Kesalahan Saat Meyakinkan Orang Lain (dan tips tepat melakukannya)

By David Pranata | Tips Komunikasi

Mar 16

Saat meyakinkan orang lain, tanpa disadari kita sering membuat kesalahan yang justru membuat orang enggan menyetujui permintaan kita. Apa saja kesalahan tersebut? Bagaimana cara meyakinkan dengan tepat?

Anda bisa mempelajari konten artikel berikut melalui youtube video yang ada di atas, atau bisa juga dengan membaca intisari / naskah-nya di bawah ini.

Pendahuluan

Meminta ijin atau meminta orang lain melakukan sesuatu untuk kita adalah satu hal yang sering harus kita lakukan, baik dalam pekerjaan atau kehidupan sehari – hari. Misalnya saja:

  • Minta ijin ke atasan / pasangan untuk pergi keluar sebentar
  • Minta tolong rekan kerja untuk membantu pekerjaan kantor
  • Minta tolong anak / pasangan untuk bantu menyelesaikan pekerjaan rumah

Meyakinkan orang lain atau meminta orang lain melakukan sesuatu untuk kita dikenal dengan istilah persuasi. Persuasi ini seringkali tidak mudah dilakukan. Banyak orang masih melakukan kesalahan saat melakukannya, bahkan seorang yang profesinya sales saja masih bisa melakukan kesalahan – kesalahan yang sifatnya mendasar.

Sebagai contoh, saya pernah ditawari suatu produk oleh seorang sales. Dia bilang, Tolong, Pak, beli produk saya ini. Bulan ini target saya masih jauh. Kalau Bapak beli, Bapak membantu menutup target saya.” Dalam hati saya berkata, “Itu kan target Anda. Apa hubungannya dengan saya?”

Ini serupa dengan pimpinan perusahaan yang minta anak buahnya kerja keras, Ayo kerja keras, supaya saya bisa tutup bonus bulan ini. Saya ini kan mau ganti mobil. Kalian harus kerja keras, tutup target supaya saya bisa beli mobil baru!” Apa anak buahnya peduli? Tentu saja tidak.

Berikut adalah contoh – contoh kesalahan yang sering terjadi. Supaya lebih menarik dan mudah dipahami, saya buat dalam sebuah skenario. Oh ya skenario ini terinspirasi dari sebuah kejadian nyata yang dialami oleh Gwen.

Contoh Skenario Roleplay: Nonton Sebelum Tidur

Jadi ceritanya besok hari libur, tanggal merah. Gwen punya keinginan malam ini nonton film dulu sebelum tidur. Besok kan tidak perlu bangun pagi karena libur. Oleh karena itu dia musti meminta ijin pada saya (Daddy) untuk nonton.

Bagaimana caranya? Kita simak dulu kesalahan yang sering terjadi.

Kesalahan #1 Memaksa

Gwen: Daddy, Gwen mau nonton film.
Daddy: Lo, bukannya sekarang sudah jam tidur?
Gwen: Tapi Gwen mau, pokoknya Gwen mau nonton film. Nggak mau tidur dulu, mau nonton.

Ini kesalahan yang sering terjadi, kita menggunakan kekerasan / paksaan.  Berharap kalau marah – marah dan terus mendesak permintaannya akan dikabulkan. Ini biasanya dilakukan anak-anak. Agar permintaannya dituruti mereka nangis – nangis, teriak – teriak, atau gulung – gulung.

Tidak hanya anak – anak, sales juga ada yang demikian, melakukan hard sell. Saya yakin Anda pernah jumpai, Anda ditawarin sesuatu, dikejar – kejar, ditelepon terus menerus. Hasilnya bagaimana? Bisa jadi Anda tambah jengkel dan tidak mau mengiyakan. Terus berusaha dan pantang menyerah tentu boleh. Tapi jangan memaksa ya!

Kesalahan #2 Memelas /  Mengiba

Gwen: Daddy, ayolah Gwen kepingin nonton. Gwen sudah lama nggak nonton malam – malam. Lagian Gwen sudah seharian belajar. Hueee… boleh ya Daddy, nonton.. nonton.

Memelas artinya Anda berusaha meyakinkan orang lain tapi menggunakan kepentingan Anda sendiri. Versi Gwen di atas adalah versi ekstrim, dia meminta sambil mohon – mohon. Contoh di kehidupan nyata adalah seperti yang saya berikan sebelumnya, Pak tolong beli produk saya. Saya belum tutup target. Kalau di skenario di atas Gwen menggunakan kepentingan / kondisinya sendiri yaitu sudah lama tidak nonton, seharian sudah banyak belajar.

