengan jelas dan nyaman.
Apakah anda antusias atau tidak dalam menyampaikan isi presentasi akan terdengar dari suara anda. Ingat bahwa antusiasme itu menular. Jika anda terdengar kurang antusias dalam menyampaikan, maka anda tidak bisa berharap audiens akan antusias untuk mendengarkan.
Salah satu tanda yang menunjukkan suara yang kurang antusias adalah volume suara yang kecil dan pelafalan yang kurang jelas (terdengar hanya seperti bergumam). Audiens akan susah untuk bisa menangkap apa yang akan disampaikan, sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk tidak lagi mendengarkan.
Pasti anda pernah menjumpai pembicara dengan tipe seperti ini bukan? Yang sebentar-sebentar mereka berkata Eeee atau Ehmmm. Kata-kata Eee atau Ehhm biasanya digunakan sebagai pengisi kekosongan. Biasanya pembicara masih berpikir akan kata-kata apa yang berikutnya hendak mereka sampaikan plus mereka merasa tidak nyaman akan keheningan sehingga mereka mengisinya dengan Eeee.
Penggunaan Eeee dan Ehmmm yang berlebih tentu saja akan mengganggu. Audiens akan merasa tidak nyaman dan bahkan bisa mempersepsikan bahwa anda selalu ragu-ragu akan apa yang anda sampaikan. Lalu, bagaimana cara mengatasi penggunaan Eeee dan Ehmm yang berlebihan ini?
Berikut langkah-langkah singkat untuk mengatasinya:
Artikel di atas saya ambil dari Bab 12: Mengoptimalkan Intonasi Suara dari Buku Speak with Power 🙂 Ini juga hanya satu dari sekian banyak konten-konten yang ada di dalam buku.
Di bab tersebut selain mengetahui kesalahan yang sering terjadi, Anda juga akan mempelajari bagaimana teknik pernafasan, komponen suara dan bagaimana cara menggunakan intonasi dengan efektif. Info lebih lanjut tentang buku bisa anda lihat di akhir halaman web ini.