Our Story Part #6 – The Truth

By David Pranata | Our Story

Mar 12

Our Story adalah rangkaian artikel blog yang menceritakan kisah saya dan Niken, mendiang istri saya. Bagian keenam ini akan menceritakan tentang alasan mengapa kami bisa tinggal di Bandung selama 6 bulan.

Our Story Part #6 – The Truth. Foto ini diambil saat HITW 2, bulan Agustus 2020

Artikel ini termasuk rangkaian kisah “Our Story” yang sangat saya sarankan Anda baca secara berurutan mulai dari bagian pertama. Untuk melihat seluruh daftar rangkaian kisah Our Story yang ada silahkan klik link berikut ini.

Mengapa Kami Bertahan di Bandung?

Kisah Our Story Part #5 – Going Through the Low berlangsung saat kami sudah berada di Bandung selama hampir 6 bulan. Hanya berdua saja, saya dan Niken. Tanpa ada keluarga di Bandung. Terpisah dengan Gwen.

Mungkin saat ini Anda bertanya “Mengapa tidak balik saja ke Surabaya?” bisa kembali berkumpul dengan keluarga, selain itu pasti juga ada yang membantu. Berikut adalah sebabnya.

Sebab pertama adalah karena Niken ingin kembali ke Surabaya dalam kondisi yang prima. Dia tidak ingin keluarga (terutama Gwen) melihat dirinya dalam kondisi sakit dan membuat mereka merasa down. Oleh karena itu Niken berkomitmen untuk menyelesaikan semua pembelajaran, terapi dan pemulihan kondisi di HanaRa semaksimal mungkin.

Sebab kedua adalah karena dalam dekat – dekat hari HanaRa akan mengadakan HITW (anggap saja ini adalah program workshop spesialnya HanaRa yang jarang – jarang diadakan). Program HITW ini juga akan diadakan langsung 3 level berturutan dalam jangka waktu yang tidak berjauhan.  Banyak teman – teman komunitas yang berkata bahwa program ini sangat bagus dan bermanfaat.

Oleh karena itu kami berkomitmen untuk menyelesaikan pembelajaran dan pemulihan sampai 3 level HITW dan setelah itu kembali ke Surabaya. Di saat itu bisa dikatakan kami sudah melakukan usaha maksimal dan pulang dengan bekal terbaik.

Dan sebab ketiga yang mungkin adalah alasan sebenarnya (oleh karena itu artikel ini saya beri judul “The Truth”) akan saya ungkapkan di bagian akhir artikel ini.

Saat kami mengungkapkan kepada Dokter Hanson tentang rencana kami kembali ke Surabaya setelah menyelesaikan 3 level HITW, beliau juga mengamininya dan berkata “Ya.. memang sudah waktunya David & Niken untuk kembali (atau istilahnya di HanaRa – turun gunung – menghadapi kondisi dunia nyata)”

Mendengar persetujuan Dokter Hanson kami merasa happy banget, harapan untuk pulang dan bertemu Gwen sudah ada di depan mata. Rencana dan jalan ke depan seolah – olah sudah terbentang, tinggal bagaimana kami menjalaninya.

Journey in HITW 1

HITW 1 adalah workshop level pertama yang kami ikuti. Program ini membahas tentang bagaimana kita bisa harmoni dengan diri sendiri.

Kita melalui program ini saat kondisi Niken sedang drop. Malam sebelum workshop Niken susah tidur karena rasa sakit yang melanda. Painkiller yang kita gunakan seakan – akan tidak mempan menahan rasa sakit yang timbul.

Di tengah malam saat sakit melanda, Niken menangis sambil berkata “Aku ingin ikut HITW 1”. Sedemikian besar harapannya untuk bisa mengikuti program ini. Niken merasa takut dan kuatir jika besok kondisinya tidak memungkinkan untuk ikut.

Akan tetapi keajaiban terjadi. Dengan semangat dan keinginan yang kuat, keesokan harinya Niken mampu berangkat untuk mengikuti program. Kami bahkan bisa datang tepat waktu sebelum program dimulai, bagi kami ini adalah sebuah pencapaian yang luar biasa 🙂

HITW 1 ini akhirnya menjadi titik balik pemulihan kondisi Niken. Di saat program dia sampai bisa kuat untuk berjalan. Saya ingat waktu itu kita sampat kembali ke hotel tanpa menggunakan kursi roda. Greeter yang ada di depan hotel sampai terheran – heran, biasanya kami selalu menggunakan kursi roda dan masuk lewat pintu belakang, saat itu kami turun di pintu depan dan berjalan masuk tanpa kursi roda.

