Ingin mengetahui rahasia-rahasia teknik presentasi dari expert-expert kelas dunia? Maka buku “Talk Like Ted” inilah yang harus anda baca.
Jikalau kita bicara tentang belajar ini adalah sebuah proses yang tanpa henti. Oleh karena itu sampai sekarang pun saya masih sering membaca buku-buku tentang presentasi atau public speaking yang bisa membantu dan meningkatkan kemampuan saya.
Buku terakhir yang baru saja selesai saya baca adalah “Talk Like TED” karangan dari Carmine Gallo. Dia adalah pengarang yang sama dengan buku “Presentation Secrets of Steve Jobs” yang juga saya rekomendasikan ke anda.
Satu hal yang membuat saya kagum tentang buku ini adalah risetnya yang luar biasa. Inilah hal yang saya kagumi dari pengarang-pengarang luar negeri. Seringkali untuk menulis sebuah buku mereka benar-benar mengadakan riset masif yang bisa memakan waktu sampai bertahun-tahun.
Demikian halnya dengan “Talk Like TED” ini. Ini adalah sebuah buku hasil riset tentang presentasi. Penulis menonton, menganalisa ribuan presentasi TED yang ada. Dia bahkan mewawancara sekian banyak pembicara TED talks tersebut untuk menemukan apa benang merah yang menghubungkan kesuksesan mereka berpresentasi.
Hasilnya adalah dia menemukan 9 kesamaan karakterisitik dari pembicara-pembicara tersebut. 9 Karakteristik ini sendiri bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu Emotional, Novel dan Memorable.
Apa sajakah penjelasannya? Mari kita simak bersama-sama.
Sebuah presentasi yang Wow tidak hanya membuat audiens berpikir akan tetapi juga melihatkan emosi mereka. Audiens akan bisa merasakan apa yang disampaikan oleh presenter sehingga nantinya mereka akan peduli dan bertindak.
Menurut penulis, faktor emotional ini sendiri bisa dibagi menjadi tiga komponen:
Ini adalah tentang berbicara dengan passion (rasa suka dan peduli akan topik yang akan anda sampaikan). Passion terhadap satu topik akan membuat anda akhirnya mencapai mastery (menjadi ahli) di dalam topik tersebut.
Tanpa adanya passion, maka pembicara akan menjadi garing dan kurang meyakinkan. Dan audiens juga bisa merasakan hal itu.
Satu hal yang disarankan oleh penulis untuk menemukan passion anda adalah dengan menanyakan pertanyaan ini sendiri ke diri anda “Apa yang membuat hati saya menyanyi?”
What makes your heart sing? – Carmine Gallo –
Kembali lagi tentang cerita, ini adalah sebuah alat yang sangat ampuh dalam presentasi. Cerita bisa menggugah emosi sekaligus membuat presentasi anda tidak membosankan. Kita semua suka mendengar cerita.
Stories are just data with a soul – Brene Brown –
Penulis mengatakan bahwa ada tiga tipe cerita yang bisa anda gunakan:
Ini adalah pentingnya tentang tampil natural seperti ngobrol-ngobrol dengan teman baik anda. Nah, untuk anda bisa mencapai tingkatan seperti itu yang anda butuhkan anda persiapan yang baik dan latihan.
Ternyata presenter-presenter TED talks tersebut tidak secara mendadak menjadi jago presentasi. Sebelumnya mereka mengadakan persiapan yang benar-benar intensif. Mereka berlatih (bahkan ada yang sampai ratusan kali) dan mendapatkan feedback dari teman, keluarga atau rekan kerja tentang presentasi mereka.
Novel berbicara bahwa sebuah presentasi haruslah informatif dan mengajarkan sesuatu. Hal ini akan menjawab akan kebutuhan manusia untuk terus menerus berkembang dan bertumbuh.
