Dalam presentasi audiens ingin merasa dilibatkan sekaligus merasa menjadi bagian dari cerita / materi yang Anda sampaikan. Pelajari cara mewujudkannya dengan menggunakan teknik you focused question berikut.
Ketika saya bertanya pada audiens “Apa hal-hal yang bisa menyebabkan sebuah presentasi bisa membosankan?”, satu jawabanya yang sering muncul adalah karena presentasi hanya berlangsung satu arah. Dalam artian audiens tidak merasa dilibatkan, sepanjang presentasi mereka hanya bisa pasif dan duduk diam mendengarkan.
Dari fenomena ini bisa kita cermati bahwa sebenarnya dalam audiens juga ingin dilibatkan dalam presentasi. Mereka berharap bahwa presentasi bisa berjalan dengan interaktif. Mereka ingin menjadi bagian dari materi dan cerita yang disampaikan. Nah.. akan tetapi sekarang masalahnya adalah:
Bagaimana caranya supaya presentasi bisa lebih interaktif?
Apakah kita harus sering-sering mengadakan sesi tanya jawab? Haruskah sering-sering meminta pendapat audiens? Ataukah sebentar-sebentar presentasi harus diselingi dengan game?
Hmm… bisa sih, akan tetapi jika terlalu sering bisa – bisa alur presentasi menjadi agak kacau, selain itu waktu presentasi juga menjadi panjang. Plus ada konteks (situasi) presentasi yang tidak memungkinkan untuk menggunakan teknik-teknik di atas.
Jadi apa solusinya supaya presentasi masih bisa interaktif?
Solusinya adalah… jreng jreng jreng… teknik you focused question. “Waduhh, apa lagi itu Pak? Dari namanya saja kelihatan rumit dan susah untuk dilakukan.”
Tenang, tenang! Teknik ini justru gampang banget untuk diaplikasikan dan digunakan. Dalam membagikan suatu teknik sudah menjadi ciri khas saya untuk membagikan yang simpel, mudah dipahami namun efektif. Saya sudah mencoba dan menggunakannya sehingga saya tahu sendiri jika teknik ini efektif.
Yang dimaksud dengan “you focused question” adalah pertanyaan simpel yang Anda ajukan ke audiens di tengah-tengah materi yang Anda berikan. Ciri khas jenis pertanyaan ini adalah:
Saya yakin sampai di sini Anda masih sama sekali nggak ada bayangan seperti apa bentuk you focused question-nya. Haha.. supaya lebih jelas silahkan simak satu cerita yang sering saya bawakan berikut. Ceritanya sendiri mengilustrasikan pentingnya mengenali audiens dalam presentasi. Nanti bagian yang merupakan you focused question akan saya beri cetak tebal.
Cerita ini terjadi ketika saya barusan saja lulus kuliah. “Hayoo.. tebak setelah lulus kuliah, kira-kira apa yang saya lakukan?”
(Audiens akan berkomentar dan menjawah “Cari kerja!!”, walaupun ada juga yang jawab “Cari istri”)
Betul sekali.. saya pun mengirim sekian banyak surat lamaran kepada perusahaan yang ada sambil berdoa supaya cepat dapat panggilan. Dan suatu hari… seakan-akan doa saya terjawab…. handphone saya berbunyi… ketika saya lihat.. nomor tak dikenal.
“Pernah nggak Anda merasa dag dig dug menanti sesuatu yang benar-benar Anda harapkan?” Dan akhirnya apa yang Anda harapkan itu tiba?
Itulah yang terjadi pada saya, karena ternyata telepon itu adalah panggilan interview pertama saya. Anda bisa bayangkan betapa gembiranya saya karena ternyata panggilan tersebut berasal dari sebuah pabrik makanan dengan posisi sebagai marketing. Dua hal yang saya idam-idamkan sebagai pekerjaan yang saya ingini.
Singkat cerita akhirnya saya pun mendatangi panggilan interview tersebut.
Angkat tangan jika Anda pernah menghadapi sebuah interview kerja! (Mayoritas audiens mengangkat tangannya) Nah.. kira-kira bisa kebayang kan perasaannya?
Ketika interview berlangsung, si interviewer bertanya pada saya: “David, jikalau kamu diminta untuk berjualan minuman keras, apa yang akan kamu lakukan?”
Sayapun berpikir sejenak “Hmm.. pasti ini pertanyaan untuk menguji nilai – nilai etika dan moral saya.” Dan sebagai pribadi yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral, etika dan hukum yang ada di negara ini…. dengan tegas sayapun menjawab “Pasti saya tolak Pak, karena hal itu bertentangan dengan hati nurani saya.”
Si interviewer pun mengangguk-angguk. Dalam hati saya pun berpikir “Pastilah dia puas mendengar jawaban tegas dari saya”
Ketika interview berakhir, dengan langkah tegak di bawah terik matahari saya berjalan menuju ke parkiran sepeda motor. Dan anda bisa bayangkan betapa terkejutnya saya ketika melintasi gudang mereka dan melihat peti-peti siap dikirim yang berisi…….. anggur kolesom cap Orang Tua.