Hanya saja setelah itu Niken tetap menggunakan kursi roda, atas pertimbangan lebih baik energi yang sudah dikumpulkan digunakan untuk pemulihan badan, bukannya dihabiskan untuk berjalan.

Di akhir program HITW 1 ini saya sempat sharing kepada teman – teman komunitas betapa mengikuti program ini terasa seperti keajaiban (miracle) untuk kami. Dari yang sebelum program kami bertanya – tanya apakah kiranya nanti mampu menjalaninya, ternyata kami mampu dan Niken berhasil mendapat manfaat luar biasa.

Journey in HITW 2

HITW 2 adalah workshop level kedua yang membahas tentang bagaimana kita bisa harmoni dengan orang lain.

Niken melalui program ini dalam kondisi peak / puncak. Rasa sakit sangat terkendali (bahkan kami sudah mengurangi dosis painkiller yang digunakan), nafsu makan mulai pulih kembali dan juga tidak ada rasa mual dan muntah.

Satu hal yang paling menonjol dari perkembangan Niken adalah wajahnya yang menjadi cerah dan berbinar. Semua orang yang berjumpa dengan Niken mengatakan bahwa mereka takjub melihat perkembangannya.

Beberapa hari seusai HITW 2 bahkan kami sempat pergi jalan – jalan ke mall sebentar, saat itu Niken ingin membelikan dan memilihkan kaca mata baca untuk hadiah ulang tahun saya. Saat itu kami juga sempat berfoto di mall, berikut adalah fotonya.

Saat jalan – jalan bersama ke mall – awal Agustus 2020

Niken juga sempat berkata kepada Dokter Hanson bahwa saat itu dia merasa badannya benar – benar fit, energi dan tenaganya mulai ada, serta rasa sakit di badan hampir tidak dirasakannya.

Saat itu kami benar – benar happy, perkembangan yang dialami Niken sangat signifikan. Kami berpikir jika grafik perkembangannya seperti ini terus sampai dengan HITW 3 maka kami akan bisa kembali ke Surabaya dengan kondisi puncak.

Thank you Pak Mirza yang sudah mengambil foto kami berdua ini

Mungkin foto di atas (yang diambil malam hari persis seusai program HITW 2) bisa menggambarkan kebahagiaan dan harapan kami. Akan tetapi tampaknya kenyataan berkata lain.

Journey in HITW 3

HITW 3 adalah workshop level ketiga yang membahas tentang bagaimana kita bisa harmoni dengan alam sekitar.

Beberapa hari sebelum HITW 3 kondisi Niken kembali drop. Awalnya dia merasa kesulitan untuk tidur, penyebabnya adalah rasa sakit yang melanda. Beberapa kali Niken berusaha menemukan posisi tidur yang enak akan tetapi tidak bisa, seakan – akan semua posisi tetap terasa tidak nyaman. Painkiller sampai tingkat tertinggi yang kami gunakan juga tidak banyak membantu.

Selain itu makan juga menjadi susah sekali. Nafsu makan bisa dikatakan hampir hilang sama sekali. Makanan yang masih bisa disantap Niken adalah roti carrot tawar yang diberi butter dan gula merah.

Suatu pagi, luka Niken juga sempat mengalami perdarahan. Untungnya waktu saya tekan dengan perban, pendarahannya bisa dengan cepat berhenti. Kondisinya kali ini juga benar – benar lemah karena asupan makanan sedikit sekali.

Walaupun kondisi drop, kami tetap mengikuti program secara penuh. Sepanjang program, Niken duduk di paling belakang sambil berada di kursi roda dan mendapatkan terapi. Saya menemani dengan berada di sampingnya.

Dan kami bertahan sampai usai.

Di akhir program saya mendapatkan sebuah pemahaman baru, yaitu alasan dan makna sesungguhnya kami berada di Bandung selama 6 bulan terakhir. Berikut adalah alasannya!

The Truth

Apa yang akan saya sharingkan berikut mungkin akan terdengar aneh atau susah Anda terima, bahkan bisa membuat Anda berpikir “Masa sih.. sampai sebegitunya? kok dramatis banget?”. Jika Anda merasa seperti itu, tenang saja.. perasaan itu wajar – wajar saja. Saya juga merasa hal yang sama dan kadang sulit mempercayainya.

Akan tetapi memiliki pemahaman berikut benar – benar mengubah persepsi dan cara pandang saya dalam memaknai perjalanan kami selama 6 bulan ini. Jadi… Here’s the Truth!

