Menemukan Cerita dalam Hidup Anda

By David Pranata | Tips Komunikasi

Aug 20

Banyak orang berpendapat bahwa hidup mereka biasa – biasa saja. Tidak ada hal menarik yang terjadi dan layak untuk diceritakan. Hmm.. everyone has story to tell, they just don’t know how to find it.

Menemukan cerita dalam hidup Anda

Hidup Saya Tidak Menarik

Satu hal yang jelas, Anda tidak perlu sampai mengalami hal – hal seperti di bawah ini untuk punya cerita yang layak diceritakan:

  • Dikejar – kejar buaya dan zombie saat liburan yang lalu
  • Menyelamatkan dunia dari serbuan alien
  • Punya kisah cinta romantis ala – ala Dilan dan Milea

Kalau hal – hal di atas adalah syarat supaya Anda merasa baru memiliki cerita menarik untuk diceritakan, berarti itu adalah tanda – tanda Anda kebanyakan nonton film action 🙂

Everyone has stories to tell

Tiap orang pasti punya pengalaman atau kisah dalam hidupnya yang layak untuk diceritakan. Cerita dan pengalaman hidup Anda bisa jadi hadiah bahkan harta karun berharga untuk orang lain. Mereka bisa belajar dan terinspirasi dari cerita Anda.

Tapi Pak.. apa bedanya cerita dengan curhat?

Nah, ini adalah satu pertanyaan yang menarik. Saat bercerita, kita ingin memastikan bahwa kita melakukan proses storytelling yang uplifting (menginspirasi) bukannya malah curhat. Ini dia beda cerita dan curhat:

Cerita (Scar) vs Curhat (Wound)

Cerita adalah kejadian yang sudah bisa Anda lihat dan temukan pembelajaran dan hasil akhir (outcome) nya. Jikalau kisah itu adalah sesuatu menyedihkan Anda sudah move on. Sedang curhat adalah kejadian yang masih BELUM bisa Anda temukan pembelajaran dan hasil akhirnya.

Cerita bisa Anda bagikan ke orang lain sehingga mereka ikut belajar atau terinspirasi dari pengalaman Anda. Curhat adalah ketika Anda membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan masalah / kejadian yang sedang dialami sehingga untuk ini Anda perlu bicara dengan orang yang tepat (teman, keluarga atau terapis).

Jika dianalogikan cerita adalah scar (bekas luka) yang sudah sembuh, sedang curhat adalah wound (luka yang masih berdarah).

Sering kita tidak menemukan cerita hanya karena kita tidak pernah mencari. Jika kita cari kita pasti nemu kok.. dan cerita ini bisa Anda gunakan untuk berbagai hal berikut ini:

  • Ceritakan kepada anak (banyak lo anak yang tidak tahu kisah orang tuanya)
  • Gunakan dalam presentasi (dan membuat presentasi Anda lebih menarik dan diingat audiens)
  • Ceritakan kepada teman atau saudara dalam obrolan sehari – hari (dan membuat kualitas pembicaraan meningkat, bukan hanya tentang gosip melulu 🙂 )

Atau dengan kata singkat…

Cerita akan membuat kita bisa terhubung (connect) dengan orang lain.

Bagaimana Menemukan Cerita

Berikut adalah langkah – langkah bagaimana menemukan cerita dalam hidup Anda. Tenang saja.. simpel kok langkah – langkahnya. Coba nanti Anda simak sambil praktekkan, pasti ketemu deh ceritanya!

Step #1 Bagi hidup Anda dalam periode waktu

Saran saya, Anda bisa membagi periode hidup menjadi per-dekade (10 tahunan). Mengapa demikian? Lebih mudah mencari sesuatu jika tempatnya lebih spesifik. Dalam periode waktu tersebut, Anda bisa identifikasi masa – masa apa yang saat itu yang sedang Anda lalui.

Berikut saya berikan contoh milik saya:

  • Umur 1 – 10: Saat masa kecil di kampung halaman, sekolah TK dan SD
  • Umur 10 – 20: masa – masa duduk di bangku SMP – SMA
  • Umur 20 – 30: masa – masa kuliah dan awal – awal berkarir di dunia kerja
  • Umur 30 – 40: masa – masa menjalani hidup berkeluarga, menemukan profesi yang pas

Step #2 Tentukan Kejadian Menarik (dan Spesifik) yang Terjadi 

Setelah membagi hidup Anda menjadi periode waktu seperti di atas, Anda bisa mengidentifikasikan kejadian menarik (dan spesifik) yang terjadi di periode waktu tersebut. Temukan kejadian yang membekas di hati Anda saat itu. Sekali lagi kejadiannya musti spesifik ya!

