Adi W. Gunawan dikenal sebagai Indonesia Leading Expert in Mind Technology, penulis 22 buku best-seller dan seorang public speaker dengan reputasi internasional. Berikut tips pembelajaran public speaking yang saya dapatkan langsung dari beliau.
Saya beruntung bisa mendapatkan waktu untuk berbincang-bincang dengan Pak Adi selama 2 jam lebih tentang hal-hal seputar dunia penulisan dan public speaking (padahal biasanya untuk bertemu dengan Pak Adi bisa-bisa antri 2 bulan lebih, itu saja belum tentu bisa).
Selama dua jam ini, Pak Adi banyak sharing tentang pengalaman dan pengetahuannya sebagai seorang public speaker. Banyak hal baru yang bisa saya pelajari dari beliau. Dan pada kesempatan ini saya juga ingin mensharingkannya kepada Anda.
Di tengah-tengah pembicaraan kita, saya sempat menanyakan pertanyaan ini ke Pak Adi:
Menurut Pak Adi, apa 3 tips public speaking yang wajib diketahui oleh setiap pembicara?
Ingin tahu jawabannya? 🙂
Berikut adalah kerangka tiga pembelajaran public speaking yang saya dapatkan dari Pak Adi W. Gunawan (poin-poin saya sarikan dari hasil interview, sedangkan elaborasi dan contoh saya kembangkan supaya artikel ini bisa lebih jelas dan komprehensif).
Yang dimaksud dengan hal ini adalah konten presentasi yang anda sampaikan haruslah challenging dan mampu membuat audiens berpikir. Presentasi Anda haruslah mengandung informasi atau cara pandang baru yang bisa bermanfaat untuk audiens.
Jikalau presentasi Anda sifatnya klise dan dangkal, maka audiens juga tidak akan mendapatkan apa-apa dari Anda. Misalnya saja contoh presentasi tentang mobil berikut:
Selamat pagi bapak-bapak dan ibu-ibu, hari ini saya akan berpresentasi mengenai mobil. Mobil adalah salah satu jenis alat transportasi. Mobil ada bermacam-macam ukuran, ada yang besar, ada juga yang kecil. Mobil juga tersedia dalam berbagai macam warna, ada yang hitam, silver, putih dan merah. Mobil memiliki empat buah roda.
Sudah pasti dengan konten presentasi seperti itu bukannya membuat audiens berpikir, malahan akan membuat audiens menguap.
Beberapa tips untuk memastikan bahwa Anda bisa menyampaikan sesuatu yang mampu membuat audiens berpikir adalah:
Jadi ini adalah pertanyaan pertama yang harus Anda tanyakan kepada diri sendiri di setiap presentasi:
Mampukah saya membuat audiens berpikir?
Membuat audiens mampu berpikir saja tidaklah cukup, Anda juga harus mampu menyentuh emosi mereka (feel). Ketika Anda mampu melakukan hal ini, maka presentasi Anda akan berubah menjadi sebuah pengalaman (experience). Audiens bisa merasakan gembira, sedih, terharu mengikuti presentasi Anda.
Satu cara yang paling ampuh untuk bisa membuat audiens merasakan sesuatu (feel) adalah cerita. Cerita akan mampu menggugah emosi dari audiens, suatu hal yang susah dilakukan jika Anda hanya menggunakan data, fakta dan statistik.
Oleh karena itu jangan lupa gunakan cerita untuk menyampaikan pesan-pesan di dalam presentasi Anda.
Berikut adalah satu contoh cerita yang saya kutip dari FB fans page Pak Adi. Cerita ini bisa digunakan ketika Anda ingin menyampaikan pesan bagaimana Anda harus mendidik anak:
[special]Seorang anak bertanya kepada Ibunya:
“Ibu temanku membiarkan nyamuk menggigit tangannya sampai kenyang supaya tidak menggigit anaknya. Apakah Ibu juga lakukan hal yang sama?”
