Banyak orang berkata bahwa karisma itu adalah bawaan – sesuatu yang Anda bawa sejak lahir. Akan tetapi kenyataannya ternyata tidak seperti itu, karisma ternyata sebuah skill yang bisa Anda pelajari.
Di dalam bukunya The Charisma Myth – Olivia Fox Cabane mematahkan mitos ini (karisma adalah suatu bawaan lahir). Karisma adalah sesuatu yang juga harus Anda pelajari, dan Anda tidak perlu mengubah personality (misal dari introvert menjadi ekstrovert) untuk menjadi pribadi yang lebih berkarisma.
Kadang hanya dengan perubahan kecil saja Anda bisa tampak lebih berkarisma, misalnya saja:
Haha.. ternyata bisa sesimpel itu ya? Nah, sebelum saya bahas lebih lanjut tentang apa saja komponen yang membentuk sebuah pribadi berkarisma, ada baiknya kita bahas dahulu apa keuntungan memiliki karisma.
Karisma akan membuat orang menyukai, mempercayai dan mengijinkan diri mereka dipimpin oleh Anda. Hal ini akan menentukan apakah Anda akan tampak sebagai seorang leader atau follower. Jikalau Anda seorang pemimpin tentunya hal ini adalah sesuatu yang mutlak harus Anda miliki.
Dalam dunia bisnis memiliki karisma akan memudahkan Anda untuk meyakinkan orang lain atau menjual produk Anda. Karisma akan membedakan apakah Anda harus mengemis – ngemis minta order ataukah orang akan datang mencari Anda.
Dalam presentasi memiliki karisma akan menentukan apakah audiens akan sibuk sendiri main gadget dan ngobrol ataukah mereka akan duduk lekat di kursi mendengarkan apa yang Anda sampaikan. Pembicara yang berkarisma akan mampu senantiasa menarik dan mempertahankan perhatian dari audiens.
Nah, setelah mengetahui tentang keuntungan menjadi pribadi berkarisma, yuk mari sekarang kita bahas tentang tiga komponen dari karisma.
Ketika Anda ingin menjadi pribadi berkarisma, maka mau tidak mau Anda harus memiliki tiga komponen berikut ini. Kurang satu saja maka tidak akan membuat Anda tampak berkarisma. Ketiga komponen itu adalah presence, power dan warmth.
Yang dimaksud dengan presence adalah Anda senantiasa fokus dan be in the moment. Anda tidak senantiasa terkena distraction dari sana – sini dan berusaha merespon setiap stimulus yang ada.
Bayangkan jika misalkan Anda bertemu dengan seseorang yang terus menerus sibuk sendiri, sebentar – sebentar terima telepon, membalas chat atau bingung sendiri karena kelupaan sesuatu. Secara fisik dia memang berada di depan Anda, akan tetapi secara mental dia berada di tempat lain. Anda tidak akan merasa terkesan dengan dia.
Presence berarti benar-benar fokus dan menikmati apa yang ada di sekeliling Anda saat itu. Salah seorang yang terkenal akan hal ini adalah mantan presiden US, Bill Clinton.
Sekian banyak orang berkata (haha.. saya sendiri belum pernah ketemu dia soalnya) bahwa ketika Anda bercakap-cakap atau sekedar berjabat tangan dengan Bill Clinton, Anda akan merasa bahwa Anda-lah satu-satunya orang di ruangan tersebut bersama dia. Dengan kapasitasnya sebagai presiden, dia tetap bisa mencurahkan segenap perhatian kepada orang di depannya tidak peduli apapun posisi orang tersebut.
Nah, dalam kenyataannya sering kan kita tidak presence? Waktu ngobrol dengan orang lain kita tidak benar-benar mendengar melainkan sibuk mempersiapkan respon kita nantinya. Atau yang lebih parah lagi pikiran melayang-layang atau gelisah kepingin mencek handphone.
Oleh karena itu, ketika Anda dalam pembicaraan dengan orang lain, tetaplah fokus, perhatikan apa yang mereka sampaikan dan hindari distraction. Stay presence!
Memiliki power berarti Anda dipersepsikan memiliki kemampuan untuk membawa pengaruh pada situasi dan kondisi sekitar Anda. Pengaruh ini bisa didapat dari memiliki otoritas, keahlian, kecerdasan, kekuatan fisik atau status sosial.
Orang akan cenderung mendekati dan mengikuti mereka yang memiliki power. Haha.. mungkin di waktu kecil, Anda memiliki teman yang badannya besar supaya tidak diganggu teman lain. Bersama dengan orang yang memiliki power akan serasa memiliki perlindungan dan rasa aman.
Salah satu cara untuk memiliki hal ini (power) adalah menjadi seseorang yang visioner / memiliki visi. Visi secara sederhana saya definisikan sebagai gambaran atau harapan akan masa depan yang lebih baik.
Ketika Anda senantiasa tampil sebagai pribadi yang memiliki visi dan senantiasa berusaha mencapainya, maka orang juga akan mengikuti Anda. Anda akan dipersepsikan sebagai orang yang memiliki power, seseorang yang mampu membawa pengaruh pada situasi saat ini dan menjadikannya lebih baik.
Warmt atau kehangatan secara simpel didefinisikan sebagai niatan baik pada orang lain. Warmth akan mengindikasikan apakah orang tersebut akan menggunakan powernya untuk keuntungan diri sendiri ataukah kebaikan bersama.
Seseorang yang memiliki karakteristik ini akan terlihat sebagai pribadi yang ramah, peduli dan positif. Ketika Anda bertemu dengan dia, tampak jelas bahwa dia peduli dan bisa berempati dengan apa yang Anda alami.
Biasanya orang lain bisa menilai dan merasakan warmth terlebih dahulu dibandingkan power. Apakah seseorang memiliki warmth atau tidak akan langsung nampak dari bahasa tubuh dan tingkah laku mereka.
Oleh karena itu jika Anda ingin menjadi pribadi berkarisma, miliki sifat peduli pada orang lain. Berusahalah untuk mampu berempati dan memahami apa yang dialami oleh orang lain.
Nah, jadi itu tadi adalah tiga komponen yang membentuk sebuah pribadi berkarisma presence – power – warmth. Ingat bahwa Anda harus memiliki ketika komponen tersebut. Hilang satu saja akan tidak membuat Anda terlihat sebagai pribadi berkarisma.
Misalnya saja memiliki power tapi tidak memiliki warmth akan membuat seseorang bisa tampak seperti diktator, arogan dan dingin. Atau sebaliknya memiliki warmth tapi tidak memiliki power mungkin bisa membuat seseorang disukai akan tetapi tidak untuk diikuti bahkan bisa-bisa dipandang terlalu berusaha keras menyenangkan orang lain.
Miliki dan terapkan ketika komponen karisma ini dan buatlah Anda menjadi pribadi yang lebih berkarisma!