Berikut adalah contoh dari saya

  • Periode 1 – 10 tahun: Pertama kali masuk TK, sedemikian takut ditinggal mami saya sampai naik di atas meja ruang kelas
  • Periode 10 – 20 tahun: Kisah mengikuti lomba lari di sekolah (dan berjuang sekuat tenaga supaya tidak jadi juara terakhir)
  • Periode 20 – 30 tahun: Pengalaman pertama kali menjalani interview kerja (dan gagal total)
  • Periode 30 – 40 tahun: Pengalaman menemani istri menjalani terapi selama 6 bulan

Dan tentu saja, Anda bisa mengidentifikasi lebih dari 1 kejadian per-periode waktunya. Anda juga bisa mengulangi proses ini sewaktu – waktu butuh untuk menggali cerita yang ada dalam diri.

Step #3 Temukan emosi, pembelajaran dan hasil dari kejadian tersebut

Untuk tiap kejadian yang berhasil Anda identifikasi dalam langkah kedua di atas, tentukan tiga hal berikut:

  • emosi yang Anda rasakan saat itu (misal: marah, sedih, kecewa, antusias)
  • pembelajaran yang Anda dapat, atau istilah kerennya moral of the story / carryout message
  • hasil akhir (outcome) yang Anda alami, yaitu perubahan atau hasil akhir yang didapat

Saya berikan dua contoh untuk pengalaman hidup saya di atas ya:

Lomba Lari di Sekolah

Sekilas kisahnya adalah ditunjuk untuk mewakili kelas dalam lomba lari antar kelas (class meeting). Saat lomba dimulai kaget karena semua larinya kencang – kencang. Sempat di posisi terakhir, dan berjuang keras untuk TIDAK JADI JUARA TERAKHIR.

  • emosi: kuatir, cemas, takut
  • pembelajaran: motivasi menghindari rasa malu / sengsara ternyata kuat sekali, yang penting tidak menyerah
  • hasil akhir / outcome: berhasil menjadi juara 3 (dari belakang), tapi di mata teman tetap terlihat jadi juara terakhir karena dua orang di belakang kabur dan memilih untuk tidak melintasi garis finish
Interview Kerja Pertama

Sekilas kisahnya adalah mendapat panggilan interview kerja pertama kali di perusahaan yang diidam – idamkan. Interview ini berakhir gagal total karena salah sangka dan tidak melakukan riset tentang perusahaan tersebut sebelum interview. Baca kisah lengkapnya di link ini

  • emosi: kaget, kecewa, bersyukur
  • pembelajaran: lakukan riset dan kenali siapa calon audiens Anda
  • hasil akhir / outcome: saya tidak diterima kerja karena tidak melakukan riset terlebih dahulu. Bersyukur atas pembelajaran tersebut dan menggunakannya untuk kesempatan di kemudian hari

Step #4 Pilih mana yang ingin Anda ceritakan

Sampai di titik ini mustinya Anda sudah memiliki beberapa kejadian yang bisa dijadikan sebagai calon cerita Anda. Anda bisa pilih kejadian atau pembelajaran yang sekiranya sesuai dengan audiens / lawan bicara.

Untuk cara menyusun dan menceritakan kejadian tersebut sehingga bisa menjadi cerita yang menarik.. bisa Anda pelajari di program terbaru saya yaitu The Essentials of Storytelling. Jika ingin tahu info lengkapnya silahkan klik gambar di bawah ya.

Nah, jadi itu tadi sudah bersama – sama kita pelajari bagaimana cara menemukan harta karun dalam diri Anda, yaitu cerita – cerita menarik yang siap Anda bagikan (dan memberi manfaat untuk orang lain). Semoga bermanfaat!

Follow

About the Author

Halo, Saya David Pranata seorang trainer dan writer. Harapan saya adalah blog ini mampu menbantu Anda mengkomunikasikan keinginan, kebutuhan dan perasaan dengan jelas dan percaya diri - "Speak & Express What Matter Most"