Ilmu HanaRa mengajarkan tentang bagaimana mencapai kecerdasan dan potensi sel maksimal. Jika sel – sel tubuh berada dalam kondisi harmoni maka pemulihan kondisi badan (untuk mereka yang sedang sakit) akan berjalan dengan maksimal. Selain itu dalam belajar dan pekerjaan / karir juga akan mampu mencapai potensi puncaknya.

Inilah yang sebenarnya sedang kami pelajari dan latih selama 6 bulan terakhir.

Tiga level HITW yang barusan kami ikuti berfungsi sebagai booster untuk meningkatkan kecerdasan dan potensi sel ke level berikutnya. Sel yang cerdas juga akan lebih mampu untuk membaca dan mengikuti tujuan dan rencana Tuhan dalam hidup.

Saat sesi sharing saya mendengar salah seorang peserta bercerita tentang bagaimana dia berproses. Dari yang semula hanya mendampingi mamanya, ternyata dia yang malahan banyak belajar dan mendapat manfaat. Saat itu di benak saya langsung terlintas pemikiran berikut:

Selama ini Nikenlah yang selalu mendampingi saya.. jika saat ini saya bisa menjalani karir dan profesi yang menjadi impian saya, itu berkat Niken. Jika hari ini jika saya bisa menjadi pribadi dan menjalani kehidupan seperti ini, Nikenlah juga yang banyak berperan.

Sejauh ini saya berpikir bahwa 6 bulan di Bandung mendampingi Niken adalah satu bentuk dan cara saya membalas segala kebaikan yang telah Niken berikan untuk saya.

Akan tetapi… “WHAT IF?”

Niken yang selama ini dipandang sebagai yang paling lemah di antara kami, yang paling sering harus dibantu oleh komunitas… justru sel – sel di badannya-lah yang paling mengerti dan tahu akan tujuan hidupnya.

Jadi sebenarnya… selama 6 bulan ini bukanlah saya yang mendampingi Niken, akan tetapi Niken-lah yang mendampingi saya.

Segenap sel dalam badannya berusaha dengan segala cara untuk memastikan saya berada di sana (dan tidak kabur) sebelum semua pembelajaran usai. Walaupun dengan badan-nya yang sakit, lemas dan tergolek lemah di kursi roda, dia tetap berada di sana. Selalu setia mendampingi.

Itu adalah cara badan Niken untuk mempersiapkan saya. Supaya saya bisa menjadi pribadi yang lebih ikhlas, mampu menghargai dan mensyukuri apa yang ada dalam hidup, serta dengan tulus selalu berpikir demi manfaat sesama. Juga mempersiapkan saya untuk bisa menjadi ayah yang lebih baik untuk Gwen.

Ternyata selama 6 bulan kami berada di Bandung… semuanya adalah demi saya.

Itulah kisah yang saya bagikan di depan kelas usai program HITW 3 kepada teman – teman di komunitas. Seusai sharing, salah seorang teman komunitas berkata kepada saya “Vid.. saya lihat wajah Niken di belakang saat kamu sharing tadi, sungguh bahagia dan damai senyumnya saat itu” 

Sekali lagi, mungkin susah bagi Anda untuk menerima penjelasan kisah di atas. Jika Anda mengalami seperti itu, saya sangat mengerti. Bagi saya yang mengkisahkannya pun tidak mudah untuk mempercayainya.

Setelah program HITW 3 usai, seakan – akan sudah usai menjalankan tujuannya, Niken langsung drop kondisinya. Dia tidak kuat lagi. Saya lalu bertanya “Ken.. kamu merasa perlu opname kah?”. Saat itu dia langsung menjawab “Vid… aku barusan mau berkata itu”.

Dan kita pun berangkat ke rumah sakit untuk opname. Saya akan sambung kisahnya di bagian berikutnya “Our Story Part #7 – The Final Days”.

Daftar Artikel 'Our Story'

Berikut adalah daftar artikel “Our Story” yang sudah terbit. Anda bisa klik link di masing – masing judul artikel di bawah ini untuk membacanya:

  1. Part #1 – The Beginning
  2. Part #2 – The Shocking News
  3. Part #3 – A New Hope???
  4. Part #4 – Early Journey in HanaRa
  5. Part #5 – Going Through the Low
  6. Part #6 – The Truth
  7. Part #7 – The Final Days
  8. Part #8 – The Final Wish
  9. Part #9 – Epilogue

Follow

About the Author

Halo, Saya David Pranata seorang trainer dan writer. Harapan saya adalah blog ini mampu menbantu Anda mengkomunikasikan keinginan, kebutuhan dan perasaan dengan jelas dan percaya diri - "Speak & Express What Matter Most"