Apakah permintaan Anda sering ditolak? Bisa saja hal ini terjadi karena sudut pandang Anda ketika meyakinkan orang lain kurang tepat. Apa maksudnya? Simak saja pencerahannya berikut.
Dalam pekerjaan atau kehidupan sehari – hari sering kita harus meyakinkan atau meminta orang lain melakukan sesuatu untuk kita. Berikut adalah contoh – contohnya:
Saat Anda jago meyakinkan orang lain, maka itu berarti Anda akan lebih sering mendapatkan apa yang Anda inginkan. Atau singkatnya peluang Anda untuk sukses akan lebih besar.
Akan tetapi sering orang melakukan satu kesalahan simple berikut ketika sedang meyakinkan orang lain. Supaya pembahasan lebih mantap, langsung saya bawakan dalam satu contoh ilustrasi ya!
Misalkan saja Anda bekerja sebagai staff akunting di sebuah perusahaan. Saat ini mendekati akhir tahun di mana Anda harus menyusun budget untuk planning tahun depan. Oleh keperluan ini tentunya Anda membutuhkan data – data dari pihak – pihak terkait supaya bisa menyusun laporan budget ini dengan tepat.
Salah satu data yang Anda butuhkan berasal dari Sales Manager (yang sekarang ini sedang sibuk – sibuknya mengejar target sales akhir tahun). Setiap kali Anda meminta data proyeksi budget, dia selalu mengelak dengan 1001 macam alasan, misalnya saja:
Jika Anda yang menjadi staff akunting perusahaan tersebut apa yang Anda lakukan?
Kondisi di atas adalah satu skenario role play yang sering saya gunakan dalam training “Communication Made Easy”. Sebagian besar peserta melakukan kesalahan berikut yang akhirnya membuat mereka gagal meyakinkan si Sales Manager.
Yuk kita pelajari bersama – sama kesalahan yang sering terjadi (beserta cara yang tepat melakukannya)
Berikut adalah contoh – contoh cara keliru yang sering diucapkan oleh si staff akunting ketika mencoba meyakinkan Sales Manager:
Tahukah Anda kesalahan serupa apa yang ada pada percakapan di atas? Yup.. kesalahannya adalah dalam sudut pandang saat meyakinkan orang lain. Mereka mencoba meyakinkan dengan menggunakan kepentingan mereka sendiri.
Coba Anda cermati, kata – kata “sudah dikejar – kejar deadline”, “tidak bisa mengerjakan pekerjaan saya” dan “pekerjaan saya tidak selesai.. diomelin sama atasan”. Semuanya itu berdasarkan kepentingan dari si peminta (staff akunting).
Kesalahan yang sering terjadi adalah si peminta berusaha meyakinkan orang lain dengan menggunakan sudut pandang / kepentingan dirinya sendiri.
Ini adalah satu cara yang terbukti kurang efektif (bahkan termasuk kesalahan yang sering terjadi) ketika kita harus meyakinkan orang lain. Let’s Face It. Orang sering tidak peduli dengan kepentingan atau situasi Anda. Itu bukanlah hal yang mereka pikirkan atau prioritas utama mereka.
Berikut saya berikan contoh – contoh lain (yang saya alami sendiri) ketika mendapati orang mencoba meyakinkan dan melakukan kesalahan yang serupa:
Kalau memang kondisinya seperti itu (dan sebagian besar orang membuat kesalahan serupa), lalu bagaimana sudut pandang cara meyakinkan yang tepat?
Ketika meyakinkan orang lain jangan lupa untuk menggunakan formula “WIIFM = What’s in It For Me” yang artinya kurang lebih adalah “Apa sih Pentingnya ini Untuk-ku?”.
Untuk meyakinkan orang lain, selalu carilah dahulu kepentingan mereka. Setelah Anda menemukannya, gunakan kepentingan tersebut untuk meyakinkan mereka.
Mari kita kembali ke contoh si staff akunting di atas, menurut Anda apakah si Sales Manager memiliki kepentingan dalam hal penyusunan budget perusahaan? Tentu saja, berikut adalah contoh – contoh-nya:
Setelah Anda bisa menemukan / mengidentifikasi kepentingan maka gunakanlah kepentingan tersebut untuk meyakinkan, berikut adalah contohnya:
Pak, apakah laporan sales budgetnya sudah ada? Saya butuh data – datanya, soalnya begini.. Pencapaian sales Bapak di tahun ini kan bagus dan meningkat dari tahun lalu. Jika Bapak bisa menyusun rencana budget sekarang maka nanti alokasi dana tahun depan untuk dept sales juga bisa meningkat sesuai dengan kebutuhan Bapak.
Sayang kan Pak.. kalau misalkan tahun depan tidak dapat alokasi dana yang tepat cuma hanya karena rencana budgetnya tidak ada atau belum tersusun dengan baik?
Bagaimana menurut Anda? Apakah permintaan di atas lebih efektif dibanding yang sebelumnya? Atau mungkin Anda punya usulan lain untuk membuatnya lebih efektif lagi?
Silahkan sharing di kolom komentar jika Anda punya pendapat atau usulan lain ya.. Mari kita bersama – sama belajar.
Saat ini mungkin Anda bertanya “Pak, apakah jika saya menerapkan teknik di atas, permintaan saya akan langsung disetujui oleh lawan bicara?”
Jawabannya adalah …. “Tentu saja tidak” 🙂
Komunikasi dan persuasi bukanlah sebuah ilmu eksak yang hasilnya akan selalu pasti. Justru kalau 100% permintaan langsung disetujui itu malahan berbahaya (bahkan nanti malah disebut ilmu gendam 🙂 )
Akan tetapi dengan menerapkan sudut pandang yang tepat dalam meyakinkan orang lain ini akan membuat persentase keberhasilan Anda dalam meyakinkan orang lain meningkat.
Selain itu Anda juga tidak akan membuat orang lain ilfil ketika mendengar permintaan Anda. Mereka justru bisa melihat manfaat nyata dari mengikuti permintaan Anda.
Selamat menerapkan ilmunya ya! Silahkan berpartisipasi juga di kolom komentar jika Anda memiliki tips – tips lain yang membuat meyakinkan orang lain menjadi lebih efektif.