Jika anda ingin menjadi seorang pemimpin, mutlak anda membutuhkan untuk meyakinkan orang lain. Artikel ini akan menunjukkan bagaimana dengan menguasai public speaking bisa menghantarkan anda menjadi seorang CEO.
Artikel ini saya buat berdasarkan pengalaman seorang teman saya, Anthony Soehartono, yang mengikuti kompetisi XL CEO Challenge. Ini adalah sebuah kompetisi di mana pemenangnya akan mendapatkan kesempatan untuk duduk di jajaran board of director XL Axiata selama satu minggu.
Pada seleksi menuju babak final ada sebuah tantangan di mana peserta harus membuat sebuah video presentasi berdurasi 2 menit menjawab pertanyaan ini “Mengapa saya layak menjadi CEO XL Axiata?”
Di tahapan inilah saya meng-coach Anthony (bukan untuk membuatkan presentasinya lo ya 🙂 ), akan tetapi untuk menstrukturkan jalan pemikiran dan pesan apa yang musti disampaikan. Saya akan mensharingkan prosesnya sehingga anda bisa mendapatkan kunci dan manfaatnya juga. Yuk langsung kita mulai….
Bayangkan anda menjadi salah satu peserta dan musti menjawab pertanyaan tantangan tersebut (Mengapa saya layak menjadi CEO XL Axiata), kira-kira hal apa yang akan anda sampaikan?
Mayoritas orang akan menjawab dengan prestasi dan pencapaian yang pernah mereka dapatkan, misalnya:
Apa kelemahan dari pendekatan itu?
Ada sekian banyak peserta yang sangat kompetitif, jika IPK anda 3.89 mungkin ada peserta lain dengan IPK 3.99. Jika anda berhasil mendirikan perusahaan anda sendiri PT. Undar-Undur, akan ada peserta lain juga yang mendirikan PT. Gonjang-Ganjing. Bagaimana juri bisa melihat dengan jelas bedanya?
Dan yang lebih penting, fokus dari presentasi anda akan menjadi pada diri sendiri. Padahal untuk sebuah presentasi persuasif, siapakah yang harus menjadi fokus utama? Yup.. tidak lain adalah keinginan dan kebutuhan audiens anda (dalam hal ini XL Axiata).
Jadi waktu itu yang kami lakukan adalah memfokuskan presentasi pada apa yang akan didapatkan oleh XL Axiata ketika mereka menjadikan Anthony sebagai CEO selama satu minggu, bukannya kepada prestasi atau pencapaian yang dimiliki oleh Anthony.
Kunci #1:
Fokuslah pada keinginan dan kebutuhan audiens
Setelah mengetahui fokus presentasi, berikutnya adalah bagaimana menemukan dan menjual pesan yang ingin disampaikan. Kunci dari tahapan ini adalah menemukan keinginan dan kebutuhan yang mengandung muatan emosional.
Untuk lebih jelasnya berikut kira-kira percakapan saya dan Anthony waktu itu:
[special]D : “Kira-kira apa sih yang kamu lakukan ketika nanti berhasil jadi CEO selama satu minggu?”
A : “Saya sih kepingin lebih kenal dan dekat dengan karyawan sampai di level bawah.”
D : “Memangnya kenapa kamu melakukan hal itu?”
A : “Supaya karyawan merasa lebih diperhatikan oleh perusahaan.”
D : “Kalau karyawan merasa diperhatikan oleh perusahaan, memangnya apa yang bakal terjadi?”
A : “Mereka akan lebih produktif dalam melakukan pekerjaannya sehingga perusahaan menjadi lebih maju.”
D : “Ada benefit yang lebih bisa dirasakan secara emosional nggak?”
A : “Hmm… setiap karyawan bisa bangun tiap hari dan merasa bangga sebagai bagian dari XL Axiata”
[/special]Kalimat terakhir (Setiap karyawan bisa bangun tiap hari dan merasa bangga sebagai bagian dari XL Axiata) adalah pernyataan yang mengandung nilai emosional, itulah nanti pesan yang akan dijual dan menjadi fondasi dari keseluruhan isi presentasi.
Coba anda bandingkan jika pernyataan yang dijual adalah “Karyawan lebih produktif dalam bekerja sehingga perusahaan lebih maju“, sangat berbeda bukan? Saya terus menggali dengan pertanyaan untuk akhirnya bisa menemukan sebuah pernyataan yang bisa mengandung muatan emosional.
Mengapa?
Karena di dalam presentasi persuasif selain meyakinkan orang secara logika, kita juga harus bisa menggerakkan mereka dalam level emosi. Biasanya ini dilakukan dengan menggunakan cerita atau pernyataan yang mengandung muatan emosional.
Kunci #2:
Sentuh audiens dalam level emosi untuk bisa menggerakkan mereka
Nah.. tentunya anda ingin tahu bagaimana video presentasi-nya bukan? Ini dia videonya (dalam bahasa inggris ya):
Video presentasi tersebut berhasil mengantarkan Anthony masuk ke babak final dan menyisihkan ratusan peserta lainnya. Dan di babak final Anthony kembali berhasil dan akhrinya menjadi CDSO (Chief Digital Service Officer). Ini dia fotonya:
Selamat untuk Anthony Soehartono yang akhirnya berhasil merasakan selama satu minggu bagaimana sensasinya menduduki posisi Board of Director di salah satu perusahaan tersebesar di Indonesia.
Oh ya, bagi anda yang ingin mengenal dia lebih lanjut bisa follow twitter nya atau mengunjungi web BrandPartner, perusahaan desain yang dimilikinya. BrandPartner jugalah yang sudah membantu konsep desain dari web saya ini.
[bluebox]Jika organisasi anda membutuhkan pelatihan atau pendampingan dalam skill presentasi atau public speaking. Atau anda membutuhkan seorang speech coach untuk presentasi anda yang berikutnya, silahkan kontak saya via speaking page untuk informasi lebih lanjut.
[/bluebox]Pertanyaan: “Mengapa sih seorang pemimpin butuh untuk menguasai kemampuan public speaking?” Sharingkan jawaban anda di kolom komentar di bawah