“Tapi Pak, saya ini kan orangnya tidak lucu dan saya tidak bisa melucu!” begitulah rata-rata komentar orang ketika berbicara tentang penggunaan humor dalam presentasi. Hanya saja, tahukah anda jika menggunakan humor juga bisa dipelajari?
Banyak sekali orang yang merasa dirinya bukan pribadi humoris sehingga akhirnya mereka tidak berani menggunakan humor dalam presentasi. Akan tetapi kenyataannya anda tidak perlu menjadi seperti Mr. Bean untuk bisa menggunakan humor.
Dulunya saya juga tipe presenter yang serius sekali ๐ Selama sekian kali berpresentasi di Toastmasters, tidak pernah sekalipun saya berhasil membuat audiens tertawa. Sampai suatu saat saya berbicara tentang materi berikut:
“Ada aktivitas yang lebih kita ingini dibandingkan aktivitas yang lain. Hayoo.. coba mana yang anda pilih dari dua aktivitas ini: Menonton TV atau membersihkan toilet?”
Dan tiba-tiba mayoritas dari audiens tertawa. Saya sendiri sampai terheran-heran, “Wah.. mereka bisa tertawa ya” (sambil menepuk dada bangga padahal saya tidak tahu mengapa mereka tertawa). Tapi momen ini menjadi momen yang sangat menentukan bagi saya.
Ternyata saya yang serius ini bisa juga membuat orang lain tertawa. Jikalau saja saya bisa menemukan sebab mengapa mereka tertawa. Kemudian saya aplikasikan pada materi lain, tentunya saya bisa membuat mereka tertawa lagi.
Dari situlah pencarian saya akan bagaimana cara menggunakan humor dalam presentasi dimulai. Setelah sekian banyak belajar dari buku, online course dan langsung pada program pelatihan, sekarang saya bisa membuat audiens tertawa di presentasi saya (paling tidak lebih dari satu kali tertawanya ๐ ).
Bahkan sudah beberapa kali hasil feedback yang diberikan kepada saya dari audiens mengatakan bahwa strong points saya adalah kemampuan menggunakan storytelling dan humor.
Dan pada kesempatan kali ini anda akan mendapatkan satu prinsip mendasar (dan paling sering saya gunakan) tentang mengapa orang bisa tertawa. Ini dia prinsipnya.
Loo.. kok bisa begitu? salah sangka kok malah tertawa?
Juara dunia public speaking tahun 2001, Darren LaCroix, menggunakan analogi sebagai berikut “Humor itu seperti ketika anda duduk di kereta api yang berada di atas lintasan mengarah ke satu tujuan. Hanya saja, tiba-tiba kereta keluar dari lintasan dan tidak lagi menuju ke tujuannya.” Hasilnya? Anda malah tertawa.
Jadi yang harus anda lakukan untuk membuat anda tertawa adalah membuat dan mengarahkan persepsi audiens akan satu tujuan akan tetapi tiba-tiba membelokkannya sehingga akhirnya mereka salah sangka. Ketika ini terjadi, mereka akan tertawa.
Bingung? saya yakin anda pasti bingung ๐ Berikut contohnya supaya jelas
Humor sederhana ini saya lihat dibawakan oleh salah seorang teman saya seorang trainer secara efektif. Untuk membantu mengingat materi trainingnya dia meminta peserta mencari pasangan dan melabeli diri mereka dengan si A dan si B. Berikut adalah instruksi yang dia katakan:
Stop di sini dulu, sampai di sini tentu anda sudah punya dugaan bukan? Saya yakin pasti dalam pikiran anda sudah muncul persepsi “Oooo… kalau tadi di sesi pertama sudah si A duluan yang sharing, pasti nih di sesi kedua giliran B yang musti duluan sharing”. Betul bukan?
Nah, prinsip humor mengatakan… buatlah audiens salah sangka.ย Jadi inilah yang dikatakan oleh teman saya:
Kalau begitu di sesi kedua ini…. A lagi yang duluan sharing
Dan hampir semua audiens tertawa. Simpel sekali bukan? hanya dengan membuat audiens salah sangka anda bisa membuat mereka tertawa. Untuk lebih mantap, saya akan berikan contoh yang kedua.
Ini adalah satu humor saya yang kerapkali mendapat tawa paling meriah dari keseluruhan isi presentasi. Sama dengan contoh di atas, humor ini juga menggunakan prinsip salah sangka. Ini dia contohnya, sedikit agak panjang karena saya benar-benar ingin mengarahkan persepsi audiens.
“Saya melihat teman saya dan terinspirasi, saya juga ingin menjadi yang terbaik dalam bidang saya. Oleh karena itu saya mulai mendedikasikan diri untuk belajar ilmu public speaking.
Saya mulai membaca sekian banyak buku tentang presentasi dan public speaking.
Saya mulai mengikuti pelatihan dari pembicara baik dalam maupun luar negeri.
Saya melihat ada satu program online course tentang storytelling, total 7 CD dengan harga $147. SAYA BELI!
Dan tidak hanya itu, saya melihat ada program lain “Get More Laughs” tentang bagaimana menjadi pembicara yang humoris. 10 DVD dan 15 CD dengan harga lebih dari $700.
Saya tahu itu mahal tapi saya sudah berkomitmen, saya ingin menjadi yang terbaik. Oleh karena itu…..”
Okay… stop di sini dulu. Secara tidak sadar anda pasti sudah mempunyai ekspektasi tentang kelanjutan kalimat di atas. Dari kalimat-kalimat sebelumnya, anda sudah menyusun ekspektasi bahwa walaupun mahal saya akan membelinya bukan? ๐
Dan inilah yang akhirnya menjadi kelanjutan cerita saya:
“Oleh karena itu….. Saya pinjam dari teman dan saya copy”
Hahaha… (sambil menulis ini saya berharap anda yang membaca juga tertawa). Sampai saat ini kalimat ini selalu mendapat tawa cukup besar dari mayoritas audiens. Mengapa?
Sekali lagi karena mereka salah sangka. Apalagi di sini saya membangun ekspektasinya cukup panjang dan dalam membawakannya saya naikkan tempo/kecepatan saya berbicara. Ibarat kereta dalam analogi di atas, kereta ini bergerak sangat cepat dan tiba-tiba keluar lintasan.
Nah.. itu dia satu prinsip humor yang bisa anda gunakan untuk presentasi anda. Prinsip ini berlaku universal, yang perlu anda lakukan adalah susun ekspektasi audiens dahulu, setelah itu buatlah mereka salah sangka. Jika anda berhasil melakukannya niscaya audiens akan tertawa.
Ingin juga mempelajari prinsip dan formula humor yang lain? Anda bisa mencermati program audio saya “Make Them Laughs”, yang berita baiknya saat ini masih saya berikan sebagai free bonus dari programย audio tips for effective presentation.