“Waduh, ternyata pabrik ini juga memproduksi anggur kolesom, jadi maksud pertanyaan tadi sebenarnya…. Aaahhhh @!#$”
Dan saya pun tidak pernah lagi mendengar kabar kelanjutan hasil interview itu.
“Pernahkah Anda mengalami hal serupa? Di mana Anda terlalu yakin tanpa benar-benar mengecek terlebih dahulu? Dan akhirnya salah sangka?”
Jikalau saja waktu itu saya mau menghabiskan sedikit waktu untuk meriset tentang perusahaan tersebut, produk-produk apa saja yang mereka produksi, tentunya saya bisa menghindari kesalahan fatal yang saya buat waktu itu.
Demikian juga dengan presentasi, luangkanlah waktu untuk mempelajari tentang siapa yang akan menjadi audiens anda. Latar belakang profesi, kisaran umur, keinginan dan harapan mereka, semakin banyak semakin baik. Jangan sampai anda mengalami nasib yang sama dengan peristiwa interview perdana saya.
Tapi diam-diam saya bersyukur juga waktu itu saya membuat kesalahan tersebut.. Coba saja waktu itu saya tidak berbuat salah, mungkin saja artikel ini tidak pernah sampai ke tangan anda, melainkan anda akan menjumpai saya sedang mengetuk pintu rumah anda, tersenyum ramah dan menawarkan anggur kolesom Cap Orang Tua 🙂
Lihat bagian-bagian yang dicetak tebal pada cerita di atas, itulah yang dimaksud dengan you focused question. Itulah saat-saat di mana saya berhenti sejenak dari cerita untuk bertanya satu atau dua pertanyaan tentang diri audiens.
Silahkan Anda cermati pertanyaan-pertanyaan di atas, ciri-cirinya akan sama: jawabannya mudah, singkat dan tujuannya lebih ke interaktifitas. Audiens bisa memberikan jawaban singkat, mengangkat tangan tanda setuju atau sekedar berpikir tentang peristiwa yang juga mereka alami.
Teknik ini selain membuat presentasi menjadi lebih interaktif juga membuat sebuah cerita tidak melulu tentang diri si pembicara. Audiens akan merasa dilibatkan bahkan merasa menjadi bagian dari cerita / materi yang sedang disampaikan.
Selain membangun interaktifitas berikut adalah manfaat-manfaat lain dari menggunakan teknik you focused question:
1. Membuat audiens lebih aktif
Dengan memberikan pertanyaan audiens tidak hanya pasif mendengar melainkan mereka harus menjawab dan angkat tangan. Kondisi pasif hanya duduk diam mendengar inilah yang sering membuat audiens akhirnya mengantuk ketika harus mendengarkan presentasi
Gerak aktif harus berpikir, menjawab, mengangkat tangan akhirnya akan membuat audiens senantiasa terjaga.
2. Sering menimbulkan humor
Jawaban audiens dari contoh cerita di atas (cari istri) bisa membuat audiens lain tertawa. Orang yang menjawab dan berhasil membuat audiens lain tertawa akan merasa ikut menjadi bintang dalam presentasi Anda. Dan hal ini akan semakin memotivasi peserta lain untuk juga ikut aktif.
Cara lain untuk menimbulkan humor dengan you focused question adalah dengan bertanya sesuatu yang sudah jelas-jelas jawabannya (bahkan sebenarnya agak terkesan sedikit meng-underestimate audiens 🙂 ), berikut contohnya:
Haha.. selama saya menanyakan pertanyaan di atas tidak ada yang pernah merasa tersinggung kok, justru mereka tertawa karena sebetulnya hal-hal tersebut sudah jelas jawabannya.
3. Membuat audiens berefleksi
Dengan bertanya Anda akan membuat audiens berpikir dan menempatkan diri mereka dalam cerita atau materi yang sedang Anda sampaikan. Ini akan membuat mereka merasa terlibat dan menjadi bagian dari isi presentasi yang Anda bawakan. Dan ketika Anda bisa melakukan hal ini maka efektitifas penyampaian materi juga akan bertambah.
Jadi itu tadi adalah teknik you focused question untuk membuat audiens menjadi lebih interaktif dan terlibat dalam presentasi Anda. Teknik you focused question ini sebenarnya adalah sebuah teknik yang relatif advanced untuk membawakan sebuah presentasi, akan tetapi bisa Anda cermati sendiri bahwa untuk menerapkannya cukup mudah dan simpel.
Saya sendiri selalu menggunakan teknik ini dalam presentasi – presentasi yang saya bawakan dan dampaknya sungguh luar biasa. Banyak panitia dan penyelenggara yang berkomentar (dan terheran-heran) menyaksikan jika ternyata audiens bisa aktif dan keseluruhan sesi berlangsung interaktif.
Interaktifitas adalah satu kunci untuk membawakan sebuah presentasi sukses di jaman sekarang ini. Jadi silahkan mencoba sendiri dan saksikan presentasi Anda berikutnya berlangsung lebih meriah!