Lihat, Betapa Mudah Anda Bisa Bernegosiasi dengan Lima Langkah Proses Negosiasi Ini!

By David Pranata | Tips Komunikasi

Mar 20

Banyak orang berkata bahwa mereka tidak pandai menawar atau bernegosiasi. Apakah anda juga salah satunya? Biasanya ini terjadi hanya karena Anda belum mengetahui langkah-langkah proses negosiasi. Setelah membaca artikel ini: Lihat, bagaimana mudahnya anda bisa bernegosiasi dengan menerapkan 5 langkah berikut.

proses negosiasi

Lima langkah proses negosiasi

Saya yakin di tempat tinggal anda ada tempat belanja yang kata orang “Kalau Anda mau belanja di sana, musti pandai-pandai menawar harga. Kalau nggak, bisa-bisa selalu beli kemahalan.”  Bagi yang tinggal di Surabaya, Pasar Atom-lah tempat yang terkenal akan hal ini.

Dan biasanya banyak orang bakal merasa takut belanja di sini. Mereka berkata “Waduh Pak… saya ini nggak pandai menawar, bakal dibohongin habis-habisan deh saya di sana.”

Nah.. tahukah anda bahwa sebenarnya kemampuan bernegosiasi atau menawar itu juga bisa dipelajari? Lihat betapa simpel dan mudahnya lima langkah proses negosiasi berikut.

In business – as in life, you don’t get what you deserve, you get what you negotiate – Chester L. Karrass –

Lima Langkah Proses Negosiasi Simpel

Dalam lima langkah proses negosiasi ini, anda bisa berposisi sebagai pembeli atau penjual. Secara umum penjual-lah yang biasanya membuka penawaran lebih dahulu.

Notes: dalam pemberian contoh di bawah, saya akan mencoba mengilustrasikan dengan berganti posisi baik sebagai penjual atau pembeli.

1. Mintalah lebih dari yang anda inginkan

Misal saja anda ingin menjual mobil butut anda, di dalam hati anda merasa puas jika bisa melepasnya di angka Rp 80 juta. Lalu ketika ada calon pembeli mendatangi anda, berapakah harga yang anda sebutkan?

Jawabannya adalah: lebih dari Rp 80 juta, misal saja di awal anda menyebut Rp 90 juta. Mengapa demikian?

  • Bisa jadi anda mendapatkannya. Dengan membuka harga lebih tinggi bisa jadi anda mendapatkan lebih dari yang anda inginkan. Dalam contoh di atas, tidak tertutup kemungkinan jika akhirnya anda berhasil menjual di angka Rp 85 juta. Lebih dari keinginan anda bukan?
  • Membuka ruang negosiasi. Lawan negosiasi juga merasa senang karena merasa berhasil menegokan harga. Katakanlah akhirnya anda berhasil menjual mobil tersebut di harga Rp 80 juta, di antara dua skenario berikut manakah yang lebih membuat lawan negosiasi anda gembira?
    1. Dari awal anda membuka harga Rp 80 juta. Anda ngotot, bersikukuh dan tidak mau kurang. Akhirnya berhasil mendapatkan harga sesuai yang anda ingini.
    2. Di awal anda membuka harga Rp 90 juta dan setelah tawar-menawar akhirnya deal di harga Rp 80 juta

Dua skenario di atas sama-sama deal di angka Rp 80 juta. Akan tetapi lawan negosiasi anda di skenario kedua tentunya lebih merasa gembira. Di dalam hati dia berkata “Saya berhasil menegokan sampai Rp 10 juta 🙂 “

2. Jangan berkata “Ya” pada penawaran pertama

Kembali ke contoh di atas di mana anda menawarkan mobil butut anda seharga Rp 90 juta, lawan negosiasi anda berpikir, merenung dan akhirnya berkata “Hmmm.. Pak, bagaimana jika saya tawar seharga Rp 80 juta?”

Dan karena gembira anda langsung berkata “Okay… deal Pak, langsung saya buatkan kwitansinya ya!”

Pertanyaan saya: “Apakah mendengar hal ini langsung membuat lawan negosiasi anda gembira?”

Saya yakin jawabannya adalah tidak. Dia malah kebingungan dan berkata-kata di dalam hati “Lohh… kok langsung diiyakan ya tawaran saya. Jangan-jangan:

  • kalau saya menawar di Rp 75 juta juga bakal di-iyakan”
  • mobilnya ini ada yang bermasalah nih.. kok langsung diiyakan”

Oleh karena itu, jangan katakan “Ya” pada penawaran pertama, ini justru membuat lawan negosiasi merasa kuatir. Jadi bagaimana contoh respon yang tepat? misalnya saja seperti ini “Waduhh Pak.. kalau Rp 80 juta ya jangan. Bagaimana kalau bapak naikkan lagi?”

3. Kaget

Iya betul.. anda tidak salah baca, yang perlu anda lakukan hanyalah kaget (bahkan tidak perlu berkata-kata juga tidak apa-apa).

