Saya seringkali mendapat pertanyaan “Pak, saya ini seorang introvert. Bagaimana cara supaya saya bisa berkomunikasi dengan baik (baca: mengobrol asyik) dengan orang lain?” Yuk.. para introvert (dan sebenarnya juga para ekstrovert) kita simak caranya di artikel berikut ini.
Saya bisa menulis artikel ini karena saya juga adalah seorang introvert. Saya adalah tipe orang yang lebih menikmati saat-saat sendiri ditemani dengan sebuah buku dibandingkan dengan keluar untuk hangout dengan teman-teman.
Hanya saja orang biasanya salah sangka, mereka yang sudah melihat saya berpresentasi di depan (di mana saya akan banyak bercerita dan tertawa bersama) akan mengira saya seorang ekstrovert. Akan tetapi tidak demikian kenyatannya, begitu turun dari panggung saya adalah seorang intovert.
Lalu bagaimana kita mensikapi hal ini? Dan bagaimana ketika kita harus mengobrol dengan orang lain? Ini dia beberapa hal yang bisa saya sharingkan ke anda:
Seringkali mungkin anda melihat teman-teman yang sedang asyik berjalan-jalan, pergi karaoke dan mengobrol sambil tertawa-tawa – Anda menyaksikan itu semua dan merasa ada sesuatu yang salah dengan anda. “Mengapa ya.. teman-teman bisa benar-benar gembira, sedang saya sendiri kok tidak terlalu bisa menikmati. Adakah sesuatu yang salah dengan saya? Apakah saya ini seorang antisosial?”
Hahaha.. step pertama yang harus anda lakukan adalah berhenti merasa bahwa ada sesuatu yang salah dengan anda. Tidak ada sesuatu yang salah dengan anda. Salah satu definisi dari introvert adalah mereka yang mendapat energi ketika sedang sendirian, sedang ekstrovert adalah mereka yang mendapat energi ketika sedang bersama dengan orang lain.
Menjadi introvert adalah sesuatu yang normal. Stop merasa bersalah atau menganggap diri anda aneh.
Hanya saja bukan berarti introvert akan hidup mengurung dirinya selamanya 🙂 Seorang introvert bisa juga menikmati saat – saat bersama dengan orang lain (terutama dengan orang yang dekat dengan mereka) dan terlibat dalam pembicaraan yang asyik dan mendalam.
Akan tetapi seringkali ada situasi yang menuntut seorang introvert untuk bertemu orang baru dan memulai pembicaraan dengan mereka. Nah, berikut ini adalah tips-tips untuk menghadapinya (yang sebenarnya berlaku juga untuk mereka yang ekstrovert) 🙂
Seringkali kita salah persepsi bahwa orang yang menarik untuk diajak mengobrol adalah mereka yang bisa bercerita panjang lebar tentang dirinya, yang punya pengetahuan luas atau pengalaman-pengalaman seru untuk diceritakan. Kenyataannya justru bukan seperti itu.
Coba anda bayangkan sendiri, bagaimana perasaan anda jika bertemu dengan lawan bicara yang ketika anda bertanya “Halo, siapa nama anda?” langsung berbicara selama 10 menit non stop tentang dirinya sendiri. Apakah dia bakal menjadi lawan bicara yang asyik? Ataukah justru anda akan merasa bosan dan ingin lekas-lekas meninggalkan pembicaraan?
Anda justru tidak bisa menjadi teman bicara yang asyik dengan sibuk berbicara tentang diri anda sendiri. Satu quote dari Dale Carnegie yang menjadi favorit saya dan sangat sesuai untuk mengilustrasikan hal ini adalah:
Don’t try to be interesting, but be interested in people – Dale Carnegie –
Tidak perlu berusaha untuk tampil menarik (misal: dengan menceritakan tentang betapa dalamnya pengetahuan atau betapa serunya pengalaman anda), tapi justru tertariklah pada orang lain. Topik pembicaraan paling menarik adalah tentang diri lawan bicara anda, bukan tentang diri anda.
