By David Pranata | Inspirasi
Ada satu hal menarik yang dimiliki oleh para atlit, pemadam kebakaran dan anggota Navy Seal yang seharusnya juga kita terapkan ketika menjadi seorang presenter. Simak artikel lengkapnya berikut untuk mengetahui apa hal tersebut.
Apa yang tiap presenter harus pelajari dari atlit
Nah.. sebelum saya sebutkan apa hal tersebut, saya cerita pengalaman saya dulu ketika jadi atlit ya 🙂 (Jelek-jelek begini dulu saya atlit wushu lo).
Dulu dari SMP kelas dua sampai dengan kuliah (dan bahkan juga di awal-awal masa saya bekerja) saya adalah seorang atlit wushu. Jadwal latihan rutin saya adalah 4x di dalam seminggu dan tiap kali latihan sekitar 2 – 3 jam. Silahkan dikalikan saja untuk mengetahui berapa banyak waktu yang saya habiskan untuk berlatih ya..
Tiap saat kami selalu berlatih keras untuk mempersiapkan diri menghadapi kejuaraan yang diselenggarakan (hanya) dua kali di dalam setahun. Jadi sekali lagi, dalam satu tahun hanya ada dua kali kesempatan untuk kami benar-benar tampil.
Dan tahukah Anda berapa lama durasi untuk menyuguhkan sebuah performa dalam wushu?
Jawabannya adalah 90 detik. Yup.. Anda tidak salah baca, kami berlatih keras sepanjang tahun untuk mempersiapkan diri dan menyuguhkan sebuah performa yang berlangsung selama 90 detik.
Inilah kondisi nyata yang dihadapi oleh sebagian besar atlit:
Mayoritas atlit menghabiskan 90% waktunya untuk berlatih dan hanya 10% untuk pertandingan nyata
Jika saya (sebagai atlit wushu) komplain bahwa waktu yang dihabiskan untuk pertandingan nyata sangat kecil jika dibanding waktu latihan, maka sebetulnya ada beberapa olah raga atau profesi lain yang malahan lebih ekstrim. Misalnya saja:
Cermatilah profesi-profesi yang ada di atas, mereka menghabiskan sekian banyak waktunya untuk berlatih, berlatih dan berlatih tanpa mengenal lelah. Mereka benar-benar mempersiapkan diri sehingga ketika saatnya tiba harus tampil. mereka akan berada pada peak performance mereka.
Nah.. kalau sebagai presenter, kondisi apa yang sering terjadi? Haha.. jangankan latihan terus menerus tak kenal lelah, mau latihan satu kali saja malasnya bukan main. Kita lalu membuat beberapa argumentasi, misalnya:
Coba saja jika para petinju memiliki mentalitas seperti di atas, sudah pasti waktu pertandingan bakal babak belur dihajar lawannya (untung-untung tidak dipukul KO di ronde pertama).
Jadi pesan yang ingin saya sampaikan kepada Anda adalah berlatihlah untuk presentasi Anda.
Okay.. mungkin berlatihnya tidak perlu seekstrim para atlit, tapi paling tidak alokasikanlah waktu untuk berlatih isi presentasi Anda. Pelajari terlebih dahulu materi presentasi, ulang-ulanglah sehingga Anda hafal dan terbiasa dengan alur dan isinya.
Dengan melakukan hal ini, Anda akan lebih percaya diri dan lebih siap ketika hari H untuk presentasi tiba. Percayalah, jika saya harus diminta untuk menyebutkan tips presentasi paling jitu maka tanpa ragu saya akan menjawab “Berlatihlah”.
Dalam belajar presentasi dan public speaking, saya akan memberikan kredit sebesar-besarnya untuk organisasi yang sudah membesarkan saya yaitu Toastmasters. Di Toastmasters kita belajar presentasi dengan praktek memberikan presentasi berdurasi 5 – 7 menit dan kemudian mendapat evaluasi dan masukan dari anggota lain.
Di tiap speech yang saya lakukan (haha.. karena kemampuan bahasa Inggris saya yang pas-pasan dan pengalaman saya sering blank) maka mau tidak mau saya terpaksa berlatih ekstra. Tujuan utamanya supaya nanti ketika tampil tidak malu-maluin 🙂
Tiap speech minimal saya berlatih sebanyak 10 kali (dan seringkali lebih dari itu) sebelum nantinya tampil. Jadi ketika saya menyelesaikan Basic Manual (modul dasar yang terdiri dari 10 presentasi), maka sebenarnya saya sudah berpresentasi sebanyak lebih dari 100 kali. Haha.. 10 kali tampil beneran, sisa 90 kalinya di depan cermin, sambil naik motor atau di kamar mandi 🙂
Saya kira itulah satu faktor yang akhirnya membentuk saya. Saya bisa mendapatkan manfaat maksimal dan terus menerus berkembang karena banyak latihan. Sampai sekarang pun saya masih terus menerus berlatih, hal ini juga yang menjadi alasan mengapa saya mengajar sebagai dosen, supaya ada tempat untuk lebih sering berlatih.
Jadi itu dia tadi satu hal yang bisa kita pelajari dari atlit, pemadam kebakaran dan anggota Navy Seal. Sebelum presentasi Anda yang berikutnya bayangkanlah Anda menjadi seorang petinju. Melihat hasil latihan Anda sebelumnya akankah Anda babak belur? ataukah Anda berhasil memukul KO lawan Anda? Semoga menginspirasi!
Saat artikel ini Anda rasa bermanfaat, silakan share melalui tombol Social Media (Facebook, Twitter, Google+ atau Linkedin) yang disediakan agar lebih banyak orang mendapat manfaatnya.
Anda juga bisa meninggalkan komentar atau pertanyaan di bawah ini. Saya berusaha membaca komentar dan menjawab setiap pertanyaan yang masuk.