Sang Ibu tertawa dan menjawab, “Tidak. Ibu akan mengejar setiap nyamuk sepanjang malam, supaya tidak sempat menggigit siapapun.”
“Oh iya. Kubaca tentang seorang Ibu yang rela tidak makan supaya anak-anaknya bisa makan kenyang. Akankah Ibu lakukan hal yang sama?” si anak kembali bertanya.
Dengan tegas Ibunya menjawab, “Ibu akan bekerja keras agar kita semua bisa makan kenyang, dan kamu tidak harus sulit menelan karena melihat ibumu menahan lapar.”
Sang anak tersenyum…
“Aku bisa selalu bersandar padamu, Ibu”.
Sambil memeluknya si Ibu berkata, “Tidak Nak! Tapi Ibu akan mengajarmu berdiri kokoh di atas kakimu sendiri, agar kau tidak harus jatuh tersungkur ketika suatu saat nanti Ibu harus pergi meninggalkanmu.”
Pesan Moral:
“Seorang Ibu yang bijak bukan hanya menjadikan dirinya tempat bersandar, tetapi yang bisa membuat sandaran tersebut tidak lagi diperlukan.”
[/special]Selain itu, dalam bercerita yang paling dianjurkan adalah menggunakan cerita pengalaman pribadi Anda sendiri. Karena andalah yang memiliki kredibilitas tertinggi dari cerita pengalaman Anda.
Sehingga inilah pertanyaan kedua yang harus Anda tanyakan kepada diri sendiri di setiap presentasi:
Mampukah saya menggugah emosi audiens?
Tips yang terakhir adalah berikan sesuatu pada audiens yang bisa mereka terapkan dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Jika Anda melakukan hal ini maka audiens akan merasa bahwa apa yang Anda berikan adalah praktis, berguna dan bisa dipraktekkan, bukan hanya sekedar teori atau kata-kata indah saja.
Supaya hal ini bisa tercapai, maka di dalam presentasi Anda harus memberikan tips, aplikasi dan contoh nyata. Akan lebih baik lagi jika Anda mampu mendemonstrasikan proses berikut hasilnya di hadapan audiens sehingga mereka benar-benar bisa percaya.
Satu contoh yang biasa saya (David) lakukan dalam presentasi adalah:
[special]Salah satu materi yang sering saya bawakan dalam presentasi “Terus berubah (change) menjadi lebih baik”. Di sini saya menyampaikan bahwa kunci untuk bisa berubah adalah dengan “change small change often” – berubah sedikit demi sedikit tetapi sering.
Nah.. sampai di sini mungkin audiens sudah terinspirasi dan ingin untuk berubah, akan tetapi saya juga harus memberikan cara supaya mereka bisa mengaplikasikannya.
Cara yang sering saya sharingkan kepada mereka adalah dengan meminta mereka menentukan satu habit / kebiasaan baru yang akan dipraktekkan selama satu bulan. Misal saja selama bulan Januari saya akan berkomitmen untuk push up tiap hari 50x. Kemudian bulan depan akan ada habit baru lagi yang akan ditambah dan seterusnya.
Tools aplikatif ini akan melengkapi pesan yang sudah disampaikan sebelumnya yaitu untuk terus menerus berubah menjadi lebih baik.
[/special]Sehingga inilah pertanyaan ketiga yang harus Anda tanyakan kepada diri sendiri di setiap presentasi:
Mampukah saya memberikan value (sesuatu yang berguna) dan bisa diaplikasikan oleh audiens?
Jadi itu dia tadi 3 tips pembelajaran public speaking yang saya dapatkan dari Pak Adi W. Gunawan. Silahkan mempraktekkannya dalam presentasi Anda yang berikutnya.
Dan jikalau Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang siapa dan karya-karya dari Pak Adi, anda bisa mengunjungin websitenya di www.adiwgunawan.com atau di Facebook Fans Page nya.
Pertanyaan: “Apakah tips public speaking yang ingin Anda tambahkan kepada pembaca lain?” silakan sharingkan tips anda di kolom komentar di bawah.