Untuk mewujudkan hal ini (tertarik pada orang lain), maka ada dua skill yang harus anda kuasai yaitu mendengar dan bertanya. Mari kita bahas satu persatu kedua skill tersebut.
Ini adalah skill yang sering dilupakan oleh orang. Mereka merasa bahwa untuk menjadi komunikator yang baik mereka haruslah pandai bicara, tampil percaya diri dst. Padahal dengan absennya skill mendengar ini, maka anda tidak akan bisa menjadi komunikator yang baik.
Dengan mendengar maka anda akan lebih mengerti orang lain dan membuat lawan bicara anda merasa dirinya penting. Berikut adalah satu ilustrasi yang menggambarkan betapa ampuhnya kemampuan mendengar:
Pada tahun 1886 di Inggris terjadilah sebuah kompetisi antara William Gladstone dan Benjamin Disraelli untuk memperebutkan posisi sebagai perdana menteri. Di minggu akhir sebelum pemilihan dilangsungkan, kedua calon ini sama-sama menghabiskan waktu secara bergantian dengan seorang wanita muda untuk mengobrol.
Penasaran pers akhirnya mewawancara wanita muda ini untuk mengetahui impresinya terhadap kedua calon. Dan berikut adalah jawabannya “Setelah saya mengobrol dengan Mr. Gladstone, saya benar-benar merasa bahwa dialah orang yang paling pandai di seluruh Inggris”. “Akan tetapi setelah saya mengobrol dengan Mr. Disraelli, saya merasa bahwa sayalah orang yang paling pandai di seluruh Inggris”.
Menurut anda, siapakah yang akhirnya mendapat dukungan dari si wanita muda ini? Yup, tidak lain adalah Benjamin Disraelli. Dia telah membuat orang lain merasa diri mereka sendiri penting.
Saya tidak akan membahas lebih lanjut tentang bagaimana cara mendengarkan yang efektif di sini. Mengapa? karena saya sudah membahasnya secara cukup detil di seri “21 Hari Menjadi Pribadi Menarik dan Disukai Orang”. Bagi yang belum mendapatkannya, silahkan anda subscribe melalui form yang ada di bawah artikel ini.
Dengan bertanya maka anda akan menunjukkan rasa tertarik akan apa yang sudah disampaikan oleh orang lain. Dalam sebuah pembicaraan, setiap lawan bicara mengutarakan sesuatu, anda bukannya ganti merespon dengan bercerita tentang pengalaman anda yang lebih seru.
Meresponlah dengan bertanya sehubungan dengan apa yang disampaikan oleh lawan bicara anda. Misalnya saja lawan bicara anda mengutarakan bahwa salah satu hobinya adalah menonton bola, maka anda bisa lanjut bertanya tentang “Apa yang menjadi klub bola favoritnya?” lalu “Bagaimana ceritanya dia bisa menjadikan klub tersebut sebagai favoritnya”
Pandai-pandailah bertanya. Ini adalah skill yang akan membuat anda menjadi lawan bicara yang menarik.
Beberapa teknik dan contoh dalam bertanya yang tepat juga sudah saya bahas dalam konten spesial “21 Hari Menjadi Pribadi Menarik dan Disukai Orang” yang saya sebutkan di atas. Jadi langsung simak saja kelanjutan tips-tipsnya di sana ya.
Nah.. jadi itulah dia tips-tips untuk mengobrol asyik ala introvert (yang berlaku juga untuk ekstrovert). Silahkan anda mempraktekkannya. Plus saya juga ada satu buku rekomendasi untuk anda para introvert, judulnya adalah Quiet karya Susan Cain. Buku ini sudah ada diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia kok, ini dia saya sertakan linknya di sini.
Di akhir kata, Halo para introvert! Anda juga bisa menjadi teman mengobrol yang asyik dan membuat orang lain merasa dirinya penting.