Menyampaikan Pesan Melalui Cerita – Tips Storytelling

By David Pranata | Tips Komunikasi

Feb 28

Sering menyampaikan pesan atau nasehat tapi merasa kurang efektif? Cobalah dengan menggunakan cerita. Simak tips nya di video / artikel berikut.

Anda juga bisa mempelajari konten artikel berikut melalui youtube video yang ada di atas, atau Anda juga bisa membaca intisarinya di bawah ini.

Mengapa Mengunakan Cerita?

Ada setidaknya tiga keunggulan dari penggunaan cerita untuk menyampaikan pesan.

  1. Entertaining. Nasehat semata akan sering dihiraukan. Sebaliknya, pesan yang disampaikan dengan cerita akan jadi jauh lebih menarik dan menghibur. Manusia pada dasarnya suka dengan cerita. Itulah mengapa kita suka membaca novel, nonton film, dan suka bergosip.
  2. Evoke emotions. Cerita bisa membangkitkan emosi tertentu. Berilah cerita sedih, maka audiens Anda akan ikut merasa sedih. Sampaikanlah cerita yang memotivasi, maka audiens akan termotivasi. Hal ini karena adanya mirror neurons dalam otak yang menuntun kita untuk meniru emosi yang ada di sekitar.
  3. Memorable. Masih ingatkah Anda akan nasehat orang tua atau guru saat masih kecil? Kemungkinan samar-samar atau bahkan sudah tidak ingat. Tetapi, ingatkah Anda dengan dongeng yang diceritakan oleh orang tua dulu? Pasti Anda ingat, meski itu telah berpuluh tahun yang lalu.  Karenanya, agar pesan diingat dalam jangka lama, berikan cerita.

Dengan tiga keunggulan cerita di atas, kita bisa menggunakan cerita untuk berbagai hal. Cerita bisa digunakan untuk mengajarkan sesuatu, ajakan melakukan sesuatu, atau bahkan untuk keperluan bisnis. Kita tinggal sesuaikan dengan konteks dan keperluan.

Satu Tips Penting Saat Menggunakan Cerita

Cerita untuk keperluan pengajaran harus memiliki satu unsur penting. Tanpa unsur ini cerita yang kita sampaikan akan menjadi seperti curhat atau gosip. Unsur penting itu adalah pesan, yang kerap disebut dengan carryout message atau moral of the story.

Tengoklah cerita Malin Kundang. Cerita ini membawa pesan penting yatu “janganlah durhaka kepada orang tua”. Atau cerita Aesop mengenai kelinci melawan kura-kura dengan pesan yang disampaikan adalah “janganlah sombong meski punya kelebihan”.

Untuk dapat gambaran lebih jelas lagi, marilah kita simak contoh yang lebih lengkap berikut ini. Setelah membacanya, cobalah terka apa carryout message dari cerita ini.

Cerita Si Pemburu

Sekelompok pemburu menyewa sebuah helikopter untuk membawa mereka berburu di hutan. Sesampai mereka di hutan, pilot diberitahu untuk menjemput mereka dua hari kemudian.

Setelah dua hari berlalu sang pilot datang kembali untuk menjemput dua orang pemburu itu. Sesampai di lokasi sang pilot kaget dan berkata, “Wah, helkopter ini tidak bisa membawa dua ekor bison. Kalian harus meninggalkan salah satunya.”

Namun salah satu pemburu bersikeras, “Tapi pilot kami tahun lalu helikopternya bersedia membawa dua ekor sekaligus lho.” Sejenak pilot tersebut ragu-ragu sebelum akhirnya berkata, “Baiklah, kalau yang dulu boleh, saya pun bolehkan.”

Akhirnya terbanglah helkopter itu bersama kelompok pemburu dan dua ekor bison. Namun belum terlalu lama terbang helikopter itu oleng karena beban berat dan terjatuh. Tapi untungnya semua orang itu selamat.

Setelah mengusap-usap matanya si pilot bertanya, “Kira – kira kita berada di mana ya?” Salah satu pemburu melihat sekeliling kemudian berkata, “Oh, sepertinya kita satu kilometer dari tempat kita jatuh tahun lalu.”

Nah, setelah membaca cerita di atas, apa kira-kira pesan atau carryout message yang ingin disampaikan? Iya, betul! Pesannya adalah “Jangan mengulangi kesalahan yang sama.”

Lebih menarik dan mengena bukan kalau sebuah pesan disampaikan dengan cerita? So.. “What’s Your Story?”

Follow

About the Author

Halo, Saya David Pranata seorang trainer dan writer. Harapan saya adalah blog ini mampu menbantu Anda mengkomunikasikan keinginan, kebutuhan dan perasaan dengan jelas dan percaya diri - "Speak & Express What Matter Most"