Cara Mengatasi Sifat Suka Menunda-Nunda

By David Pranata | Lain-lain

Nov 06

Hari ini saya menerima email dari Bu Hanna, salah seorang anggota di Toastmasters Club tempat saya bergabung. Isi emailnya adalah saya diminta untuk memberikan judul dan durasi presentasi saya untuk meeting keesokan harinya. “Waduh!” pikir saya, saya belum siap semuanya =(  judul, durasi dan detail isi belum benar-benar saya persiapkan.

procrastinate

Padahal sejak tiga minggu sebelumnya saya tahu kalau saya mendapat giliran presentasi hari itu. Sebab utama ini bisa terjadi adalah saya merupakan fans berat dari “procrastination” atau sifat untuk menunda-nunda pekerjaan.

Dan ternyata saya tidak sendiri dalam hal ini (haha.. lega juga karena banyak temannya), saya pernah bertanya kepada student saya yang baru saja selesai mid-term test presentasi. Inilah yang saya tanyakan pada mereka “Waktu mid term test lalu, kapan kalian selesai mempersiapkan slide dan isi presentasi?”. Hasilnya adalah sekitar 20% sudah selesai 2 minggu sampai 1 minggu sebelum hari H, sedang 80% sisanya selesai malam sebelum test, subuh sebelum test atau bahkan beberapa menit sebelum test.

Sebetulnya saya sudah lama menyadari kalau banyak dari kita yang juga memiliki penyakit suka menunda-nunda pekerjaan ini. Waktu itu sempat insting bisnis saya muncul hingga akhirnya muncul niatan membuat workshop “How to Avoid Procrastination”. Hanya saja karena saya suka menunda-nunda akhirnya pembuatan dan pelaksanaan workshop ini juga tertunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan  🙂

Fenomena suka menunda-nunda ini akhirnya memunculkan suatu teori yang disebut Parkinson Law - Work expands so as to fill the time available for its completion –, artinya pekerjaan akan berkembang sesuai dengan waktu yang tersedia untuk menyelesaikannya. Jadi ketika anda diberi waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan selama 5 hari, maka anda akan selesaikan dalam 5 hari. Untuk pekerjaan yang sama tetapi anda diberi waktu 1 bulan, maka kapan selesainya? Betul sekali…. satu bulan juga (hahaha.. bahkan kadang lebih)

Satu hal yang menarik mengenai fenomena ini adalah “dead grandma phenomenon”. Suatu penelitian menunjukkan bahwa oma-oma 10 – 15 kali lebih sering meninggal pada masa-masa UTS (mid term test) dan UAS (final term test). Bahkan untuk student yang nilainya pas-pasan, angka ini bisa sampai 50 kali lebih tinggi.

Apa kira-kira penjelasan di balik fenomena ini ya?

Ada dua macam penjelasan, yang pertama adalah oma-oma ini sangat sayang pada cucunya, sehingga ketika UTS tiba mereka menjadi sangat kuatir kalau-kalau cucunya dapat nilai buruk lagi. Nah.. karena kuatir inilah mereka akhirnya kena sakit jantung. Atau penjelasan ke dua (yang mungkin lebih masuk akal) adalah student yang selama ini selalu menunda-nunda untuk belajar atau bikin tugas, akhirnya benar-benar kehabisan waktu saat UTS atau UAS.

Jalan keluar singkatnya adalah dengan memalsukan kematian oma mereka supaya bisa mendapat tambahan waktu (dan belas kasihan). Karena memang tidak pernah benar-benar diadakan penyelidikan khusus untuk penyebab ini, maka saran saya adalah lebih baik anda sembunyikan jadwal test anda dari oma. Jangan sampai dia tahu jadwal UTS atau UAS anda, akibatnya bisa fatal.

Jadi bagaimana cara menghindari sifat menunda-nunda pekerjaan ini?

Satu tips yang bisa saya bagikan adalah dengan membuat jadwal harian. Jadwalkan semua aktifitas yang harus dan penting anda lakukan. Karena jika tidak pernah dijadwalkan maka kita akan selalu merasa tidak ada waktu dan terus menunda-nunda.

Sekarang saya sudah mulai membuat jadwal aktifitas satu minggu beserta jam-jamnya. Jam sekian hal apa yang musti saya kerjakan semua sudah komplit ada di jadwal saya. Jika tulisan ini bisa sampai ke tangan anda ini juga berkat jadwal tersebut. Kalau tidak saya jadwalkan rasanya saya tidak akan mulai-mulai untuk menulis.

Dan hmmm.. dari menulis artikel ini akhirnya saya timbul pencerahan untuk ide dan judul presentasi saya besok. Jadi Bu Hanna.. judul presentasi saya besok adalah “How to Avoid Procrastination”  🙂

Pertanyaan: “Hal apa yang sering anda tunda-tunda? dan bagaimana anda mengatasinya?” Silahkan sharingkan jawaban anda di kolom komentar yang ada

Follow

About the Author

Halo, Saya David Pranata seorang trainer dan writer. Harapan saya adalah blog ini mampu menbantu Anda mengkomunikasikan keinginan, kebutuhan dan perasaan dengan jelas dan percaya diri - "Speak & Express What Matter Most"