Pernahkah Anda hadir dalam suatu presentasi yang berjalan monoton dan membuat bosan bahkan ngantuk? Pasti pernah kan? Nah, ketika giliran Anda yang presentasi tentu Anda tidak ingin melakukan hal yang sama. Jadi apa yang bisa Anda lakukan? Jawabannya adalah dengan memberikan hook!
Sampai disini pasti Anda bertanya-tanya, “Hook itu apa sih, Pak? Apakah jenis pukulan dalam tinju?”
Tentu saja bukan, karena kita sedang tidak berbicara mengenai tinju atau semacamnya. Hook atau pancing disini adalah hal yang Anda lakukan di dalam presentasi untuk memancing perhatian audiens.
Tanpa hook presentasi Anda akan mudah terjun bebas menuju ke titik jenuh.
Karenanya Anda perlu secara terencana dan tertata untuk memberi hook dalam presentasi. Hook ini tidak hanya perlu diberikan di bagian awal dan akhir saja, tetapi perlu disebar di seluruh bagian presentasi untuk senantiasa menarik perhatian audiens.
Berikut ini 7 macam hook yang bisa Anda gunakan dalam presentasi Anda berikutnya. Langsung disimak ya!
Ini adalah hook dasar. Pada dasarnya semua hook yang dibahas di artikel ini mengandung unsur rasa penasaran ini.
Contohnya seperti ini:
“Pernah suatu pagi seorang rekan kerja kehilangan ponselnya di ruangan tempat kami bekerja. Di ruangan itu hanya ada 10 orang staf termasuk saya. Sampai menjelang sore tidak ada satu pun orang yang mengaku melihat atau menemukan ponsel teman tersebut.
Di antara kami sudah saling mengenal baik satu sama lain dan tampaknya semua orang jujur-jujur. Sampai akhirnya dicoba untuk membuka rekaman CCTV yang semula sudah dianggap rusak. Ternyata CCTV itu masih bekerja dengan baik. Dari CCTV itulah akhirnya terungkap siapa pelakunya.
Kita semua tidak pernah menyangka kalau dia sampai bisa berbuat seperti itu. Dan orang tersebut adalah …”
Pernyataan di atas membuat audiens penasaran. Kuncinya adalah menyimpan kata-kata penting yang sangat ingin didengar audiens. Sampaikan itu di akhir nanti sebagai pamungkasnya.
Sebelumnya berilah pernyataan-pernyatan yang memancing rasa ingin tahu, yang membuat audiens untuk mengetahui lebih lanjut.
Sesuai namanya hook ini memberitahu audiens apa yang bisa mereka capai jika mereka mengetahui atau melakukan apa yang akan Anda sampaikan berikutnya.
Sebagai contoh:
“Satu langkah sederhana ini akan meningkatkan secara signifikan jumlah ‘Likes’ dan ‘Followers’ Anda di media sosial. Tidak perlu waktu bertahun-tahun untuk melakukannya. Tidak pula perlu modal yang besar untuk mendapatkannya.
Pun Anda tidak harus jadi orang terkenal dulu baru bisa mencapainya. Yang dibutuhkan hanyalah langkah sederhana dan konsisten. Dan langkah itu adalah …”
Hal-hal yang disebutkan di awal adalah pancingan pencapaian yang pastinya juga ingin dicapai oleh audiens. Pancingan ini menggugah rasa ingin tahu audiens untuk mengetahui caranya yang diungkap di akhir pernyataan tersebut.
Hook ini memberitahu audiens apa yang harus mereka hindari atau mereka berhenti lakukan agar tidak mengalami derita seperti yang Anda paparkan.
Sebagai contoh:
“Di awal karir saya sebagai pembicara sulit sekali untuk mendapatkan respect dan perhatian audiens. Saya merasa audiens tidak terlalu memperhatikan dan menaruh hormat kepada saya.
Sering kali ketika saya berbicara banyak peserta yang menguap, main gadget, atau bahkan ngobrol sendiri.
Kerap pula ketika saya meminta mereka untuk melakukan sesuatu atau mengulangi perkataan saya mereka sepertinya enggan untuk melakukannya.
Bertahun-tahun kemudian saya baru menyadari kalau saya telah melakukan satu kesalahan fatal. Kesalahan yang juga tidak boleh Anda lalukan kalau Anda tidak ingin mengalami nasib seperti saya. Kesalahan itu adalah …”
Kata-kata ‘”kebanyakan orang …’” sangat efektif untuk memancing perhatian audiens. Ketika pembicara mengatakan “kebanyakan orang …’” lazimnya reaksi audiens adalah menolak menjadi bagian dari kebanyakan orang itu.
