Ketika mengetahui bahwa profesi saya adalah seorang trainer, Ibu di depan saya lantas bertanya “Pak David, bagaimana sih caranya senantiasa termotivasi setiap hari?” Penasaran bagaimana cara saya menjawabnya?
Memang inilah resiko menjalani profesi sebagai seorang speaker trainer, orang selalu berpandangan bahwa kita ini seperti Superman, yang selalu termotivasi dan tidak pernah merasa down. Mungkin mereka selalu berpikiran bahwa kita ini:
Padahal kenyataannya…. (ini yang saya alami ya), saya tidak tahu bagaimana dengan speaker dan trainer lain:
Jadi sebenarnya ketika mendapat pertanyaan dari Ibu tersebut, jawaban yang ada di pikiran saya adalah “Seandainya saja saya bisa seperti itu……”.
Dan jawaban itulah yang saya sampaikan ke Ibu itu. Setelah itu saya tambahkan “Saya bukanlah orang yang bisa senantiasa termotivasi setiap saat. Tapi inilah hal-hal yang saya lakukan….”
Dan berikut adalah penjelasan lengkap saya:
Dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Walter Mischel dan Mark Muraven menyebutkan bahwa yang motivasi, semangat atau sering juga disebut willpower itu cocok sekali jika dianalogikan sebagai otot.
Apakah anda bisa terus menerus menerus angkat barbel tanpa beristirahat? Jawabannya sudah pasti tidak. Lama kelamaan otot anda akan capek. Otot perlu istirahat.
Demikian juga halnya dengan motivasi anda dalam melakukan sesuatu. Anda tidak bisa mengharapkan bisa selalu termotivasi tiada henti. Sama dengan otot, motivasi juga bisa merasa capek dan perlu istirahat.
Kesadaran anda akan hal ini akan bisa menghindari ekspektasi yang berlebihan terhadap diri anda.
Jikalau semua yang harus anda lakukan membutuhkan motivasi, bisa-bisa dalam beberapa saat anda sudah merasa capek.
Tapi tunggu-tunggu, tidak semua yang anda lakukan harus membutuhkan motivasi bukan?
Misalnya saja, saya cukup yakin anda tidak perlu merasa termotivasi untuk mandi tiap pagi dan sore. Anda juga tidak perlu termotivasi untuk sikat gigi tiap bangun tidur dan sebelum tidur (walaupun saya yakin ada juga di antara anda yang harus merasa termotivasi dulu untuk melakukan hal-hal di atas 🙂 )
Untuk mandi dan gosok gigi anda tidak perlu seorang motivator. Anda bisa melakukannya secara otomatis.
Mengapa demikian? Karena hal-hal tersebut sudah terbentuk menjadi kebiasaan / habit.
Sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan bisa kita lakukan dengan otomatis tanpa perlu lagi merasa termotivasi. Jadi menurut saya kunci untuk bisa menyelesaikan pekerjaan dan melakukah hal-hal yang anda anggap penting adalah:
Pilihlah dengan sadar aktivitas yang anda anggap penting dan bangunlah hal itu menjadi sebuah kebiasaan.
Sebagai contoh kebiasaan yang saya bangun adalah menulis di blog ini. Saya menulis blog ini bukannya ketika saya merasa kepingin atau sedang termotivasi untuk menulis. Jikalau demikian bisa-bisa blog ini baru diupdate tiga bulan atau bahkan satu tahun sekali.
Akan tetapi saya benar-benar jadwalkan dan plot waktu untuk menulis blog. Tiap hari senin dan kamis pagi sudah saya plot waktu untuk menulis, sehingga nanti tiap selasa dan jumat saya sudah siap mengirim updatenya via email ke anda.
Pertama-tama mulai membuat kebiasaan baru ini memang berat. Ada suara-suara yang berkata “Ngapain sih.. susah-susah nulis melulu, toh ya nggak dibayar.” atau “Kamu udah capek-capek nulis, belum tentu juga banyak orang yang baca”. Belum lagi godaan-godaan yang lain misalnya film yang bagus atau buku menarik yang barusan dibeli.
Akan tetapi seiiring berjalannya waktu, lama kelamaan hal ini tidak lagi menjadi berat. Ketika datang hari senin dan kamis, saya sudah otomatis stand by dan siap untuk menulis.
Hasilnya adalah saya hampir tidak pernah absen untuk mengupdate blog ini (haha.. nyombong dikit 🙂 plus waktu nulis ini saya sambil senyum-senyum sendiri). Anda bisa lihat sendiri buktinya di tanggal-tanggal update yang ada di archive blog ini.
Kebiasaan jugalah yang akhirnya membuat saya berhasil menyelesaikan proyek online course saya yang terbaru “Slide Design Made Easy: cara mudah mendesain slide yang bisa anda banggakan”.
Proyek ini adalah satu hal yang menantang bagi saya, karena itu berarti saya harus memplot waktu ekstra, membangun kebiasaan baru sampai dengan belajar hal-hal baru. Dari yang jadwal awal akan diluncurkan bulan Maret sampai akhirnya mundur sampai bulan Juni 🙂
Jadi nantikan saja kabar berikutnya untuk update peluncurannya ya! Pastikan juga anda subscribe di blog ini supaya tidak ketinggalan kabarnya.