Gaya seperti ini apa bisa berhasil? Mungkin bisa, tapi paling satu atau dua kali saja di awal, kalau bertemu dengan orang yang mudah iba atau kasihan. Namun tentu tidak bisa terus menerus karena lama-lama orang jadi malas. Cara ini bukan fondasi yang tepat untuk membangun kesuksesan jangka panjang.

Kesalahan #3 Bicara Panjang Lebar

Gwen: Daddy, Gwen mau nonton, ada film power rangers baru. Gwen kemarin sudah liat yang episode yang sebelumnya… blah… blah… blah…
Daddy: (pusing – pusing)

Anda tidak bisa meyakinkan orang lain hanya dengan menyemburkan data, fakta tentang produk, jasa atau permintaan Anda. Banyak orang mengira jika mereka memberikan presentasi lebih lama, lebih panjang, dan lebih detil orang lain akan lebih tertarik.

Contoh yang sering dijumpai adalah telemarketing. Dia terus berbicara menjelaskan produknya dengan panjang lebar berharap orang lebih tertarik. Kenyataannya tidak. Orang malah pusing, sumpek mendengarkan.

Itu tadi contoh kesalahan – kesalahan yang sering terjadi saat kita berusaha meyakinkan orang lain. Pernah membuat kesalahan serupa?

Lalu bagaimana cara meyakinkan orang lain yang benar? Mari simak tips – tips sederhana berikut ini:

Pertama sampaikan permintaan Anda dengan assertive. Sampaikan dengan jelas apa yang menjadi keinginan dan kemauan Anda. Gunakan bahasa yang tegas namun sopan. Katakan dengan baik – baik dengan nada suara yang tidak memaksa apalagi berlagak boss / marah.

Tips – tips berikutnya adalah seperti dialog saya dengan Gwen dalam skenario berikut ini:

Tips #1 Beri Alasan yang Logis

Gwen: Daddy, besok kan Gwen libur, jadi nggak perlu bangun pagi – pagi. Boleh ya malam ini nonton film dulu sebentar 1 episode saja?

Jika alasannya masuk akal tentu orang juga akan lebih mengerti sehingga kemungkinan permintaan Anda diterima juga lebih besar. Saya tidak berkata pasti diterima atau diiyakan ya. Penggunaan ilmu komunikasi yang efektif hanya memperbesar kemungkinan / efektifitas persuasi, bukan menggaransi pasti diiyakan.

Tips #2 Pikirkan Kepentingan Orang Lain

Seringkali saat meyakinkan orang kita hanya memikirkan kepentingan diri sendiri saja. Akhirnya yang dilakukan adalah memelas, seperti: Tolong bantu target saya tercapai.

Untuk meyakinkan orang lain yang perlu Anda lakukan adalah sebaliknya. Carilah apa yang menjadi kepentingan mereka atau apa yang akan mereka dapat jika mereka menyetujui permintaan Anda.

Ini istilah kerennya adalah WIIFM (What’s In It For Me) atau apa untungnya buat saya. Setiap orang akan selalu menanyakan ini saat melakukan sesuatu. Temukan ini pada diri orang lain maka Anda akan lebih mudah meyakinkan mereka.

Berikut contoh dalam dialog skenario di atas:

Gwen: Daddy, Daddy, malam ini Gwen kepingin nonton dulu sebelum tidur. Besok kan libur. Lagian waktu Gwen nonton, Daddy kan bisa juga main game. Hari ini kan Daddy sudah seharian kerja, capek. Boleh lah Daddy santai sambil main game dulu sebelum tidur.

Notes: dalam contoh di atas Gwen tahu kalau saya hobbynya main game, jadi dia menggunakan keinginan saya untuk mempermudah permintaannya disetujui

Kesimpulan

Nah, itulah tips – tips sederhana untuk meyakinkan orang lain. Berikut adalah ringkasan tips – tipsnya.

Tips yang pertama, hindari melakukan kesalahan seperti memaksa, memelas atau bicara panjang lebar. Hal – hal tersebut tidak akan membuat orang mengiyakan permintaan Anda.  Kalaupun berhasil, keberhasilan itu bukan untuk jangka panjang.

Tisp yang kedua, saat meminta gunakan gaya komunikasi asertif, sertai dengan penjelasan / alasan yang logis serta sedapat mungkin pikirkan kepentingan orang lain, apa yang dia peroleh dari mengiyakan permintaan Anda.

Terima kasih telah membaca. Semoga bermanfaat dan membuat Anda lebih jago dalam meyakinkan orang lain.

Follow

About the Author

Halo, Saya David Pranata seorang trainer dan writer. Harapan saya adalah blog ini mampu menbantu Anda mengkomunikasikan keinginan, kebutuhan dan perasaan dengan jelas dan percaya diri - "Speak & Express What Matter Most"