Jadi dalam contoh di atas misalkan anda yang menjadi pembeli, anda cukup merespon penawaran pertama senilai Rp 90 juta dari penjual dengan: “Wuiihhhh (sambil memegang dada), tinggi banget harganya!!!”

Haha.. dalam melakukannya jangan terlalu berlebihan ya (tidak perlu sampai pura-pura terkena serangan jantung).

Dengan kaget anda sedikit memberi shock therapy kepada lawan negosiasi anda. Anda akan memberi sinyal kepada lawan negosiasi bahwa harganya kemahalan atau anda adalah orang yang benar-benar mengerti harga.

Jadi setelah ini anda bisa mulai belajar akting bagaimana ekspresi kaget yang efektif dan meyakinkan.

4. Tawar dahulu tanpa menyebutkan posisi anda

Langsung saya jelaskan kembali dengan contoh di atas (posisi anda sebagai pembeli setelah berekspresi kaget). Langkah berikutnya adalah berusaha untuk menawar tanpa menyebutkan posisi (harga yang anda inginkan).

Kalimatnya simpel sekali, berikut beberapa contohnya:

  • Pak.. coba dikurangi dulu deh harganya
  • Harga pasnya berapa sih Pak?
  • Pak.. saya yakin anda bisa memberikan penawaran yang lebih baik

Mudah sekali bukan? Prinsipinya adalah anda mencoba terlebih dahulu menurunkan harga lawan negosiasi tanpa perlu menyebutkan harga di mana anda bersedia membeli.

Jika anda berhasil melakukannya (membuat lawan negosiasi menurunkan dulu harganya), maka anda sudah berada pada posisi yang lebih baik dalam proses negosiasi.

5. Jadilah pembeli / penjual yang enggan

Jika anda menjadi pembeli mobil dan begitu datang melihat mobil anda langsung berteriak “Terima kasih Tuhan, mobil seperti inilah yang dari dulu saya idam-idamkan (sambil melihat mobil dengan perasaan takjub dan duduk bersimpuh menciumi body mobil)”

Apakah anda akan berhasil membeli mobil itu dengan harga yang baik (baca: relatif murah)?

Saya kira anda sudah tahu jawabannya. Melihat tingkah anda, si penjual sudah jelas akan lebih bersemangat untuk mempertahankan harga penawarannya (dan bahkan harganya dinaikkan lagi).

Jadilah pembeli atau penjual yang enggan. Ini akan menimbulkan kesan bahwa posisi anda dalam negosiasi kuat. Kesannya adalah anda tidak benar-benar sangat membutuhkan atau menginginkan barang yang dinegosiasikan. Dengan kesan ini, anda bisa mendapatkan harga yang lebih baik.

Dalam contoh di atas, ketika berposisi sebagai pembeli anda bisa berkata “Silahkan lihat-lihat saja dulu Pak, saya tidak terburu-buru kok menjualnya. Saya masih sering pakai sendiri. Kalau harganya pas ya saya lepas, kalau tidak ya saya masih tetap pakai saja. Silahkan juga kalau Bapak mau lihat-lihat dulu alternatif yang lain biar mantap nanti memutuskannya.”

Nah.. itu dia lima langkah proses negosiasi untuk melakukan penawaran harga. Simpel dan mudah sekali bukan? Saya yakin bahwa siapapun bisa melakukannya.

Bahkan kalau perlu anda bisa buatkan S.O.P (Standard Operating Procedure) nya dalam melakukan negosiasi harga. Misalnya saja tiap belanja di Pasar Atom begitu mendengar penjual membuka harga, anda langsung terapkan prosedur sbb:

  1. Kaget dulu 🙂
  2. Tawar tanpa sebut posisi (Kurangi lagi donk!)
  3. Hindari diri berkata “Ya” di awal negosiasi
  4. Buka harga yang lebih dari keinginan anda
  5. Pura-pura tidak terlalu tertarik

Silahkan mempraktekkan langkah-langkah proses negosiasi di atas. Hanya saja satu pesan saya, tolong perhatikan konteks di mana anda menawar. Saya tidak ingin anda kembali, protes dan berkata:

Anda: Pak David, sudah saya terapkan semua tips dari Bapak, akan tetapi saya tidak berhasil menurunkan harga sedikit pun @#!!@#%
Saya : Bapak menawar di mana?
Anda : Sudah saya coba di Indomaret, Giant dan Carrefour Pak. Semuanya gagal.
Saya : @_@

Selamat mencoba dan semoga anda berhasil menghemat atau mendapatkan beberapa rupiah ekstra dari tips-tips di atas. Lebih baik lagi jika rupiah ekstra yang dihemat atau didapat bisa diinvestasikan dalam produk pelatihan pengembangan diri. Haha.. semoga bermanfaat artikelnya 🙂

Follow

About the Author

Halo, Saya David Pranata seorang trainer dan writer. Harapan saya adalah blog ini mampu menbantu Anda mengkomunikasikan keinginan, kebutuhan dan perasaan dengan jelas dan percaya diri - "Speak & Express What Matter Most"