Melanjutkan dua cerita saya sebelumnya, pada artikel kali ini saya akan menceritakan tentang pengalaman saya mengikuti workshop Millionaire Mind Intensive (MMI) di Kuala Lumpur, Malaysia. Secara spesifik kali ini saya akan membahas tentang pengalaman saya mengikuti workshop di hari yang kedua.
Apa saja yang saya pelajari di hari itu? simak ceritanya berikut yuk….
Mengubah belief system
Jika di hari pertama kita sudah diajarkan untuk mengidentifikasi belief system / hal-hal yang kita percayai, maka di hari kedua ini kita diajarkan beberapa teknik untuk mengubah belief-belief yang kurang mendukung.
Sebelum mendapatkan cara mengubah belief-belief yang kurang mendukung tersebut, kita diberi pencerahan terlebih dahulu dari mana asal belief-belief yang kita miliki tersebut. Sesuatu pernyataan bisa akhirnya menjadi belief/keyakinan kita dari tiga hal:
(1) Verbal Programming – apa yang kita dengar
(2) Modelling – apa yang kita lihat
(3) Specific incident – kejadian spesifik yang membekas
Kebanyakan belief system kita akan terbentuk melalui tiga hal di atas yang terjadi di masa kecil. Oleh karena itu orang tua sangat memegang peranan penting dalam pencetakan belief system kita. Bahkan dikatakan kemungkinan besar anda akan memiliki belief system yang serupa atau justru berbeda 180 derajat dari orang tua anda.
Untuk mengubah hasil dan pencapaian kita, terlebih dahulu kita perlu mengubah cara berpikir dan belief system yang kita miliki. Kondisi fisik kita adalah perwujudan dari kondisi mental, emosional dan spiritual kita, atau dengan kata lain your inner world creates your outer world.
Berikut adalah urut-urutan terjadinya perubahan:
Thoughts (pemikiran) –> Feeling (kondisi emosi) –> Action (tindakan) = Result (Hasil)
Sedang untuk mengubah belief yang tidak mendukung, kita diajarkan beberapa teknik terapi sederhana. Jika saya jelaskan satu persatu mungkin akan sangat panjang sekali selain itu juga cukup susah mendeskripsikannya dalam kata-kata. Jadi saya jelaskan satu teknik saja ya…. 🙂
Teknik mengubah belief yang satu ini disebut dengan discrediting negative belief. Pertama-tama kita diminta mengidentifikasi terlebih dahulu belief apa yang tidak mendukung dan ingin kita ubah. Setelah itu kita akan memilih seorang pasangan dan menyebutkan belief tersebut.
Nantinya teman kita akan menyebutkan ulang belief kita tadi, seolah-olah dialah yang memiliki pemikiran tersebut. Nah.. setelah itu tugas kita adalah dengan sekuat tenaga berargumen dan meyakinkan teman kita tersebut bahwa kepercayaan yang dia miliki tadi tidaklah benar. Haha.. jadi sehingga yang terjadi sebenarnya adalah kita sedang berargumentasi sendiri dengan pemikiran kita yang tidak mendukung.
Purpose for Money
Untuk bisa menjadi kaya dan sukses kita perlu memiliki tujuan dan sebab yang jelas. Karena jika sebab (“Why factor”) nya kurang kuat, maka kita juga tidak akan termotivasi untuk mencapainya. Ada banyak alasan mengapa orang ingin menjadi kaya, beberapa di antaranya adalah:
Tiap orang memiliki sebab sendiri-sendiri, pastikan anda memiliki sebab versi anda sendiri dan pastikan bahwa sebab itu kuat untuk mendorong anda. Buatlah juga sebab itu merupakan sesuatu yang positif (joy and purpose).
Jika seseorang menjadi sukses karena sebab dengan emosi negatif (misal: berdasar dari emosi kemarahan karena ingin membuktikan pada orang tua bahwa dia bisa), maka bisa-bisa setelah semuanya tercapai dia akan merasa hampa.
Power of Receiving
Nah.. ini adalah satu materi yang menurut saya sangat mencerahkan, membuka mata dan sebetulnya mudah sekali dipraktekkan 🙂 Topik ini adalah tentang kemampuan dan kapasitas kita menerima rejeki. Banyak terjadi orang tidak bisa menjadi kaya karena mereka adalah seorang poor receiver / penerima yang buruk.
Banyak orang merasa dirinya tidak berguna atau tidak pantas ketika harus menerima sesuatu yang baik. Contoh yang paling sederhana adalah ketika orang memberikan pujian kepada anda, katakanlah teman kerja anda datang dan berkata “Wah.. hari ini kamu kelihatan cantik banget” . Biasanya apa reaksi anda setelah ini?
Sebenarnya itu adalah tanda bahwa anda masih merasa tidak pantas untuk menerima sesuatu. Lain kali cobalah ketika ada orang yang memberikan pujian, anda tinggal tersenyum dan berkata “Terima kasih”.
Di sini kita juga diajarkan untuk merayakan keberhasilan seberapapun menurut kita itu adalah hal yang kecil atau tidak signifikan. Ada beberapa peserta maju ke depan dan diminta menceritakan kisah keberhasilan mereka, setelah selesai bercerita seluruh audiens akan bertepuk tangan dan bersorak sorai. Orang yang bercerita akan tetap diam di tempat, sambil merentangkan tangan, menerima energi positif dari seluruh audiens. Sensasi hal ini sungguh luar biasa, beberapa peserta yang bercerita sampai menangis karenanya.