Ada satu quote menarik tentang hal ini:
“Most people do not want to be most people.”
Kebanyakan orang tidak ingin menjadi seperti kebanyakan orang.
Contohnya:
“Kebanyakan orang tidak menghargai waktu.”
“Kebanyakan orang tidak mematuhi peraturan lalu-lintas.”
“Kebanyakan orang sudah lupa akan resolusi awal tahunnya di bulan Februari.”
Ketika Anda menyampaikan pernyataan-pernyataan di atas sudah barang tentu audiens tidak mau menjadi bagian dari kebanyakan orang tersebut. Mereka tidak mau termasuk orang yang tidak menghargai waktu, atau tidak mematuhi peraturan lalu-lintas, atau orang yang lupa resolusi awal tahunnya.
Penolakan-penolakan ini menunjukkan mereka memperhatikan Anda sebagai pembicara.
Presentasi yang baik harus ada unsur ceritanya. Dan cerita yang baik mesti ada unsur konfliknya.
Tanpa adanya konflik cerita jadi membosankan. Bayangkan Anda nonton film yang dari awal jagoannya menang dan happy terus. Membosankan, bukan?
Presentasi tanpa konflik juga kurang greget. Karena itu masukkan konflik dalam presentasi Anda sebagai hook.
Misalkan Anda adalah pebisnis online sukses yang tengah memberikan motivasi dan kiat-kiat berbisnis online. Kalau Anda hanya menceritakan kesuksesan demi kesuksesan yang telah Anda raih, presentasi Anda jadi cenderung membosankan.
Jauh lebih baik jika Anda berbagi kisah kegagalan, frustrasi dan derita yang pernah Anda alami saat merintis bisnis Anda. Kisah kegagalan dan derita itu adalah konflik yang memancing perhatian audiens.
Diam sejenak (pause) dalam presentasi adalah hal yang sungguh powerful namun sering dilupakan pembicara. Diam sejenak ini bisa berfungsi sebagai pemancing perhatian yang sangat kuat.
Sayangnya potensi dari diam ini jarang dimanfaatkan. Kebanyakan pembicara lebih asyik dengan bicara cepat dan tanpa henti. Akibatnya banyak presentasi yang jadi terasa hambar meski kontennya sebetulnya kuat.
Oleh karena itu gunakan kekuatan diam sejenak ini sebagai hook. Lamanya diam berbeda-beda, tergantung tujuannya.
Menurut Patricia Fripp, pembicara publik terkemuka dunia, lamanya diam ini bervariasi antara 1 sampai 7 detik. Untuk pause for effect atau memberi efek tertentu pada kata-kata yang ingin Anda tekankan, diamlah selama 1 – 2 detik sebelum mengucapkan kata-kata tersebut.
Namun untuk reflection pause atau diam untuk memberi waktu bagi audiens merenungkan suatu pemikiran atau kisah yang Anda sampaikan, berdiamlah selama 5 – 7 detik.
Pernyataan mengejutkan juga sangat berdaya sebagai pemancing perhatian. Temukan pernyataan atau fakta-fakta mengejutkan di buku-buku ensiklopedia atau di internet. Carilah fakta atau pernyataan yang relevan dengan topik yang Anda bawakan.
Untuk menjaga kredibilitas Anda pastikan bahwa Anda mendapatkan pernyataan atau fakta tersebut dari sumber terpercaya. Bila perlu lakukan crosscheck ke sumber lainnya untuk memastikan bahwa data Anda valid.
Contoh pernyataan mengejutkan:
Kurang olah raga menyebabkan kematian sebanyak kematian karena merokok.
Duduk dan tidur berlebihan meningkatkan risiko kematian dini.
Setiap detik ada 500 jam video yang diunggah ke YouTube.
Sebanyak 95 juta foto diunggah ke Instagram setiap hari.
Populasi pengguna Facebook hampir sepuluh kali lipat populasi Indonesia.
Dari contoh-contoh di atas Anda bisa bayangkan reaksi audiens ketika melihat pernyataan itu terpampang di layar presentasi Anda. Mereka pasti akan tertegun, berdecak kagum atau bahkan mengambil gambar dengan gadget mereka.
Itulah 7 hook atau pancing yang bisa memancing perhatian audiens. Hook ini bukan hanya efektif untuk diberikan di awal atau akhir, melainkan di seluruh bagian presentasi Anda.
Pilih dan gunakan yang menurut Anda nyaman dan sesuai dengan kebutuhan dan lihat bagaimana respons audiens yang berbeda di presentasi Anda berikutnya.
Jadi hook manakah yang akan Anda guanakan di presentasi Anda yang berikutnya? 🙂