Berikut adalah tiga komponen dari kategori yang kedua (novel) ini:
Untuk membuat audiens tetap tertarik dan mendapatkan sesuatu dari presentasi anda, maka sebagai presenter anda bisa:
Otak manusia menyukai sesuatu yang baru. Suatu hal yang tidak biasa, tidak lazim atau tidak diduga akan membuat mereka penasaran, menarik perhatian dan membuat mereka mampu melihat dari sudut pandang yang baru.
Tampilkan sesuatu yang tidak diduga yang membuat audiens tidak menyangka sebelumnya. Contoh paling pas tentang hal ini adalah ketika Bill Gates melepaskan nyamuk (yang katanya mengandung malaria 🙂 ) ditengah-tengah presentasi. Jika anda ingin tahu lebih lanjut tentang hal ini simak saja artikel saya di link berikut.
Menurut penulis ada beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk menghadirkan jaw dropping moments ini:
Hal ini berbicara tentang menggunakan humor dalam presentasi anda. Siapa sih yang tidak suka tertawa? Dengan humor maka audiens tidak hanya memandang presentasi sebagai sarana informasi saja melainkan sebagai media hiburan.
Dan kontras dengan apa yang dipercaya orang pada umumnya, untuk menampilkan humor ternyata sangat tidak disarankan untuk menggunakan jokes-jokes yang anda temukan di majalah atau internet.
Melainkan, berikut adalah beberapa cara yang bisa anda gunakan untuk menggunakan humor:
Memorable artinya si presenter berpresentasi dengan cara yang tidak mudah dilupakan oleh audiens. Berikut adalah tiga komponen dari kategori yang ketiga ini:
Presentasi di TED hanya berdurasi selama 18 menit. Riset mengatakan bahwa ini adalah waktu yang ideal supaya poin-poin penting presentasi bisa tersampaikan dan perhatian dari audiens masih terjaga.
Saya sendiri menyadari bahwa lebih susah menyajikan presentasi dalam waktu yang singkat. Karena waktu anda terbatas maka anda harus benar-benar memilah hal-hal mana saja yang penting dan bagaimana cara menyajikannya sehingga audiens bisa mendapat manfaat.
Berikut adalah sebuah teknik yang disarankan penulis untuk menyampaikan presentasi dalam durasi tersebut:
Sampaikan presentasi yang bisa melibatkan lebih dari satu indera (penglihatan, pendengaran, perasa (kulit), penciuman atau perasa (lidah)). Semakin banyak indera yang dilibatkan maka semakin nyata lah presentasi anda.
Anda tentu saja bisa melibatkan indera pendengaran audiens dengan suara anda (oleh karena itu pastikan intonasi anda bervariasi). Anda juga bisa melibatkan indera penglihatan audiens dengan slide presentasi anda yang menarik.
Akan tetapi, apakah saya harus menebar bau-bauan, menyentuh tiap audiens dan memberi mereka makan enak?
Haha.. tentu saja bukan ya. Anda bisa melibatkan indera tersebut dalam diri audiens dengan menggambarkannya secara mental. Dengan kata lain anda cukup bisa membuat audiens membayangkannya.
Artinya adalah jadilah otentik, jadilah diri anda sendiri. Anda bisa saja belajar dari presenter-presenter terkenal, akan tetapi anda tidak perlu meniru persis gaya mereka 100%. Temukanlah gaya anda sendiri.
Dengan menjadi diri anda yang terbuka, otentik dan transparan maka audiens akan bisa melihat anda sebagai pembicara yang menarik dan mampu memenangkan hati mereka.
Jadi itulah tadi review buku “Talk Like TED” yang baru saja selesai saya baca. Tentunya saya hanya bisa menyajikan intisari-intisarinya saja, contoh-contoh dan detil hasil riset yang disampaikan banyak yang harus terlewatkan (haha.. kalau tidak bisa-bisa saya seperti menuliskan ulang bukunya).
Sayangnya buku ini sementara belum tersedia versi bahasa indonesianya. Semoga saja nanti ke depannya akan diterbitkan terjemahannya. Jikalau anda bisa mendapatkan versi asli bahasa inggrisnya, saya sarankan anda baca untuk lebih mengetahui detil-detil dan mendapatkan manfaatnya.