Memilih topik adalah langkah awal untuk membawakan presentasi. Namun, seringkali langkah ini tidaklah mudah, terutama bagi pemula. Bahkan, sering memilih topik disebut sebagai tantangan terbesar kedua setelah mengatasi rasa takut dalam presentasi.
Meski kedengarannya sepele, tapi urusan pilih – memilih ini seringkali menghabiskan sebagian besar waktu persiapan presentasi. Waktu yang seharusnya bisa dipakai untuk menyusun kerangka dan berlatih justru dihabiskan hanya untuk urusan memilih yang tidak selesai-selesai.
Masalah yang kerap terjadi dan membelit kita dalam memilih topik presentasi adalah:
Nah, agar Anda terhindar dari belitan masalah seperti ini, berikut adalah 5 tips untuk menentukan topik presentasi:
Yang pertama adalah niatkan presentasi Anda sebagai upaya untuk memberi. Fokus Anda adalah kepentingan audiens. Alih-alih memikirkan tepuk tangan atau pujian yang akan Anda dapatkan, pikirkan tentang pengetahuan atau inspirasi apa yang akan audiens dapatkan.
Pemikiran ini akan membantu Anda untuk menyajikan presentasi yang lebih mengena dan memorable.
Upaya ini juga berguna untuk membangun rasa percaya diri. Karena fokus Anda lebih kepada kepentingan audiens, maka tekanan kepada diri Anda jadi berkurang. Setidaknya Anda menjadi tidak terlalu peduli apakah akan dapat tepuk tangan atau tidak. Anda jadi tidak terlalu tegang dalam menghadapi dan membawakan presentasi tersebut.
Temukan apa yang menjadi tujuan Anda membawakan presentasi ini. Dalam konteks dunia kerja dan bisnis, secara umum ada dua jenis tujuan presentasi: to inform (presentasi informatif) dan to persuade (presentasi persuasif).
Perbedaan dari keduanya ada pada ‘mengetahui’ dan ‘melakukan’.
Menemukan tujuan umum saja tentu belum cukup. Anda perlu untuk mencari tujuan spesifik dari presentasi Anda. Tujuan spesifik ini membantu agar presentasi Anda lebih mengena dan tepat sasaran.
Untuk memudahkan Anda menemukan tujuan spesifik dari presentasi Anda bisa menggunakan formula berikut:
“Audiens akan _____________ setelah mendengar presentasi saya.”
Contoh untuk presentasi informatif:
Contoh untuk presentasi persuasif:
Dengan adanya tujuan spesifik ini presentasi akan semakin terarah. Anda jadi seperti punya kompas yang akan memandu mencapai tempat tujuan. Hasilnya, apa yang Anda harapkan setelah presentasi menjadi lebih mudah diwujudkan.
Ini adalah satu panduan penting dalam memilih topik presetasi: berbicaralah tentang apa yang Anda ketahui.
Audiens mendengarkan presentasi karena mereka percaya kita mengetahui apa yang kita katakan. Mereka meyakini bahwa kita kredibel.
Orang mau, bahkan rela membayar mahal, untuk mendengarkan presentasi Pak Hermawan Kertajaya karena mereka percaya Pak Hermawan bisa membantu perusahaan mereka menjadi sukses dan berkembang. Pak Hermawan punya ilmu dan segudang pengalaman untuk itu.
Sebaliknya, orang akan ragu bila Pak Hermawan berbicara dalam seminar tentang ‘Tips Memiliki Perut Six Pack’ Kalaulah Pak Hermawan sampai berbicara dalam forum seperti itu pasti hanya untuk lucu-lucuan saja.
Karena itu, pilihlah topik tentang hal yang pernah Anda pelajari, baik di bangku sekolah ataupun kuliah, atau dari training atau kursus yang pernah Anda ikuti. Atau bisa juga dari buku-buku yang Anda pelajari secara mendalam. Akan lebih bagus kalau pengetahuan itu juga ditunjang dengan pengalaman.
Membawakan presentasi dengan topik yang Anda kuasai membantu Anda merasa lebih percaya diri. Disamping itu presentasi Anda juga jadi terdengar lebih meyakinkan.
Pengetahuan yang sekarang Anda miliki boleh jadi sudah cukup untuk dipresentasikan. Namun agar poin-poin yang Anda sampaikan lebih meyakinkan, Anda perlu fakta atau data penunjang.
Misal Anda pernah mendengar bahwa angka kecelakaan kerja di Indonesia tahun ini menurun drastis daripada tahun lalu dan Anda ingin menyampaikan fakta ini kepada audiens. Nah agar data yang Anda sampaikan valid Anda tentu butuh referensi yang valid. Karena itu Anda butuh riset. Untuk keperluan ini Anda bisa mendapatkannya melalui situs Biro Pusat Statistik atau Kementrian Kesehatan.
Sangat disarankan agar Anda menyebutkan sumber dari data yang Anda kutip. Disamping untuk menunjang kredibibilitas, Anda menyebutkan sumber ini untuk menghindari plagiarisme dan untuk menghargai dan memberi kredit kepada penyedia sumber data.
Hormati kecerdasaan audiens Anda. Karenanya ketika berpresentasi kerahkan fokus Anda kepada upaya untuk berbagi, bukan menggurui.
Dengan niat presentasi untuk berbagi Anda menempatkan diri selevel dengan audiens. Dengan mindset seperti ini Anda jadi seolah-olah ngobrol dengan teman-teman sendiri. Ini yang membuat Anda jadi lebih mudah connect dengan audiens dan pesan atau pemikiran Anda jadi lebih mudah diterima oleh mereka.
Hal ini juga disetujui oleh Lance Miller, juara dunia public speaking tahun 2005:
”Humility and sincerity are what make great speakers and great speeches.”
Itulah lima langkah yang bisa Anda lakukan untuk menemukan topik presentasi Anda. Semoga dengan menerapkan lima langkah ini Anda tidak lagi dibelit masalah soal lamanya waktu untuk menemukan topik yang tepat.